Urgensi AI dalam pencegahan pencucian uang dan pendanaan terorisme: Sebuah imperatif global

- 9 November 2024 - 07:32

Pada 6 November 2024, INSIGHT: International Seminar in Digital Technology and Transformation digelar di The Westin Jakarta, mempertemukan pemimpin industri, pembuat kebijakan, dan pakar teknologi. Acara ini menyoroti satu isu utama dalam era digital yang menuntut solusi canggih: meningkatnya kejahatan finansial seperti pencucian uang (anti-money laundering/AML) dan pendanaan terorisme (counter-terrorism financing/CTF). Kejahatan finansial ini tidak hanya mengancam organisasi, tetapi juga merusak perekonomian global, mendanai aktivitas ilegal, dan mendukung terorisme. Diperkirakan sekitar USD$1,6 triliun dicuci setiap tahun, dan hanya sebagian kecil yang terdeteksi, menegaskan pentingnya solusi yang lebih kuat dan efektif.


Diskusi di INSIGHT menyoroti Kecerdasan Buatan (AI) sebagai alat transformasional untuk menghadapi tantangan AML dan CTF. Kemampuan AI dalam mendeteksi, beradaptasi, dan mencegah kejahatan finansial jauh melampaui sistem tradisional. Namun, agar potensi AI ini dapat diwujudkan sepenuhnya, diperlukan komitmen global terhadap reformasi kebijakan, investasi besar, dan penguatan infrastruktur keamanan siber. Artikel ini membahas mengapa integrasi AI dalam AML/CTF menjadi prioritas global dan langkah-langkah yang perlu diambil.

Pencucian uang dan pendanaan terorisme adalah kejahatan global yang terhubung dengan jaringan kriminal lainnya. Kejahatan ini menimbulkan ancaman serius dengan dampak yang luas.

Kejahatan finansial kerap mendanai kelompok kriminal terorganisir, perdagangan manusia, dan kartel narkoba, yang pada akhirnya menciptakan ketidakstabilan sosial dan ekonomi. Para pelaku menggunakan teknik canggih seperti memanfaatkan perusahaan cangkang dan mata uang kripto, menyulitkan deteksi oleh lembaga keuangan dan penegak hukum. Kejahatan ini bersifat internasional, memanfaatkan celah regulasi antar negara untuk memindahkan dana secara tersembunyi.

Pencucian uang dan pendanaan terorisme bukan sekadar kerugian finansial—dampaknya mencakup ketidakstabilan sosial dan ancaman terhadap keamanan global. Pendekatan yang lebih canggih dan dinamis diperlukan untuk menangkalnya.

Keterbatasan pendekatan tradisional

Sistem AML/CTF tradisional memiliki beberapa keterbatasan signifikan. Sistem tradisional mengandalkan aturan tetap yang sering gagal mendeteksi taktik pencucian uang yang kompleks, menghasilkan tingkat positif palsu yang tinggi.

    Kebanyakan sistem AML/CTF hanya mendeteksi transaksi mencurigakan setelah terjadi, memberi waktu bagi kriminal untuk menghapus jejak mereka. Banyak institusi hanya memenuhi persyaratan minimum tanpa berinovasi untuk menangani kejahatan finansial secara proaktif.

    Keterbatasan ini menunjukkan perlunya pendekatan yang lebih adaptif dan inovatif untuk menghadapi ancaman kejahatan finansial yang berkembang.

    Peran AI dalam mengubah lanskap AML/CTF

    AI menawarkan solusi inovatif yang mengatasi banyak kekurangan pendekatan tradisional. AI mampu menganalisis data besar untuk mendeteksi pola kompleks yang terlewatkan oleh sistem berbasis aturan.

      AI memungkinkan pemantauan transaksi secara real-time, mempercepat deteksi dan respons terhadap aktivitas mencurigakan. Alat seperti SHAP (SHapley Additive exPlanations) memberikan transparansi dalam proses pengambilan keputusan AI, penting untuk memenuhi standar kepatuhan di industri keuangan.

      Implementasi AI dalam AML telah terbukti meningkatkan efisiensi deteksi kejahatan finansial dan mengurangi tingkat positif palsu secara signifikan.

      Pentingnya investasi dalam kebijakan dan infrastruktur

      Kesuksesan AI dalam AML/CTF memerlukan lebih dari sekadar teknologi. Dukungan kebijakan, berbagi data yang andal, dan infrastruktur keamanan siber yang kuat sangat diperlukan.

        Pemerintah perlu menetapkan kebijakan yang mendukung penerapan AI di lembaga keuangan serta kerangka kerja internasional untuk menstandarkan regulasi AML/CTF. Untuk melindungi data sensitif yang digunakan oleh sistem AI, investasi dalam keamanan siber sangat krusial.

        Kerja sama internasional dalam berbagi data akan memperkuat deteksi jaringan kriminal lintas batas. Investasi dalam kebijakan dan infrastruktur akan memperkuat efektivitas AI dalam AML/CTF dan memastikan implementasi yang sukses di tingkat global.

        Langkah praktis dan rekomendasi kebijakan

        Untuk memperkuat kerangka AML/CTF berbasis AI, beberapa langkah praktis diperlukan. Mendirikan pusat analitik berbasis AI yang memungkinkan lembaga keuangan dan regulator untuk berbagi data secara global.

          Menetapkan standar internasional yang mencakup kualitas data, transparansi model, dan audit berkala. Kolaborasi perku didorong antara pemerintah, lembaga keuangan, dan perusahaan teknologi untuk mengembangkan solusi AI bersama. Rekomendasi ini memerlukan komitmen dan investasi untuk menciptakan kerangka kerja yang solid bagi ekosistem AML/CTF berbasis AI.

          Panggilan untuk bertindak

          “Kejahatan finansial bukan hanya isu finansial, tetapi juga masalah sosial dan keamanan global yang mempengaruhi kita semua. AI menawarkan potensi transformatif untuk mendeteksi dan mencegah kejahatan ini secara real-time. Namun, hanya dengan pendekatan kolaboratif antara pemerintah, industri, dan organisasi global, potensi AI ini dapat terwujud. Investasi dalam kebijakan AI, keamanan siber, dan kerja sama internasional harus menjadi prioritas,” ujar salah satu pakar di INSIGHT.

            Kejahatan finansial seperti pencucian uang dan pendanaan terorisme menuntut respons yang terkoordinasi dan inovatif. AI, dengan kemampuan uniknya dalam mengenali pola kompleks dan menganalisis data besar, menawarkan solusi efektif. Namun, potensi AI hanya dapat diwujudkan melalui komitmen bersama dalam kebijakan, infrastruktur keamanan siber, dan kolaborasi lintas negara. Kini saatnya semua pemangku kepentingan—pemerintah, lembaga keuangan, dan inovator teknologi—untuk berkomitmen memperkuat pertahanan dunia terhadap kejahatan finansial. ■

            *) Raditio Ghifiardi, adalah profesional IT dan keamanan siber yang diakui serta pemimpin transformatif masa depan dalam strategi AI/ML. Ia ahli dalam keamanan IT, pembicara di banyak konferensi global dan internasional, serta pendorong inovasi dan kepatuhan dalam sektor telekomunikasi dan perbankan. Dikenal karena memajukan standar industri dan menerapkan solusi serta kerangka kerja keamanan mutakhir. Dalam ajang GITEX GLOBAL Dubai 2024 ia adalah satu-satunya pembicara asal Indonesia.

            Comments are closed.