Investasi emas di Pegadaian: Aman, mudah, dan terjangkau

- 28 September 2024 - 11:37

BAGI PARDOMUAN, sebut saja begitu namanya, lelaki yang tahun ini usianya memasuki usia pensiun, membeli rumah di kawasan Cibubur, Jakarta Timur, pada tahun 2002 lalu, bisa jadi adalah salah satu ‘penyesalan’ terbesarnya sepanjang hidup. Penyesalan itu makin membuncah bila ayah satu anak ini membandingkannya dengan sahabat dekatnya yang juga teman kantornya, sebut saja namanya Pramono, yang pada awal tahun 2000-an bersama-sama mencari hunian di daerah pinggiran Jakarta. Maklum, mereka berdua sama-sama pengantin baru yang memimpikan segera memiliki rumah.

Setelah menikah pada tahun 2000, Pardomuan seringkali ditanya keluarga besarnya, “Kapan kau mau punya rumah?” Saking bosannya ditanya keluarga besarnya dan keluarga istrinya, Pardomuan akhirnya pada 2002, dua tahun setelah menikah, memutuskan membeli rumah seharga Rp400 juta di kawasan Cibubur, Jakarta Timur. Luas tanahnya lumayan, hampir 200 m2 dengan luas bangunan 90 m2. Pardomuan mengambil KPR dari satu bank BUMN dengan tenor 15 tahun yang kala itu bunganya terasa sangat mencekik, di atas 14% per tahun. Tapi seperti tidak ada pilihan, saat itu Pardomuan merasa harus segera punya rumah.

“Pramono malah tidak jadi beli rumah. Padahal cash on hand-nya banyak karena baru dapat warisan hasil penjualan tanah orangtuanya. Setelah dia menghitung tingginya bunga KPR dan diskon yang tak seberapa kalau dia membelinya secara cash, kawan saya ini malah batal beli rumah dan justru memilih membeli emas. Saya baru beberapa bulan belakangan ini menabung emas di Pegadaian,” ujar Pardomuan kepada digitalbank.id saat ditemui di kantor Pegadaian, Kalibata City, Jakarta Selatan, belum lama ini.

Pardomuan lantas bercerita soal ‘penyesalannya’, mengapa tidak dari dulu berinvestasi emas. Tahun 2002 saat dia mulai mencicil KPR dengan cicilan Rp3,5 jutaan per bulan, harga emas masih berada di kisaran Rp80.000 per gram. Pramono kawannya, memilih menginvestasikan Rp400 juta tersebut dalam bentuk emas pada tahun 2002, dengan harga emas per gram Rp80.000-an. Selama beberapa bulan toral emas yang sudah dia beli mencapai 5.000 gram emas atau 5 kg emas. Saat ini [September 2024], setelah hampir 22 tahun, harga emas telah melonjak menjadi sekitar Rp1,4 juta per gram. Nilai emas yang dulu dibeli Pramono sekitar Rp400 jutaan atau sama dengan harga rumah yang dibeli Pardomuan, saat ini nilainya menjadi Rp7 miliaran lebih.

“Bandingkan dengan rumah yang saya beli dengan cara mencicil KPR 15 tahun. Sekarang pasarannya paling tinggi Rp1,5 miliar sampai Rp1,8 miliaran. Itu juga kalau mau jual, susahnya minta ampun,” tutur Pardomuan

Dari cerita Pardomuan di atas, investasi emas menghasilkan keuntungan yang jauh lebih gurih ketimbang investasi properti. Investasi properti Pardomuan memberikan kenaikan nilai dari Rp400 juta menjadi Rp1,5 miliar dalam jangka waktu 22 tahun, sementara investasi emas yang dilakoni Pramono, mengalami kenaikan yang signifikan dari Rp400 juta menjadi Rp7 miliar dalam periode yang sama.

Dalam hal pertumbuhan nilai, investasi emas jelas lebih menguntungkan. Nilai emas yang dibeli di tahun 2002 dapat meningkat lebih dari 17 kali lipat dibandingkan saat ini. Sebaliknya, investasi properti dalam bentuk rumah tinggal hanya mengalami kenaikan sekitar 3,75 kali lipat dalam periode yang sama, dengan mempertimbangkan beban bunga KPR dan biaya-biaya lainnya.

“Gimana saya nggak nyesal. Rumah saya yang saya urus selama 22 tahun nilai pasarannya saat ini paling tinggi cuma Rp1,8 miliar. Bayangkan berapa uang yang saya keluarkan untuk renovasi, bayar listrik, IPL, tukang kebun, dan ART. Sementara kawan saya memilih menyewa paviliun di Tebet seharga Rp40 juta per tahun dan kini nilai emasnya sudah lebih Rp7 miliar. Makanya, membeli rumah itu salah satu ‘penyesalan’ saya, kenapa saya tidak investasi emas. Saya nggak pernah membayangkan emas yang dulu harganya cuma Rp80.000 per gram, sekarang menjadi Rp1,4 juta per gram,” kata Pardomuan.

Dibandingkan investasi properti, investasi emas dalam beberapa hal memang lebih unggul. Dari sisi likuiditas, emas adalah salah satu aset yang paling likuid. Anda dapat menjualnya dengan relatif mudah dan cepat kapan pun diperlukan. Ini berbeda dengan properti, yang memerlukan proses jual beli yang lebih panjang dan lumayan rumit.

Soal harga, emas cenderung mengalami kenaikan harga yang lebih konsisten, terutama dalam situasi ekonomi yang tidak stabil. Sifat emas sebagai “safe haven” membuatnya diminati investor ketika inflasi atau ketidakpastian ekonomi meningkat.

Berbeda dengan properti, investasi properti tidak hanya melibatkan biaya pembelian awal, tetapi juga biaya pemeliharaan, perawatan, pajak, serta bunga KPR yang harus dibayar selama bertahun-tahun. Semua ini mengurangi potensi keuntungan yang diperoleh dari kenaikan harga rumah. Bunga KPR yang tinggi secara signifikan meningkatkan biaya total yang harus dikeluarkan untuk memiliki rumah. Total pembayaran cicilan yang dilakukan selama masa tenor bisa melebihi harga rumah tersebut, mengurangi potensi laba bersih dari kenaikan harga rumah.

Namun bukan berarti investasi properti tak punya kelebihan. Meskipun emas mengungguli properti dalam skenario ini, ada beberapa aspek yang membuat properti tetap menjadi pilihan menarik bagi banyak investor, terutama di lokasi-lokasi yang strategis dan premium.

Keuntungan investasi emas di Pegadaian

Emas, perhiasan maupun batangan, telah lama menjadi pilihan masyarakat Indonesia yang menginginkan keamanan dan kestabilan dalam berinvestasi. Salah satu institusi yang terpercaya dalam menyediakan fasilitas investasi emas adalah PT Pegadaian (Persero), sebuah BUMN yang telah beroperasi sejak 1901 yang pada 1 April 2024 lalu usianya genap 123 tahun.

Alasan didirikannya Pegadaian adalah untuk mencegah ijon, rentenir, dan pinjaman tidak wajar lainnya. Makanya, motto Pegadaian adalah ‘Mengatasi masalah tanpa masalah’. Selain itu, pegadaian juga dibentuk untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat kecil serta untuk mendukung program pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional.

Era awal 2000-an ke belakang, Pegadaian terkenal sebagai tempat menggadaikan emas. Layanan gadai ini sekarang diperluas pada barang non emas, yaitu elektronik, luxury goods, saham, tanah, dan lainnya. Pada 2015, melihat prospek investasi emas yang sangat menjanjikan, Pegadaian meluncurkan Tabungan Emas.

Direktur Utama Pegadaian Damar Latri Setiawan mengamini bahwa emas banyak dipilih masyarakat untuk berinvestasi, mengingat nilainya yang cenderung stabil dan aman terhadap inflasi.

Produk investasi emas tersebut, kata dia, proses investasinya dapat dilakukan melalui aplikasi Pegadaian Digital maupun Pegadaian Syariah Digital. “Tabungan Emas Pegadaian ini investasi yang mudah dan murah. Biaya pemeliharaannya juga sangat terjangkau, hanya Rp30.000 per tahun,” kata Damar.

Dirut PT Pegadaian (Persero) Damar Latri Setiawan

Pegadaian mencatat pencapaian gemilang dalam kurun waktu satu tahun terakhir dengan volume transaksi gadai digital yang mencapai Rp14,54 triliun dengan jumlah user mencapai 6,5 juta pada tahun 2023. Jumlah tersebut menandai pertumbuhan yang signifikan dalam adopsi layanan gadai digital di tengah transformasi digital yang terus berlangsung.

Pegadaian, melalui platform digitalnya memang telah membawa kemudahan tak terbatas bagi para nasabah. Dengan tabungan digital, kini semua kebutuhan finansial dapat dipenuhi dengan mudah. Nasabah juga memiliki fleksibilitas untuk mencetak emas, melakukan tabungan berencana, atau memilih program tabungan lainnya seperti Tabungan Emas Plus.

Pegadaian secara umum mencatatkan kinerja positif dalam kurun waktu satu tahun terakhir dengan mencetak laba bersih sebesar Rp4,38 triliun sepanjang tahun 2023. Pencapaian ini tumbuh 32,7 persen dibandingkan tahun 2022 sebesar Rp3,30 triliun.

Pegadaian juga juga menyebutkan jumlah nasabahnya sampai 31 Desember 2023 tercatat sebanyak 24 juta. Sementara dari sisi aset, hingga akhir tahun lalu tercatat sebeasar Rp82,6 triliun. Akan halnya omzet, pada 2023 omzet Pegadaian kembali naik menjadi Rp205,2 triliun atau tumbuh 14,2% dibandingkan tahun sebelumnya.

Selama semester I 2024, PT Pegadaian telah menjual sebanyak 8,3 ton emas dengan jumlah penabung 3,1 juta orang. Penjualan ini meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang berkisar antara 7,4 ton hingga 7,5 ton.

Dalam hal investasi emas, Pegadaian memang memiliki beberapa keunggulan. Pertama, karena emas punya likuiditas tinggi. Emas mudah diperjualbelikan, baik dalam bentuk fisik maupun digital. Pegadaian memungkinkan nasabah untuk mencairkan tabungan emas kapan saja.

Kedua, nilai yang stabil. Emas dikenal sebagai aset yang tahan terhadap inflasi dan fluktuasi ekonomi. Dalam jangka panjang, harga emas cenderung naik seiring dengan meningkatnya permintaan dan keterbatasan pasokan global.

Ketiga, dapat dibeli dengan modal kecil. Melalui Tabungan Emas Pegadaian, masyarakat dapat mulai berinvestasi dengan modal minimal, misalnya mulai dari 0,01 gram emas (setara dengan Rp10.000 hingga Rp15.000, tergantung harga emas per hari).

Keempat, keamanan. Emas di Pegadaian disimpan dengan aman, dan nasabah tidak perlu khawatir mengenai kehilangan atau pencurian.

Pegadaian akan kelola bank emas

Akhir Mei 2024 lalu Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengungkap rencana pembentukan bank emas di Indonesia. Nantinya, bank emas atau bullion bank ini akan dikelola PT Pegadaian.

Dia mengatakan, saat ini pihaknya masih menunggu proses perizinan pendirian bank emas dari pemerintah. Itu merujuk pada restu dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hadirnya bank emas ini bisa memberikan pilihan investasi bagi masyarakat. Sebagaimana fungsinya, bullion bank memungkinkan masyarakat untuk menabung emas yang tak melulu fisik, tapi secara digital dan ini sebenarnya sudah dilakoni Pegadaian secara bertahap.

Bullion bank di Indonesia memiliki potensi besar untuk dikembangkan, terutama dengan semakin banyaknya masyarakat yang berinvestasi dalam bentuk emas. Jika Pegadaian nantinya dipercaya pemerintah mengelola bank emas, maka pada pengembangannya ke depan akan banyak peluang bisnis yang bisa dikembangkan Pegadaian, beberapa di antaranta antara lain:

Pertama, tabungan dan kredit berbasis emas. Nasabah bisa menabung dan meminjam dengan jaminan emas mereka, yang memungkinkan akses kredit lebih luas terutama untuk masyarakat menengah ke bawah.

Kedua, diversifikasi produk investasi. Dengan menjadi bank emas, Pegadaian bisa memperluas layanannya ke dalam bentuk investasi berbasis emas lainnya a.l. obligasi emas, atau bahkan instrumen derivatif emas.

Ketiga, digitalisasi dan kolaborasi dengan fintech. Pegadaian bisa bermitra dengan fintech untuk menawarkan produk investasi emas secara lebih mudah dan terjangkau, sekaligus memanfaatkan teknologi blockchain untuk keamanan transaksinya.

Keempat, meningkatkan edukasi masyarakat. Sebagai pengelola bank emas, Pegadaian bisa lebih gencar memberikan edukasi mengenai pentingnya investasi emas, terutama bagi generasi muda yang mungkin lebih tertarik pada instrumen seperti saham atau reksadana.

Pegadaian dan adopsi teknologi

Dalam hal adopsi teknologi, tampaknya Pegadaian tak perlu diragukan lagi. Aplikasi Pegadaian Digital Service (PDS) adalah bukti bahwa meaki usianya sudah lebih satu abad, Pegadaian selalu update dalam hal teknologi.

Dengan adanya Pegadaian digital ini nasabah bisa menebus, minta tambah, mau nyicil, mau ganti tabungan emas lewat PDS. Kemudian mau beli pulsa, membayar listrik, air, atau membayar iuran BPJS. Semua layanan ini untuk mempermudah para nasabah dan calon nasabah tanpa harus datang ke outlet Pegadaian.

Ke depan, dalam menghadapi perubahan teknologi yang sangat cepat dan permintaan konsumen yang dinamis, Pegadaian memang punya peluang besar untuk memperkuat bisnis emasnya dengan lebih agresif lagi dalam mengadopsi teknologi terbaru seperti Artificial Intelligence (AI). Penggunaan teknologi ini tidak hanya dapat meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga menghadirkan pengalaman investasi yang lebih modern dan menarik bagi generasi muda.

“Berbicara Pegadaian digital, Pegadaian usianya sudah 123 tahun tapi kami punya standar teknologi tercanggih, mengikuti perkembangan teknologi digital,” ujar Damar.

Ke depan, dalam menghadapi perubahan teknologi yang sangat cepat dan permintaan konsumen yang dinamis, Pegadaian memang punya peluang besar untuk memperkuat bisnis emasnya dengan lebih agresif lagi dalam mengadopsi teknologi terbaru seperti Artificial Intelligence (AI).

Penggunaan teknologi ini tidak hanya dapat meningkatkan efisiensi operasional, tetapi juga menghadirkan pengalaman investasi yang lebih modern dan menarik bagi nasabahnya, terutama generasi muda.

AI telah menjadi kekuatan utama dalam transformasi digital di berbagai industri, termasuk sektor keuangan dan investasi. Pegadaian dapat menggunakan AI untuk memperkuat bisnis emasnya dengan menghadirkan analisa harga emas yang lebih akurat.

Dengan AI, Pegadaian dapat menganalisis berbagai faktor global yang memengaruhi harga emas, seperti inflasi, nilai tukar, dan harga minyak, untuk memprediksi pergerakan harga emas secara lebih akurat. Ini akan membantu investor dalam mengambil keputusan yang lebih tepat waktu dan berdasarkan data yang komprehensif.

Teknologi AI juga dapat digunakan untuk mempersonalisasi rekomendasi investasi emas berdasarkan profil risiko, tujuan keuangan, dan preferensi setiap nasabah. Teknologi ini dapat memproses data nasabah dan memberikan saran yang sesuai, meningkatkan pengalaman pengguna dan tingkat loyalitas nasabah.

Pegadaian sejak 2017 juga telah mengimplementasikan chatbot berbasis AI yang mampu memberikan layanan pelanggan 24/7, menjawab pertanyaan nasabah terkait produk investasi emas, serta membantu mereka dalam proses pembelian atau penjualan emas secara otomatis.

Nama chatbot milik Pegadaian adalah Pevita. Kelebihan Pevita adalah telah lancar menjawab pertanyaan - pertanyaan seputar produk Pegadaian. Kemudian pada tahun 2020 Pegadaian mencoba membuat Pevita bukan hanya mempunyai kemampuan menjawab pertanyaan layanan pelanggan, melainkan juga melayani pembukaan rekening baru tabungan emas dan isi ulang.

AI juga bisa digunakan untuk mendeteksi aktivitas mencurigakan atau potensi penipuan dalam transaksi emas digital, memberikan perlindungan yang lebih baik bagi nasabah.

Selain AI, Pegadaian dapat mengadopsi teknologi blockchain untuk memperkuat transparansi dan keamanan transaksi emas. Blockchain dapat digunakan untuk mencatat semua transaksi emas secara permanen dan tidak dapat diubah, memastikan bahwa setiap transaksi tercatat secara transparan dan dapat diverifikasi oleh semua pihak.

Blockchain dapat digunakan untuk melacak asal-usul emas secara digital, memastikan bahwa emas yang diperdagangkan di Pegadaian berasal dari sumber yang legal dan etis. Hal ini akan memberikan kepercayaan lebih kepada nasabah.

Pegadaian juga dapat mengeluarkan sertifikat emas digital (digital gold certificate) berbasis blockchain yang mewakili kepemilikan emas fisik. Sertifikat ini akan memastikan bahwa nasabah memiliki hak atas emas yang mereka beli tanpa perlu menyimpannya secara fisik.

Juni 2024 lalu Pegadaian bekerja sama dengan PT Indonesia Blockchain Persada (Blokctogo) merilis token GIDR yang memiliki nilai setara dengan emas. Tokenisasi emas ini memungkinkan retail investor dengan kepemilikan dana terbatas untuk bisa berinvestasi dalam pecahan yang kecil (fractioned) dengan harga terjangkau. Ini satu gebrakan Pegadaian yang layak diapresiasi.

Adopsi teknologi seperti AI dan blockchain jelas akan memberikan peluang besar bagi Pegadaian untuk memperkuat bisnis emasnya dan meningkatkan daya saing di era digital. Teknologi ini tidak hanya akan memperbaiki operasional dan pengalaman nasabah, tetapi juga membuka peluang inovasi baru dalam produk dan layanan berbasis emas.

Investasi emas melalui Pegadaian memiliki keunggulan dari sisi keamanan, likuiditas, dan stabilitas nilai yang tidak mudah dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi global. Dibandingkan dengan properti, saham, atau reksadana, emas menawarkan kestabilan dan proteksi nilai yang lebih baik terutama dalam jangka panjang.

Dengan strategi digital yang tepat, Pegadaian dapat bertransformasi menjadi pemimpin dalam investasi emas digital di Indonesia, sekaligus membuka jalan untuk merealisasikan konsep bank emas yang modern, inklusif, dan berbasis teknologi.

Pegadaian 123 Go!!!

Investasi emas melalui Pegadaian memiliki keunggulan dari sisi keamanan, likuiditas, dan stabilitas nilai yang tidak mudah dipengaruhi oleh fluktuasi ekonomi global. Dibandingkan dengan properti, saham, atau reksadana, emas menawarkan kestabilan dan proteksi nilai yang lebih baik terutama dalam jangka panjang.

Bagi investor konservatif, emas bisa menjadi pilihan utama untuk menjaga kekayaan (wealth). Apalagi, banyak analis mengatakan, harga emas masih berpotensi akan terus naik di sela-sela ketidakpastian kondisi geopolitik global saat ini. Itu artinya prospek investasi emas sangatlah cerah.

April 2024 lalu Citi mengungkapkan bahwa harga emas akan mencapai US$3.000 per troy ons dalam 6-18 bulan ke depan karena arus masuk modal ke emas meningkat sebagai antisipasi penurunan suku bunga oleh The Federal Reserve (The Fed). Citi menaikkan perkiraan harga rata-rata emas tahun ini menjadi US$2.350 per troy ons dan menaikkan harga rata-rata tahun depan sebesar 40% menjadi US$2.875 per troy ons.

Sementara Goldman Sachs menyatakan logam mulia berada dalam pasar bullish yang tidak tergoyahkan, dan karenanya menaikkan target akhir tahun menjadi US$2.700 per troy ons. UBS (Swiss) juga menargetkan harga emas menyentuh US$2.500 per troy ons pada akhir tahun ini.

Bank sentral memang jadi penopang lonjakan harga emas. Dalam catatn World Gold Council (WGC), bank sentral di dunia membeli emas sebanyak 1.037 ton. Bank sentral China (PBoC) memborong emas sebesar 224,88 ton pada 2023. Jumlah ini jauh lebih besar dibandingkan pada 2022 yang tercatat 62,2 ton. Perlambatan ekonomi serta krisis properti membuat ekonomi China menjadi salah satu alasan pembelian emas secara masif oleh bank sentral China. Emas adalah aset aman yang bisa menjadi lindung nilai saat terjadi ketidakpastian ekonomi dan politik.

Selain Citi yang optimis harga emas mencapai US$3.000 per troy ons, Bank Of America (BoA) juga meramalkan hal yang sama. Menurut BoA, harga emas diproyeksikan melonjak menjadi US$3.000 per troy ons pada 2025. Hal ini didukung oleh permintaan yang kuat dari bank sentral dan antisipasi investor kembali ke pasar setelah The Federal Reserve (The Fed) mulai memangkas suku bunga.

Bank sentral memang jadi penopang lonjakan harga emas. Dalam catatan World Gold Council (WGC), bank sentral di dunia membeli emas sebanyak 1.037 ton. Bank sentral China (PBoC) memborong emas sebesar 224,88 ton pada 2023. Jumlah ini jauh lebih besar dibandingkan pada 2022 yang tercatat cuma 62,2 ton. Perlambatan ekonomi serta krisis properti membuat ekonomi China menjadi salah satu alasan pembelian emas secara masif oleh bank sentral China.

Emas adalah aset aman yang bisa menjadi lindung nilai saat terjadi ketidakpastian ekonomi dan politik. Berbekal potensi besar yang dimilikinya, di usianya yang ke-123 tahun ini, Pegadaian diharapkan dapat terus memperkuat posisinya sebagai pemimpin pasar dalam investasi emas di Indonesia, sekaligus menghadirkan inovasi-inovasi baru yang akan mendukung inklusi keuangan dan memperluas akses investasi, utamanya investasi emas, bagi masyarakat luas. Inilah kontribusi nyata Pegadaian untuk Indonesia yang eksistensinya telah teruji lebih dari seabad. Investasi emas di Pegadaian adalah investasi yang aman, mudah, dan terjangkau. Pegadaian 123, Go!!! ■

*) Deddy H. Pakpahan, wartawan digitalbank.id.

Comments are closed.