Membangun kerangka keamanan siber masa depan di Indonesia

- 22 Agustus 2024 - 09:39

BAYANGKAN jika sebuah serangan siber besar menghantam infrastruktur penting Indonesia, menyebabkan kerugian besar dan mengganggu kehidupan jutaan orang. Ancaman ini bukan sekadar kemungkinan, tetapi kenyataan yang semakin mendekat.

Pada tahun-tahun terakhir, serangan siber di Indonesia semakin meningkat, dari peretasan data pribadi hingga serangan terhadap perusahaan dan instansi pemerintah. Di tengah kemajuan teknologi global, Indonesia menghadapi tantangan besar: bagaimana membangun kerangka keamanan siber yang kuat, yang mampu melindungi bangsa kita dan sejalan dengan perkembangan pesat artificial intelligence dan machine learning (AI/ML) di dunia.

Dengan memanfaatkan kekuatan AI/ML, organisasi dapat mengidentifikasi, menganalisis, dan merespons ancaman siber dengan cara yang jauh lebih efektif dibandingkan metode tradisional. AI/ML dapat diterapkan untuk mengatasi ancaman spesifik. Dengan menggunakan satu model, sebut saja deep reinforcement learning, sistem AI dapat dilatih untuk merespons ancaman siber secara otomatis. Misalnya, jika sistem mendeteksi aktivitas yang mencurigakan, seperti upaya serangan brute-force pada akun pengguna, AI dapat secara otomatis memblokir akses tersebut dan mengunci akun hingga dapat diverifikasi lebih lanjut.

Kita hidup di era di mana ancaman siber berkembang lebih cepat daripada kemampuan manusia untuk menghadapinya. Di sinilah AI/ML menjadi sangat penting. Teknologi ini memungkinkan kita mendeteksi dan merespons ancaman dengan kecepatan dan akurasi yang jauh melampaui kemampuan manusia. Namun, tanpa langkah-langkah yang tepat, kita berisiko tertinggal dalam perlombaan global ini. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk bergerak cepat dalam membangun fondasi yang kuat bagi keamanan siber di Indonesia.

Ada beberapa tahapan dalam membangun kerangka keamanan siber masa depan di Indonesia. Pertama adalah dengan menetapkan tujuan jangka pendek (0-1 tahun), yakni dengan membangun fondasi, caranya adalah:

  1. Pelatihan dan pengembangan kapasitas yang meliputi pelatihan Intensif. Luncurkan program pelatihan yang berfokus pada Python, AI/ML, dan keamanan siber. Ini harus mencakup pelatihan untuk pegawai pemerintah, profesional industri, dan mahasiswa universitas. Langkah ini tidak hanya akan memperkuat tenaga kerja saat ini tetapi juga mempersiapkan generasi berikutnya. Kemudian integrasi AI/ML ke dalam sistem yang ada. Mulai mengadopsi teknologi AI/ML dalam sistem keamanan siber di sektor-sektor kritis seperti keuangan, telekomunikasi, dan layanan pemerintah. Teknologi ini dapat mendeteksi ancaman secara real-time dan meresponsnya dengan lebih efisien.
  2. Kemitraan strategis: Perlu digalang kolaborasi global. Bentuk kemitraan dengan perusahaan teknologi dan lembaga penelitian internasional untuk mengakses teknologi terbaru dan pengetahuan global. Ini akan mempercepat pengembangan teknologi di Indonesia dan memastikan kita tidak tertinggal.
  3. Kerangka regulasi. Pengembangan kebijakan AI/keamanan Siber. Buat pedoman dan standar yang jelas untuk penggunaan AI dalam keamanan siber, yang disesuaikan dengan konteks Indonesia dan mengikuti praktik terbaik internasional.

Namun, tanpa langkah-langkah yang tepat, kita berisiko tertinggal dalam perlombaan global ini. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk bergerak cepat dalam membangun fondasi yang kuat bagi keamanan siber di Indonesia.

Kedua, tujuan jangka menengah (1-2 tahun), yamni dengan membangun infrastruktur. Hal yang bisa dilakukan adalah dengan:

  1. Pengembangan talenta. Integrasi kurikulum AI/ML. Universitas harus mengintegrasikan AI/ML dan keamanan siber ke dalam kurikulum mereka, dengan fokus pada penelitian yang relevan dengan tantangan lokal. Lalu program sertifikasi. Kembangkan program sertifikasi untuk memastikan standar keterampilan yang seragam di seluruh industri.
  2. Pendirian pusat penelitian AI/ML. Dirikan pusat-pusat penelitian yang didedikasikan untuk aplikasi AI/ML dalam keamanan siber. Pusat-pusat ini akan menjadi pusat inovasi yang menghasilkan solusi lokal untuk tantangan keamanan siber.
  3. Kolaborasi publik-swasta. Aliansi industri sangatlah penting. Dorong kolaborasi antara pemerintah, akademisi, dan sektor swasta untuk berbagi data dan sumber daya, serta mengembangkan alat AI/ML yang disesuaikan dengan kebutuhan Indonesia.

Ketiga, tujuan jangka panjang (2-3 tahun), yang mengedepankan pengamanan masa depan. Adapun langkah yang perlu dilakukan adalah:

  1. Inovasi berkelanjutan dan R&D. Kembangkan strategi nasional yang mencakup peta jalan integrasi AI/ML ke semua aspek keamanan siber. Prioritaskan pendanaan untuk R&D yang dapat memberikan terobosan dalam teknologi keamanan siber.
  2. Kepemimpinan global. Indonesia harus memposisikan diri sebagai pemimpin regional dalam AI/ML dan keamanan siber dengan menyelenggarakan konferensi internasional, berkontribusi pada standar keamanan siber global, dan mengekspor solusi yang dikembangkan secara lokal.
  3. Pipa talenta berkelanjutan. Dirikan akademi khusus untuk mengembangkan profesional yang terampil dalam AI/ML dan keamanan siber, serta tawarkan beasiswa dan insentif untuk retensi bakat.
  4. Pengembangan zistem otonom: Kembangkan sistem keamanan siber yang sepenuhnya otonom, yang digerakkan oleh AI, untuk memprediksi, mendeteksi, dan merespons ancaman dengan sedikit intervensi manusia.

Keamanan siber Indonesia dalam konteks global

Dalam menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks, penting untuk melihat bagaimana upaya Indonesia dibandingkan dengan negara-negara lain, baik di kawasan Asia Tenggara maupun secara global.

Singapura sebagai pemimpin revional elah lama diakui sebagai pemimpin dalam keamanan siber di Asia Tenggara, dengan infrastruktur yang canggih dan kebijakan komprehensif seperti Cybersecurity Act. Pemerintah Singapura juga mendirikan Cyber Security Agency (CSA) untuk mengoordinasikan strategi nasional. Singapura unggul dalam integrasi keamanan siber dalam kurikulum pendidikan serta menyediakan program sertifikasi profesional.

Sementara Korea Selatan fokus pada inovasi. Korea Selatan menonjol dalam inovasi teknologi keamanan siber dengan investasi besar dalam R&D. Pemerintah dan sektor swasta bekerja sama dalam mengembangkan solusi keamanan yang mutakhir. Kolaborasi erat antara pemerintah dan industri memastikan standarisasi dan peningkatan kemampuan pertahanan digital.

Indonesia masih tertinggal dalam investasi R&D dan infrastruktur keamanan siber dibandingkan negara-negara seperti Singapura dan Korea Selatan. Namun, dengan populasi besar dan ekonomi yang berkembang pesat, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengejar ketertinggalan.

Bagaimana dengan Amerika Serikat sebagai pusat inovasi global? AS memimpin dalam investasi teknologi dan pengembangan sumber daya manusia di bidang keamanan siber. Dengan lembaga seperti Cybersecurity and Infrastructure Security Agency (CISA), AS melindungi infrastruktur kritis dari ancaman siber. Program pendidikan dan sertifikasi yang diakui secara internasional, seperti CISSP, memperkuat posisi AS sebagai pemimpin global.

Lantas bagaimana dengan Indonesia? Indonesia masih tertinggal dalam investasi R&D dan infrastruktur keamanan siber dibandingkan negara-negara seperti Singapura dan Korea Selatan. Namun, dengan populasi besar dan ekonomi yang berkembang pesat, Indonesia memiliki peluang besar untuk mengejar ketertinggalan.

Indonesia dapat belajar dari negara-negara ini dengan meningkatkan investasi dalam teknologi dan pendidikan, serta memperkuat kolaborasi antara pemerintah, industri, dan akademisi. Dengan tindakan cepat dan terkoordinasi, Indonesia bisa memperkuat pertahanan sibernya dan menjadi pemimpin di kawasan.

Meningkatkan ketahanan melalui inovasi, sebuah studi kasus

Pada tahun 2023, salah satu bank BUMN terbesar di Indonesia, menghadapi tantangan serius terkait keamanan siber. Dalam lingkungan perbankan yang semakin digital, risiko serangan siber semakin meningkat, terutama dengan maraknya transaksi online dan penggunaan mobile banking oleh jutaan nasabah mereka.

Menyadari ancaman ini, bank BUMN ini mengambil langkah proaktif dengan mengadopsi teknologi AI untuk memperkuat pertahanan siber mereka. Mereka bekerja sama dengan perusahaan teknologi global untuk mengimplementasikan sistem AI canggih yang mampu mendeteksi aktivitas mencurigakan dalam transaksi nasabah secara real-time.

Teknologi ini menggunakan machine learning untuk menganalisis pola transaksi dan segera menandai aktivitas yang tidak biasa, yang kemudian dapat segera ditindaklanjuti oleh tim keamanan.

Namun, teknologi saja tidak cukup. Bank BUMN ini juga berinvestasi dalam pelatihan karyawan untuk memastikan bahwa tim keamanan siber mereka memiliki keterampilan yang diperlukan untuk mengelola dan mengoptimalkan penggunaan teknologi AI ini.

Selain itu, Bank BUMN juga menjalin kemitraan dengan beberapa universitas ternama di Indonesia untuk mengembangkan algoritma deteksi yang lebih responsif dan sesuai dengan konteks lokal.

Keberhasilan ini menegaskan bahwa dengan menggabungkan teknologi mutakhir, pengembangan sumber daya manusia, dan kolaborasi dengan akademisi, perusahaan dapat secara signifikan meningkatkan ketahanan terhadap ancaman siber yang semakin kompleks. Bank BUMN kini menjadi contoh bagaimana lembaga keuangan di Indonesia dapat memanfaatkan inovasi untuk melindungi diri dari ancaman yang berkembang di era digital.

Pada akhir tahun 2023, bank BUMN ini berhasil menggagalkan beberapa upaya serangan siber yang menyasar sistem perbankan mereka. Salah satu insiden yang menonjol adalah upaya pembobolan sistem melalui serangan phishing yang berhasil diidentifikasi dan dihentikan oleh sistem AI sebelum kerusakan besar terjadi. Keberhasilan ini tidak hanya melindungi data dan dana nasabah, tetapi juga memperkuat reputasi bank BUMN sebagai bank yang berkomitmen pada keamanan siber.

Keberhasilan ini menegaskan bahwa dengan menggabungkan teknologi mutakhir, pengembangan sumber daya manusia, dan kolaborasi dengan akademisi, perusahaan dapat secara signifikan meningkatkan ketahanan terhadap ancaman siber yang semakin kompleks. Bank BUMN kini menjadi contoh bagaimana lembaga keuangan di Indonesia dapat memanfaatkan inovasi untuk melindungi diri dari ancaman yang berkembang di era digital.

Jalan ke depan

Perjalanan menuju kerangka keamanan siber yang siap masa depan di Indonesia bukan tanpa tantangan, tetapi ini adalah perjalanan yang harus kita tempuh. Dengan fokus pada inovasi cepat, kemitraan strategis, dan investasi berkelanjutan dalam teknologi dan sumber daya manusia, kita dapat membangun pertahanan yang kuat yang melindungi infrastruktur digital kita dan memposisikan Indonesia sebagai pemimpin dalam lanskap AI/ML global.

Dalam menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks, setiap lapisan masyarakat memiliki peran penting dalam memperkuat keamanan siber di Indonesia. Berikut adalah beberapa rekomendasi spesifik yang dapat diambil oleh individu, bisnis, dan pemerintah untuk bersama-sama meningkatkan keamanan siber di tanah air.

Ada serangkaian call to action, langkah-langkah konkret untuk meningkatkan keamanan siber di Indonesia.

Dalam menghadapi ancaman siber yang semakin kompleks, setiap lapisan masyarakat memiliki peran penting dalam memperkuat keamanan siber di Indonesia.

Pertama, bagi individu. Perlunya meningkatkan kesadaran dan literasi siber. Individu harus lebih proaktif dalam memahami risiko siber dan cara melindungi diri secara online. Mengikuti pelatihan keamanan siber, menggunakan autentikasi dua faktor, dan memperbarui kata sandi secara berkala adalah langkah-langkah sederhana namun efektif.

Individu juga mesti mewaspadai serangan phising. Jangan mudah percaya pada email atau pesan yang mencurigakan, terutama yang meminta informasi pribadi. Selalu periksa keaslian sumber sebelum mengklik tautan atau mengunduh lampiran.

Kemudian, perlu juga memastikan semua perangkat, termasuk komputer dan smartphone, selalu diperbarui dengan patch keamanan terbaru untuk menghindari eksploitasi kerentanan.

Kedua, bagi bisnis. Bisnis harus mengintegrasikan teknologi AI/ML ke dalam strategi keamanan siber mereka untuk meningkatkan kemampuan deteksi dan respons terhadap ancaman. Ini termasuk penggunaan AI untuk mendeteksi anomali, menganalisis log aktivitas, dan melakukan pencarian ancaman otomatis.

Pastikan bahwa semua karyawan, terutama mereka yang bekerja di sektor IT, mendapatkan pelatihan yang tepat tentang keamanan siber. Ini termasuk kesadaran akan ancaman seperti phishing dan serangan brute force, serta bagaimana merespons insiden keamanan.

Bisnis dapat bermitra dengan universitas dan lembaga penelitian untuk mengembangkan solusi keamanan yang disesuaikan dengan kebutuhan lokal. Ini juga membantu dalam mengembangkan talenta lokal yang siap menghadapi tantangan siber di masa depan.

Ketiga, bagi pemerintah. 3. Bagi Pemerintah: Pemerintah harus membentuk gugus tugas yang terdiri dari pakar keamanan siber, penegak hukum, dan pemangku kepentingan dari sektor swasta untuk mengoordinasikan upaya melawan ancaman siber di tingkat nasional.

Perbarui dan perkuat kerangka hukum terkait keamanan siber untuk mencakup teknologi baru seperti AI/ML, serta memastikan bahwa semua sektor industri mematuhi standar keamanan yang ketat.

Perlu adanya kampanye nasional tentang pentingnya keamanan siber harus diluncurkan untuk meningkatkan kesadaran di semua lapisan masyarakat. Ini bisa mencakup program pendidikan di sekolah, kampanye media sosial, dan pelatihan komunitas.

Alokasikan anggaran yang signifikan untuk pengembangan infrastruktur keamanan siber, termasuk pembangunan pusat operasi keamanan siber (SOC) nasional dan peningkatan kemampuan penegakan hukum dalam menangani kejahatan siber.

Perlu adanya kampanye nasional tentang pentingnya keamanan siber harus diluncurkan untuk meningkatkan kesadaran di semua lapisan masyarakat. Ini bisa mencakup program pendidikan di sekolah, kampanye media sosial, dan pelatihan komunitas.

Dengan langkah-langkah konkret ini, kita dapat memperkuat pertahanan siber Indonesia dan melindungi infrastruktur digital kita dari ancaman yang terus berkembang. Setiap individu, bisnis, dan pemerintah memiliki peran yang tak terpisahkan dalam menciptakan lingkungan digital yang aman dan terlindungi. ■

Ilustrasi: dreamstime

*) Raditio Ghifiardi, adalah profesional IT dan keamanan siber yang diakui serta pemimpin transformatif masa depan dalam strategi AI/ML. Ia ahli dalam keamanan IT, pembicara di banyak konferensi global dan internasional, serta pendorong inovasi dan kepatuhan dalam sektor telekomunikasi dan perbankan. Dikenal karena memajukan standar industri dan menerapkan solusi serta kerangka kerja keamanan mutakhir.

Comments are closed.