
Bos BRI Sunarso menyoroti maraknya kreator konten yang menakut-nakuti investor ritel, yang menurutnya dapat mengganggu keseimbangan pasar modal. Ia menekankan pentingnya memahami fundamental emiten ketimbang terjebak dalam spekulasi dan ketakutan berlebihan. Sunarso juga mengingatkan bahwa investasi saham harus dilihat sebagai strategi jangka panjang, bukan hanya trading cepat.
Sebagai Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI), Sunarso dikenal sebagai sosok pemimpin yang tegas, inovatif, dan memiliki visi kuat dalam membangun perbankan yang inklusif dan berkelanjutan. Di bawah kepemimpinannya, BRI terus mencatatkan kinerja impresif, dengan laba bersih mencapai Rp 60 triliun pada tahun 2024. Pencapaian ini menegaskan fundamental bisnis BRI yang solid di tengah dinamika pasar.
Namun, Sunarso tidak hanya berfokus pada pertumbuhan angka-angka di laporan keuangan. Ia juga menaruh perhatian besar terhadap faktor-faktor eksternal yang dapat mempengaruhi psikologi investor, termasuk maraknya kreator konten yang menyebarkan ketakutan di kalangan investor saham.
Dalam sebuah pernyataan yang menarik perhatian publik, Sunarso menyoroti bagaimana beberapa kreator konten justru membuat investor ritel ragu untuk berinvestasi, alih-alih memberikan literasi keuangan yang benar.
“Terus terang ingin saya cari itu kreator kontennya,” ujar Sunarso, menekankan kekhawatirannya terhadap dampak negatif yang ditimbulkan oleh informasi yang tidak akurat atau berlebihan.
Baginya, yang seharusnya menjadi perhatian utama para investor bukanlah spekulasi atau ketakutan, melainkan fundamental emiten yang mereka investasikan.
Sunarso juga menegaskan bahwa investasi saham tidak semata-mata soal trading jangka pendek, melainkan juga tentang menabung dan berinvestasi dengan perspektif jangka panjang. Menurutnya, jika semua investor hanya menjadi trader tanpa memahami nilai fundamental, maka pasar modal akan kehilangan keseimbangan yang sehat. “Kalau semua ditakut-takuti menjadi trader semua, ya maaf kalau uangnya Rp 100 juta juga enggak bisa,” tambahnya.
Di era digital yang penuh dengan informasi cepat dan sering kali bombastis, pernyataan Sunarso menjadi pengingat bagi para investor untuk lebih selektif dalam menyaring informasi. Sebagai salah satu bankir paling berpengaruh di Indonesia, Sunarso tidak hanya mengawal keberlanjutan bisnis BRI, tetapi juga turut menjaga stabilitas pasar keuangan dengan memberikan perspektif yang lebih rasional dan berbasis data.
Kepemimpinan Sunarso dalam menghadapi tantangan pasar modal membuktikan bahwa peran perbankan tidak hanya sebatas sebagai institusi keuangan, tetapi juga sebagai pilar utama dalam menciptakan ekosistem investasi yang sehat dan berkelanjutan di Indonesia. ■