Judi online di Indonesia telah berkembang menjadi ancaman besar yang menjerat jutaan masyarakat, termasuk anak-anak di bawah umur dan pelajar. Dengan perputaran uang mencapai Rp900 triliun pada 2024, fenomena ini bukan hanya persoalan kriminal, tetapi juga masalah sosial dan ekonomi yang mengkhawatirkan. Di tengah gelombang ini, Bank Neo Commerce (BNC) menyerukan gerakan kolektif untuk menyelamatkan masyarakat dari dampaknya yang merusak.
Judi online kini menjadi epidemi yang sulit dibendung, menjangkiti semua lapisan masyarakat, termasuk anak-anak dan pelajar. Data terbaru dari Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menkopolkam), Budi Gunawan, mengungkapkan terdapat 8,8 juta masyarakat Indonesia yang bermain judi online pada tahun 2024. Lebih mencengangkan lagi, 80.000 di antaranya adalah anak di bawah umur 10 tahun.
Perputaran uang dalam judi online mencapai angka fantastis Rp900 triliun, angka yang mencerminkan besarnya ancaman bagi stabilitas ekonomi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa hingga November 2024, lebih dari 10.000 rekening bank telah diblokir karena terbukti terlibat dalam aktivitas ini. Meski demikian, tantangan untuk menghentikan praktik ini masih sangat besar.
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Satryo Soemantri Brodjonegoro, menyoroti kelompok pelajar dan mahasiswa yang terjerat praktik ini, dengan total mencapai 960.000 individu. “Fakta ini menunjukkan bahwa judi online tak hanya merusak ekonomi, tetapi juga masa depan generasi muda kita,” tegas Satryo dalam sebuah konferensi pers.
Perputaran uang dalam judi online mencapai angka fantastis Rp900 triliun, angka yang mencerminkan besarnya ancaman bagi stabilitas ekonomi. Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan bahwa hingga November 2024, lebih dari 10.000 rekening bank telah diblokir karena terbukti terlibat dalam aktivitas ini. Meski demikian, tantangan untuk menghentikan praktik ini masih sangat besar.
Salah satu penyebab utama maraknya judi online adalah rendahnya literasi keuangan masyarakat. Vindaniar Yuristamanda Putri, akademisi dari Universitas Indonesia, menegaskan, “Literasi keuangan perlu didukung oleh semua pihak. Pemerintah harus bertindak cepat untuk memberantas praktik judi online.”
Menjawab tantangan ini, Bank Neo Commerce (BNC) menjadi salah satu lembaga keuangan yang aktif mendukung peningkatan literasi keuangan. Direktur Utama BNC, Eri Budiono, mengungkapkan, “Judi online semakin mengkhawatirkan karena menjerat jutaan masyarakat produktif. Jika dibiarkan, ini bisa mengancam perekonomian nasional.”
“Kami percaya bahwa peningkatan literasi keuangan dapat membantu masyarakat memahami risiko judi online, sehingga mengurangi dampaknya secara signifikan.”
Sejak 2022, BNC melalui program Neo Keliling telah mengedukasi masyarakat di berbagai daerah seperti Medan, Palembang, Yogyakarta, Surabaya, hingga Balikpapan. Pendekatan ini tidak hanya melibatkan komunitas lokal, tetapi juga berkolaborasi dengan komunitas mahasiswa, praktisi profesional, dan komunitas lifestyle. Upaya BNC mendapat pengakuan dari Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sebagai Bank Teraktif dalam Literasi Keuangan pada LPS Awards 2023.
Eri menambahkan, “Kami percaya bahwa peningkatan literasi keuangan dapat membantu masyarakat memahami risiko judi online, sehingga mengurangi dampaknya secara signifikan.” Dengan semangat kolaborasi, BNC mengajak lebih banyak pihak untuk bersama melindungi masyarakat dari ancaman judi online yang kian masif.
Di tengah derasnya gelombang judi online, langkah kolektif menjadi kunci utama untuk melindungi masyarakat, khususnya generasi muda. BNC berharap gerakan ini dapat menjangkau lebih banyak daerah, memastikan semua lapisan masyarakat terlindungi dari jerat judi online. ■