Hery Gunardi: “Dalam industri perbankan, ukuran sangatlah penting”

- 29 September 2024 - 16:48

PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mencatatkan pertumbuhan aset dalam tiga tahun terakhir [2020-2023] mencapai 47,7%. Kenaikan aset ini memperlihatkan bahwa BSI telah berkembang secara pesat dalam mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.

Dari data yang ada, posisi akhir 2020 aset bank bersandi saham BRIS sebesar Rp239 triliun. Pada akhir 2023, aset BSI tumbuh menjadi sebesar Rp353 triliun. Sementara itu, per Agustus 2024, total aset BSI mencapai Rp359,37 triliun.

Dirut BSI Hery Gunardi mengatakan, ukuran atau size menjadi sangat penting dalam industri perbankan. Sebab, modal dan aset besar bakal memperkuat kapasitas intermediasi. Perseroan berkomitmen untuk terus memberi manfaat berkelanjutan dan mendukung pertumbuhan ekonomi nasional, melalui kinerja bisnis dan keuangan yang tetap terjaga, sehat dan sustain.

“Pertumbuhan aset yang solid ini menjadi bukti bahwa BSI sebagai bank syariah mampu bersaing dan unggul di tengah dinamika industri yang semakin kompetitif. Selain aset, berbagai indikator utama seperti DPK, laba bersih, dan rasio CASA BSI juga tumbuh secara positif dan berkelanjutan,” katanya, Minggu (29/9).

Menurut dia, dari sisi aset, BSI saat ini berada di posisi keenam di Indonesia dan menjadikan BSI leader di bank menengah. Keberhasilan BSI menjaga dan meningkatkan kinerja solid, sehat dan berkelanjutan ini adalah dengan menjaga performa rasio keuangan dana pihak ketiga (DPK), pembiayaan, efisiensi beban biaya serta optimalisasi dana murah. Didukung dengan peningkatan fee based income melalui berbagai e-channel BSI.

Selama kurun waktu tiga tahun sejak 2021-2023, kinerja aset juga didukung oleh kepercayaan nasabah terhadap BSI dalam bentuk pengelolaan dana pihak ketiga (DPK) dengan pertumbuhan 11,86%. Kelolaan DPK BSI terus mengalami kenaikan hingga pada Juni 2024 mencapai Rp 296,70 triliun, naik 17,50%.

Ditambah lagi, kinerja tabungan naik 16,09% ke level Rp 128,78 triliun di mana sekitar 39% atau Rp 49,96 triliun merupakan tabungan Wadiah di mana perusahaan tidak memberikan bagi hasil sehingga dapat menjaga level cost of fund. Likuiditas BSI bertumbuh juga seiring pertambahan nasabah telah mencapai 20,46 juta.

Keberhasilan BSI menjaga dan meningkatkan kinerja solid, sehat dan berkelanjutan ini adalah dengan menjaga performa rasio keuangan DPK, Pembiayaan, efisien beban biaya serta optimalisasi dana murah. Didukung dengan peningkatan fee based income melalui berbagai e-channel BSI.

BSI berhasil menjaga kinerja keuangan dan bisnis secara sehat dan berkualitas sepanjang kuartal II-2024, di tengah makroekonomi cukup menantang yang ditandai dengan naiknya suku bunga acuan seperti BI Rate yang naik ke level 6,25% pada awal kuartal II-2024 untuk mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.

Capaian kinerja tersebut antara lain hasil dari konsistensi manajemen menerapkan strategi bisnis perusahaan untuk fokus tumbuh sustain pada segmen ritel, konsumer dan UMKM baik dari sisi dana maupun pembiayaan.

Saat ini komposisi dana murah mencapai 62,05%, sementara komposisi pembiayaan 71,73% berada di segmen ritel dan konsumer termasuk UMKM. Pada sisi lain baik dari sisi overhead cost maupun kualitas kredit terjaga dengan baik. ■

Comments are closed.