digitalbank.id — SATU LAGI USAHA milik konglomerat Chairul Tanjung mulai berkibar. Adalah Allo Bank yang mencatatkan sukses berturut-turut di lantai bursa.
Allo Bank yang baru didirikan pada Mei 2021 lalu, rencananya bakal meraup dana segar tidak kurang dari Rp 4,8 triliun di lantai bursa. Kalau jadi, suntikan dana tersebut buat mengerek bank ini naik kelas ke bank BUKU 2 dengan modal inti berkisar 6 hingga Rp 14 triliun.
Perfoma Allo Bank di lantai bursa, secara teknikal memang cukup mencengangkan. Pagi tadi saja, harga sahamnya melesat 12,68 % atau dilego Rp 7.775 per lembar. Padahal, Pekan lalu juga baru saja naik di Rp 7000 per lembar. Apalagi dibandingkan pada awal bank ini melantai di bursa, jauhlah.
Karuan saja, aksi borong para investor dalam dan luar pun terjadi. Allo Bank memang percaya diri dengan melepas sejumlah besar saham untuk menambah modal. Tidak kurang dari 11 miliar lembar saham digelontorkan pada rights issue hingga Desember 2021 ini.
Performa Allo Bank yang merupakan anak usaha CT Corp yang aslinya bernama Bank Harda Internasional itu, 73,7 % sahamnya dikantongi bos Media Trans Corp. Dan sejak Mei 2021, bank bergerak di sektor ritel dan UMKM itu terhitung subur. Apalagi angin di lantai bursa sedang berpihak pada perusahan teknologi dan bank digital.
Mega Corpora, lini usaha keuangan yang dimiliki CT, panggilan Chairul Tanjung, pengusaha dengan asset kekayaan Rp58 triliun itu, memang bakal menjadi andalan buat CT di bisnis keuangan digital.
Sebelumnya, pengusaha yang dikenal dengan julukan Si Anak Singkong ini juga, memiliki Bank Mega dan beberapa saham di di Bank Sulteng, Bank Sulutgo, Bank Bengkulu. Khusus di Allo Bank, dia menguasai 90 % sahamnya.
Mantan Menteri Perekonomian di jaman Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) ini, mulai diperhitungkan sejak dikenal luas ketika bendera usahanya, Trans Corp, mengusai bisnis Media, super mall dan Trans Studio, hingga menguasai saham Carefour Indonesia.
Siapa sangka, jebolan kedokteran gigi Universitas Indonesia yang dulu, pernah tinggal di losmen dan harus menghidupi diri dengan berjualan fotocopy stensilan di kampusnya dulu, kini menjelma sebagai orang paling tajir nomor 5 di Indonesia. “Rahasianya kita harus sabar dan mau menapaki dari anak tangga yang paling bawah,” ujar ayah 2 anak ini.
Kini, bisnis lelaki kelahiran Jakarta berusia 59 tahun itu, sudah menggurita. Lini usahanya juga sudah tak terbilang, mulai dari julukan raja media, properti dan keuangan.
Boleh jadi, Allo Bank bukanlah si bontot anak usahanya yang terakhir. Akan masih banyak lini bisnis yang bakal dirambahnya. (LUK)