BI prediksi pertumbuhan kredit BPD akan melesat lampaui pertumbuhan kredit bank umum

- 19 Oktober 2022 - 08:16

Bank Indonesia dalam survei terkininya mengungkapkan penyaluran kredit baru diperkirakan melambat pada triwulan III 2022. Hal ini terindikasi dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) perkiraan penyaluran kredit baru triwulan III 2022 pada September 2022 sebesar 84,5%.

digitalbank.id – Bank Indonesia dalam survei terkininya mengungkapkan penyaluran kredit baru diperkirakan melambat pada triwulan III 2022. Hal ini terindikasi dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) perkiraan penyaluran kredit baru triwulan III 2022 pada September 2022 sebesar 84,5%.

Berdasarkan hasil survei Penawaran dan Permintaan Pembiayaan Bank Indonesia (BI) mencatat, penyaluran kredit baru tersebut melambat dibandingkan survei triwulan II 2022 sebesar 91,4%. Dilihat dari kelompok bank, melambatnya pertumbuhan kredit baru terindikasi terjadi pada bank umum (BU) dan Bank Umum Syariah (BUS).

Sementara, penyaluran kredit baru Bank Pembangunan Daerah (BPD) akan mengalami peningkatan atau melampaui capaian dari BU maupun BUS. Tercatat prakiraan penyaluran kredit baru triwulanan berjalan BPD mencapai 100%.

Nilai ini merupakan perbandingan SBT pada kuartal III dengan kuartal II 2022. Dari periode tersebut, tercatat proyeksi pertumbuhan BPD lebih tinggi dari bank umum syariah 97,2% maupun bank umum 82,8%.

Sementara berdasarkan jenis penggunaan penyaluran kredit baru terindikasi melambat pada jenis kredit investasi dan kredit modal kerja. Tercatat prakiraan penyaluran kredit baru triwulanan berjalan kredit investasi pada September 2022 sebesar 53,3%. Nilai itu tumbuh tipis dari Agustus 2022 sebesar 50,4%. Sementara kredit modal kerja sudah turun menjadi 84,9i bulan Agustus dan Juli 2022 masing – masing sebesar 88,7 86,4%.

Survei Penawaran dan Permintaan Pembiayaan Perbankan ini dilaksanakan secara bulanan sejak Agustus 2020. Survei dilakukan dalam rangka mendukung program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) akibat dampak pandemi Covid-19.

Tujuan survei ini untuk memperoleh informasi mengenai kebutuhan pembiayaan (sisi permintaan) maupun penyalurannya (sisi penawaran). Survei dilakukan kepada korporasi dan rumah tangga dari sisi permintaan, dan perbankan dari sisi penawaran dengan cakupan nasional.

Adapun sebaran responden perbankan survei penawaran dan permintaan pembiayaan per kategori bank terdiri dari BPD 18,4%. Kemudian bank umum syariah 9,2 bank umum 72,4%.

Berdasarkan survei, faktor utama yang memengaruhi perkiraan penyaluran kredit baru pada September 2022 yaitu prospek kondisi moneter dan ekonomi ke depan, permintaan pembiayaan dari nasabah, serta tingkat persaingan usaha dari bank lain.

Penyaluran kredit baru diperkirakan kembali meningkat pada Oktober 2022, terindikasi dari nilai SBT perkiraan penyaluran kredit sebesar 64,7 persen. Peningkatan penyaluran kredit tersebut terjadi pada hampir seluruh kategori bank, kecuali Bank Umum Syariah (BUS) yang diperkirakan relatif stabil. Berdasarkan jenis penggunaan, meningkatnya pertumbuhan kredit baru diprakirakan terjadi pada hampir seluruh jenis kredit, kecuali Kredit Investasi,” urai survei tersebut.

Adapun kebijakan penyaluran kredit (lending standard) pada September 2022 sedikit lebih longgar dibandingkan bulan sebelumnya. Hal tersebut terindikasi dari SBT perubahan lending standard yang bernilai negatif tipis sebesar minus 1,4 persen.

Kebijakan penyaluran kredit yang lebih longgar terindikasi pada jenis KPR dan kredit konsumsi lainnya dengan SBT yang bernilai negatif. Sementara lending standard pada jenis Kredit Investasi (KI) dan Kredit Modal Kerja (KMK) terindikasi lebih ketat dibandingkan bulan sebelumnya.

Faktor yang mempengaruhi perubahan standar pemberian kredit pada September 2022 antara lain kondisi permodalan bank, kondisi atau permasalahan sektor riil saat ini, dan potensi risiko kredit ke depan. (HAN)

Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.