Bank Muamalat kucurkan kredit Rp150 miliar ke INKA untuk pembiayaan bus listrik

- 1 Oktober 2022 - 08:25

PT Bank Muamalat Indonesia dan PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA menandatangani kerja sama pembiayaan pengadaan 53 unit bus listrik di Indonesia senilai Rp150 miliar. Beberapa bus nantinya akan dioperasikan di Bandung dan Surabaya dengan skema buy the service (BTS).

digitalbank.id – PT Bank Muamalat Indonesia dan PT Industri Kereta Api (Persero) atau INKA menandatangani kerja sama pembiayaan pengadaan 53 unit bus listrik di Indonesia senilai Rp150 miliar. Beberapa bus nantinya akan dioperasikan di Bandung dan Surabaya dengan skema buy the service (BTS).

Direktur Utama Bank Muamalat Indonesia atau BMI Achmad K Permana mengatakan Rp150 miliar yang dikucurkan Bank Muamalat adalah kucuran kredit tahap pertama. “Kemudian dengan akad musyarakah, dua tahun bisa diperpanjang setelah akhir tahun kedua,” kata Achmad pada acara Penandatangan Kerja Sama Fasilitas Pembiayaan antara BMI dan INKA di Muamalat Tower, Jumat (30/9).

Menurut dia, tidak menutup kemungkinan adanya penambahan fasilitas pembiayaan yang diberikan setelah tahap satu, serta untuk proyek-proyek strategis INKA lainnya. Bank Muamalat, imbuhnya, percaya diri untuk memberikan fasilitas pembiayaan kepada proyek-proyek sejenis apalagi setelah adanya penjaminan dari PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (PII).

“Struktur pembiayaan cukup aman untuk Muamalat karena ada penjaminan dari PII. Jadi bagi Muamalat ini adalah suatu terobosan dan saya pikir jika ada banyak proyek strategis ke depannya apabila feasible kita juga mau [melakukan] kerja sama pembiayaan,” ujarnya.

Pembiayaan sebesar Rp150 miliar untuk pengadaan 53 unit bus listrik itu diharapkan bisa mendukung pengadaan trasnportasi publik di kota-kota besar di Indonesia.

Direktur Utama PT INKA Budi Noviantoro menjelaskan sekitar 30 unit bus listrik akan dioperasikan terlebih dahulu pada perhelatan G20 akhir tahun mendatang. Setelah itu, bus-bus tersebut akan dioperasikan dengan skema buy the service di Surabaya dan Bandung oleh Perum DAMRI sebagai salah satu penugasan dari pemerintah.

“Jadi nanti pemerintah, dalam hal ini Menteri Perhubungan, yang akan membayar [kredit ke Muamalat]. Ada 53 unit bus listrik setelah G20 dioperasikan di Surabaya dan Bandung yang dioperasikan oleh Damri,” katanya.

Dia mengungkapkan sebanyak 6 bus dari total 53 yang diproduksi telah berada di Bali. Targetnya, total sebanyak 30 unit bus akan diboyong ke Bali terlebih dahulu pada akhir Oktober 2022. “Enam bus sudah ada di Bali, sisanya masih ada di Madiun sedang kita testing.” (HAN)

Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.