Bank Jago akan segera luncurkan pembiayaan langsung via aplikasi

- 31 Januari 2023 - 21:34
Setelah pada kuartal III-2021 PT Bank Jago Tbk (ARTO) membukukan kerugian Rp32,6 miliar, di kuartal III-2022 bank digital ini berhasil mencatatkan laba bersih sebesar Rp41 miliar atau melonjak sebesar 225,77%.

 
digitalbank.id – SAMPAI September 2022, PT Bank Jago Tbk (ARTO) — salah satu bank digital nasional, telah berkolaborasi dengan 38 institusi yang berasal dari startup digital, multifinance, hingga institusi keuangan digital lainnya. Adapun sebanyak 32 institusi bekerja sama dalam penyaluran partnership lending.

Demikian disampaikan Direktur Bank Jago, Sonny Christian Joseph seraya menambahkan, selama ini Bank Jago menyalurkan pembiayaan melalui dua pilar, yakni kemitraan dengan institusi keuangan seperti fintech lending dan kemitraan dengan platform digital dalam suatu ekosistem.
“Nah, tahun ini, kami akan menambah satu pilar lagi, yakni direct lending atau pembiayaan langsung melalui aplikasi. Setelah kami meluncurkan aplikasi pada 2021, dan memahami kebiasaan nasabah, kami merasa ini momen yang tepat untuk masuk ke segmen pembiayaan ini. Tunggu tanggal mainnya,” kata Sonny.

 
Salah satu bank salah satu strategi bisnis pada 2023 Bank Jago yang dikomandani Kharim Siregar selaku Direktur Utama Bank Jago, akan menggenjot penyaluran kredit pada sejumlah partner yang terafiliasi. Menurut Kharim, tahun ini pihaknya akan fokus untuk memperdalam kolaborasi dengan sejumlah partner, terutama yang selama ini belum tergarap optimal. Salah satu yang diincar adalah memperbesar kerja sama pembiayaan kepada PT BFI Finance Tbk (BFIN).

 
“Selama ini kami sudah bekerja sama kredit dengan BFI Finance, namun masih ada ruang yang besar untuk ditingkatkan,” ujar Kharim dalam acara media gathering di Jakarta, Selasa (31/1).
Kharim menjelaskan potensi besar kolaborasi dengan BFI Finance terletak pada skema pembiayaan bersama atau joint financing. Dengan skema ini Bank tidak terkena batas maksimum penyaluran kredit (BMPK) sehingga bisa menyalurkan kredit dengan jumlah besar.

“Berkolaborasi dengan sejumlah partner termasuk BFI Finance, membuat kami menjangkau masyarakat luas untuk menyalurkan pembiayaan. Ini merupakan cara kami menyalurkan kredit secara cepat dengan risiko yang terukur,” jelasnya.

Pola joint financing adalah pembiayaan bersama antara bank dengan lembaga keuangan lainnya yang disalurkan kepada penerima kredit (end user). Dalam skema yang mirip adalah pola channeling yakni pemberian kredit dari Bank kepada lembaga keuangan lainnya yang kemudian disalurkan kembali kepada end user.

Perbedaan keduanya yang signifikan bagi bank adalah batas penyaluran kredit. Dalam pola channeling, bank terkena BMPK maksimum 10 persen dari modal tier 1. Sementara untuk joint financing, bank tidak terkena BMPK.

 
Dengan modal tier 1 sekitar Rp8 triliun, Jago hanya bisa menyalurkan secara channeling sebesar Rp 800 miliar kepada seluruh pihak yang terafiliasi, termasuk BFI Finance.

“Bank Jago dan BFI Finance tergolong perusahaan terafiliasi karena Jerry Ng sebagai pemegang saham pengendali Bank Jago juga menjadi pengendali bersama-sama di BFI Finance,” terang Kharim.

Dia juga menegaskan keunggulan Bank Jago dalam kerja sama pembiayaan adalah portofolio dana murah yakni tabungan dan giro (CASA) yang cukup besar. Hal ini mendorong biaya dana (cost of fund) menjadi lebih rendah.

Pada September 2022, rasio CASA terhadap total DPK mencapai 71%. Rasio ini setara dengan sejumlah bank besar yang memiliki CASA besar. Adapun cost of fund Bank Jago masih di kisaran 2%.

“Meski ada kenaikan suku bunga acuan, kami meyakini biaya dana akan terjaga di level rendah dan kompetitif. Hal ini tentunya didukung oleh rasio CASA yang besar yang merupakan hasil dari jumlah nasabah Aplikasi Jago yang terus bertumbuh,” kata Kharim.

Selain dengan BFI Finance, pihaknya juga akan memperdalam kolaborasi pembiayaan dengan GoTo Financial, anak usaha PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO). Sejumlah inisiatif telah disiapkan oleh Bank Jago dan akan diluncurkan pada tahun ini.

“Kami ingin menjadi bank berbasis teknologi yang tertanam di berbagai ekosistem terbaik. Jadi bukan hanya satu atau dua ekosistem, namun berbagai ekosistem,” tegasnya.(SAF)

Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.