Bank Indonesia ungkap transaksi digital di DKI Jakarta tembus Rp2.944,4 triliun

- 25 Desember 2021 - 09:10

Perekonomian Jakarta memiliki peran yang signifikan dalam perekonomian nasional, tercermin dari tingginya konsumsi rumah tangga Jakarta dalam mempengaruhi output wilayah lain, terutama di Pulau Jawa yang mencapai 21%.

digitalbank.id – TRANSAKSI DIGITAL sebagai konsekuensi tren digitalisasi di DKI Jakarta diperkirakan mencapai 40% dari total transaksi digital nasional atau setara dengan Rp2.944,4 triliun. Sementara satu survei memperlihatkan bahwa tren digitalisasi memicu penurunan jumlah anjungan tunai mandiri (ATM) bank.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan DKI Jakarta sebagai pusat ekonomi dan keuangan memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian nasional.

“Perekonomian Jakarta memiliki peran yang signifikan dalam perekonomian nasional, tercermin dari tingginya konsumsi rumah tangga Jakarta dalam mempengaruhi output wilayah lain, terutama di Pulau Jawa yang mencapai 21%,” katanya dalam webinar, Jumat (24/12).

Baca juga: Transaksi digital banking terus meroket, November 2021 sentuh Rp3.877 triliun

Lebih lanjut dia mengatakan, di sektor keuangan, DKI Jakarta juga memegang peranan yang sangat penting. BI mencatat, outstanding kredit di DKI Jakarta mencapai 29% dari kredit nasional yang tercatat sebesar Rp5.652,8 triliun pada tahun ini.

Simpanan masyarakat DKI Jakarta mencapai 49% dari total simpanan nasional yang tercatat sebesar Rp6.980,7 triliun. BI pun mencatat, transaksi digital di DKI Jakarta mencapai 40% dari total transaksi digital secara nasional atau setara dengan Rp2.944,4 triliun pada tahun ini.

“Pada sistem pembayaran, khususnya non-tunai, dari total Rp7.361 triliun, 40% bersumber dari transaksi di DKI Jakarta.”

Baca juga: Transaksi game online lewat platform dompet digital DANA mencapai Rp4,4 triliun

Perry memperkirakan pertumbuhan ekonomi DKI Jakarta akan mencapai kisaraan 3,5%-4,3% pada tahun ini dan akan meningkat pada kisaran 5,3%-6,1% pada 2022.

Pertumbuhan ekonomi yang kuat di Jakarta akan turut mendorong pertumbuhan ekonomi nasional, mengingat besarnya kontribusi ekonomi provinsi tersebut secara nasional. Adapun, BI memperkirakan perekonomian nasional akan tumbuh pada kisaran 3,2%-4% pada tahun ini dan akan meningkat pada kisaran 4,7%-5,5% pada 2022.

Jumlah ATM terus menurun

Sementara itu tren digitalisasi perbankan terus berkembang dan mengubah perilaku nasabah di dalam negeri. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkapkan jumlah mesin anjungan tunai mandiri (ATM) terus menurun sejak 2017.

Pada tahun itu, jumlah ATM tercatat sebanyak 55,66 per 100.000 orang dewasa. Tiga tahun setelahnya jumlah ATM terus menurun. Jumlah ATM tercatat sebanyak 54,95 per 100.000 orang dewasa pada 2018, 53,96 pada 2019, dan 52,95 pada 2020.

Baca juga: Ekonomi terus menggeliat, BI prediksi transaksi digital banking 2022 bakal tembus Rp48.000 triliun

Asosisasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) mengungkapkan salah satu penyebab penurunan jumlah mesin ATM karena gaya hidup masyarakat makin terdigitalisasi. Kini, masyarakat mulai marak menggunakan dompet digital dan transaksi melalui e-channel perbankan untuk berbagai transaksi.

Bank Indonesia memperkirakan transaksi digital banking atau layanan perbankan digital akan menembus angka Rp48.600 triliun di 2022. Angka ini naik 21,8% dari tahun ini sebesar Rp40.000 triliun. Selain digital banking, e-commerce juga diprediksi akan mengalami pertumbuhan sebesar 31,4% dari Rp493 triliun menjadi Rp530 triliun. Kemudian untuk uang elektronik diproyeksikan mengalami peningkatan 16,3% dari Rp289 triliun menjadi Rp337 triliun. (HAN)

Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.