Bangkit pasca pandemi, bank-bank swasta maupun pemerintah cetak laba spektakuler!

- 31 Desember 2022 - 19:32

PASCA Pandemi, tahun 2022 ini menjadi momentum membaiknya kinerja perbankan. Setelah tertekan akibat pandemi Covid-19 dalam dua tahun sebelumnya, bank-bank kembali ekspansif dan mencetak laba bersih yang sudah melampaui kondisi sebelum pandemi.

digitalbank.id – PASCA Pandemi, tahun 2022 ini menjadi momentum membaiknya kinerja perbankan. Setelah tertekan akibat pandemi Covid-19 dalam dua tahun sebelumnya, bank-bank kembali ekspansif dan mencetak laba bersih yang sudah melampaui kondisi sebelum pandemi.

 

Bank swasta terbesar di tanah air, PT Bank Central Asia Tbk (BCA), misalnya, termasuk salah satu bank yang mengantongi laba besar tahun ini. Per Oktober 2022, BCA meraup laba Rp 31,89 triliun atau meningkat 17,73% yoy. Kenaikan laba ini seiring pendapatan bunga bersih atau net interest income (NII) yang meningkat 6,83% menjadi Rp 55,24 triliun.

Jahja Setiaatmadja, Presiden Direktur BCA optimistis permintaan kredit masih akan tumbuh didukung beberapa faktor. Pertama, akan terjadi kenaikan cost of goods sold (COGS) atau komponen biaya yang dikeluarkan perusahaan menghasilkan produk/jasa karena kenaikan raw material dan biaya tenaga kerja.

“Kalau itu naik, bank harus memberikan pinjaman kepada agen-agen. Kalau yang naik use loan aja,  kita tak perlu tambah loan baru, katakan saat ini use loan misalnya 58% naik menjadi 65%, itu sudah aja sudah hampir 10% kenaikan kredit kita,” jelas Jahja.

Kedua, minat investasi sudah mulai ada. Menurut Jahja, era bunga tinggi akan terjadi tahun depan tetapi akan mulai flat di akhir 2023 dan kembali mereda di 2024. Dengan proyeksi itu, consumer good diperkirakan akan semakin laku pada 2024.

Oleh karena itu, volume produksi harus ditingkatkan mulai tahun depan karena proses pembangunan pabrik atau menambah kapasitas produksi setidaknya butuh waktu satu tahun.

Bank-bank pelat merah juga menutup tahun 2022 dengan catatan positif. Bank Mandiri misalnya, juga mencatatkan lonjakan laba bersih. Hingga Oktober 2022, Bank Mandiri membukukan laba Rp 31,51 triliun atau tumbuh 59,14%.  Ini sejalan dengan kenaikan NII Bank Mandiri sebesar 13,43% yoy menjadi Rp 66,90 triliun. Di sisi lain, beban bunga turun 6,78% menjadi Rp 13,74 triliun.

Pun PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) mengantongi laba bersih Rp 15,48 triliun atau melonjak 83,41% yoy per Oktober 2022. Itu seiring dengan pendapatan bunga bersih yang naik 6,36% menjadi Rp 43,81 triliun, sedangkan pendapatan non bunganya naik 58,80% jadi Rp 3,43 triliun. Sisi lain, beban operasional (opex) BNI menurun 29,63% menjadi Rp 14,77 triliun.

Sementara, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) tercatat menjadi bank penghasil laba bersih terbesar sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2022 dan sekaligus menjadi mencetak pertumbuhan paling tinggi.

Per September 2022, BRI mengantongi laba bersih Rp 39,15 triliun. Laba ini melesat 103,3% dari periode yang sama tahun lalu atau secara year on year (YoY).

Capaian BRI ini sejalan dengan pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 16,3% yoy menjadi Rp 96,5 triliun.

Secara total, BRI meraup pendapatan bunga Rp 115,2 triliun atau naik 9,2% yoy, sedangkan beban bunga turun 17% yoy menjadi Rp 18,7 triliun.

Direktur Utama BRI Sunarso mengungkapkan, pencapaian tersebut tak lepas dari strategic response BRI yang tepat di tengah berbagai tantangan ekonomi. Pertama, fungsi intermediasi penyaluran kredit maupun penghimpunan dana masyarakat  BRI masih tumbuh positif.

BRI bisa menjaga sustainability pertumbuhan ini dengan fokus pada aspek likuiditas terutama pertumbuhan dana murah, serta menjaga kualitas aset, terutama kredit yang kami restrukturisasi akibat pandemi Covid-19.(SAF)

Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.