Aset BPR-BPRS terus tumbuh, Perbarindo siapkan strategi go digital untuk anggotanya

- 1 April 2022 - 08:13

Aset industri BPR tumbuh sebesar 8,62% dan BPRS tumbuh 14,16%, sedangkan Kredit yang disalurkan tumbuh sebesar 5,24% (BPR) dan 12,20% (BPRS) dan dana pihak ketiga dalam bentuk tabungan tumbuh 9,47% (BPR) dan BPRS 15,60% serta deposito tumbuh sebesar 10,56% (BPR) dan 19,34% (BPRS). BPR – BPRS tetap memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat, meskipun dalam masa pandemi Covid-19.

digitalbank.id – Perhimpunam Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) menggelar Rapat Kerja Nasional (Rakernas) secara hybrid dengan peserta yang hadir secara luring dan daring. Kegiatan ini diikuti oleh hampir seluruh pelaku industri BPR-BPRS yang ada di Indonesia.

Peserta yang hadir secara langsung adalah Para Pengurus DPP dan DPD Perbarindo seluruh Indonesia, sedangkan melalui aplikasi zoom adalah para pengurus BPR-BPRS Anggota Perbarindo.

Peserta sangat antusias mengikuti acara Rakernas Perbarindo yang dibarengi dengan launching BPR e-cash dan BPR Digi. Selain itu, dalam acara ini juga dilakukan penandatangan Perjanjian Kerjasama dan Nota Kesepahaman antara Perbarindo dengan berbagai pihak untuk melakukan sinergi, kolaborasi dan kerja sama guna memperkuat serta meningkatkan daya saing Industri BPR – BPRS di Indonesia.

Baca juga: Desa digital, petani milenial dan tantangan membangun infrastruktur di pelosok

Ketua Umum Perbarindo Joko Suyanto mengatakan, selama pandemi, kinerja Industri BPR – BPRS tetap tumbuh positif walaupun melambat. Seperti terlihat pada indikator kinerja pada Tahun 2021.

Aset industri BPR tumbuh sebesar 8,62% dan BPRS tumbuh 14,16%, sedangkan Kredit yang disalurkan tumbuh sebesar 5,24% (BPR) dan 12,20% (BPRS) dan dana pihak ketiga dalam bentuk tabungan tumbuh 9,47% (BPR) dan BPRS 15,60% serta deposito tumbuh sebesar 10,56% (BPR) dan 19,34% (BPRS). BPR – BPRS tetap memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat, meskipun dalam masa pandemi Covid-19.

“Kami tetap hadir di tengah masyarakat, membantu masyarakat yang terdampak dengan program restrukturisasi, terus melakukan pendampingan, edukasi serta literasi keuangan kepada masyarakat dan pelaku UMKM,” ujarnya dalam keterangan tertulisnya, pekan ini.

Industri BPR – BPRS saat ini memang menghadapi tantangan yang tidak mudah, kondisi pandemi Covid-19 yang belum diketahui sampai kapan akan berakhir, tentu akan terus membayangi pertumbuhan kinerja BPR – BPRS. Selain itu, perkembangan bisnis yang dinamis mendorong berbagai pelaku Lembaga jasa keuangan baik bank maupun non bank, sangat ekspansif dalam menyasar yang selama ini menjadi pangsa pasar BPR – BPRS.

Baca juga: Bank DBS Indonesia luncurkan kartu kredit Digibank Black, approval cuma 60 detik

Kondisi tetntunya mendorong terjadinya persaingan usaha yang semakin kompetitif, antara BPR – BPRS dengan pelaku usaha jasa keuangan. Pada sisi lain, pandemi covid telah mendorong naiknya preferensi masyarakat menggunakan transaksi yang berbasis digital baik untuk layanan perbankan maupun untuk berbelanja melalui aplikasi dan e-commerce.

Untuk menjawab hal tersebut, Perbarindo bersama dengan PT Finnet Indonesia telah merampung produk co-branding dengan nama Finpay Money – BPR e-cash. Produk ini merupakan uang elektronik yang akan menghadirkan kemudahan transaksi untuk pembelian dan pembayaran beragam kebutuhan serta dilengkapi dengan QRIS.

Selain layanan diatas, Perbarindo dengan Telkom Sigma telah mengembangkan produk BPR Digi, untuk menjawab kebutuhan masyakarat akan pelayanan transaksi yang mudah, cepat, sederhana dan aman. Produk BPR Digi merupakan produk layanan digital berbasis rekening (number of account) yang memberikan kemudahan akses informasi dan berbagai layanan transaksi kepada nasabah BPR, cukup menggunakan telepon seluler dan koneksi internet tanpa harus datang ke kantor BPR.

Baca juga: ACC resmikan digital operation center di Yogyakarta untuk berikan pelayanan terbaik

Sinergi lainnya yang terus dilakukan yaitu Kerjasama dengan AFPI (Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia) dalam Optimalisasi layanan perbankan kepada masyarakat. Kerjasama dengan Pefindo Biro Kredit untuk layanan Pemanfaatan data Informasi Perkreditan bagi Anggota Perbarindo.

Kerjasama dengan Unversitas Gunadarma dalam peningkatan peran dan fungsi Perbarindo dan Universitas Gunadarma dalam pengembangan Lembaga Keuangan Mikro di Indonesia dan terakhir Kerjasama dengan Program Diploma Keuangan dan Perbankan Indonesia (prodikpi) untuk mendukung pengembangan SDM BPR – BPRS melalui penyediaan modul, narasumber dan fasilitasi magang.

“Untuk itu, pilihan kami dalam merespon tantangan akan disrupsi teknologi dan perubahan preferensi masyarakat adalah melakukan strategic partnership dan kolaborasi. Tentunya dengan model bisnis yang saling melengkapi, menguntungkan dan mendorong tumbuh bersama. Sehingga dampak akhirnya, masyarakat yang dilayani lebih mudah, cepat dan aman,” tegas Joko.

Baca juga: Bank Mayora jadi bank digital dengan sasaran mengembangkan UMKM Indonesia

Dalam kesempatan ini juga, Ketua Umum Perbarindo menyampaikan beberapa harapan antara lain : Pertama, dari sisi regulator diharapkan terus memberikan dukungan kepada Industri BPR – BPRS melalui pengaturan yang dinamis, adaptif dan memberikan ruang serta kesempatan bagi BPR – BPRS untuk tumbuh sesuai dengan karakteristiknya.

Kedua, BPR – BPRS siap bersinergi dengan Pemerintah, untuk menjadi garda terdepan dalam menyukseskan program – program penyaluran bantuan Pemerintah kepada masyarakat. Ketiga, kepada para mitra Perbarindo, terus meingkatkan sinergi dan kolaborasi. Sehingga mampu membuat industri BPR – BPRS yang berdaya saing, maju, unggul dan terpercaya. (HAN)

Leave a Reply
You must be logged in to post a comment.