Perkuat infrastruktur digital, TikTok kucurkan investasi Rp130 triliun ke Thailand

- 1 Maret 2025 - 05:19

TikTok, platform media sosial asal China, mengumumkan investasi besar senilai US$8,8 miliar (sekitar 300 miliar baht atau Rp130 triliun) di Thailand dalam lima tahun ke depan. Investasi ini mencakup pembangunan pusat data guna memperkuat infrastruktur digital dan menjadikan Thailand sebagai hub teknologi di ASEAN. Selain itu, TikTok juga akan bekerja sama dengan pemerintah Thailand dalam literasi digital serta memerangi berita palsu dan penipuan daring.


Fokus utama:

  1. TikTok berencana membangun pusat data besar di Thailand, memperkuat ekosistem digital, dan menjadikan negara ini sebagai pusat teknologi regional.
  2. TikTok akan bermitra dengan pemerintah Thailand untuk meningkatkan kesadaran tentang berita palsu dan ancaman daring.
  3. Investasi ini diproyeksikan menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong ekspansi bisnis digital di negara tersebut.

TikTok, platform video pendek yang dimiliki oleh perusahaan China, ByteDance, mengumumkan investasi besar di Thailand senilai 300 miliar baht (sekitar US$8,8 miliar atau Rp130 triliun) dalam lima tahun ke depan. Langkah ini bertujuan menjadikan Thailand sebagai pusat teknologi ASEAN, sekaligus memperkuat infrastruktur digital negara tersebut.

Komitmen ini diumumkan setelah pertemuan antara Wakil Presiden Kebijakan Publik TikTok, Helena Lersch, dan Perdana Menteri Thailand, Paetongtarn Shinawatra, di Bangkok pada Jumat (28/2). Menurut juru bicara pemerintah Thailand, Jirayu Houngsub, Lersch menyampaikan apresiasi atas kebijakan investasi Thailand yang mendukung ekspansi TikTok di negara tersebut.

“Kami berkomitmen untuk terus bekerja sama dengan pemerintah Thailand dalam mempercepat transformasi digital dan memastikan ekosistem digital yang aman dan inklusif,” ujar Lersch.

Salah satu bagian utama dari investasi ini adalah pembangunan pusat data berskala besar di Thailand. Fasilitas ini akan meningkatkan kapasitas manajemen data bagi pengguna TikTok di Thailand dan Asia Tenggara. Dengan keberadaan pusat data ini, TikTok berharap bisa lebih efisien dalam menangani lalu lintas data, meningkatkan kecepatan akses, serta memperkuat keamanan data pengguna.

Selain itu, investasi ini akan membantu mengembangkan ekosistem startup dan bisnis digital di Thailand, sekaligus menciptakan lapangan kerja baru di sektor teknologi. Menurut data terbaru dari Kementerian Ekonomi Digital Thailand, industri teknologi negara tersebut diperkirakan tumbuh 10% setiap tahunnya hingga 2030, didorong oleh investasi asing dan inovasi dalam e-commerce serta kecerdasan buatan (AI).

Dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Paetongtarn, TikTok juga menegaskan komitmennya untuk bekerja sama dengan pemerintah dalam meningkatkan literasi digital di Thailand. Pemerintah menyoroti pentingnya edukasi masyarakat tentang bahaya berita palsu dan penipuan daring, yang kian marak di era digital.

Sebagai respons, TikTok akan meluncurkan program edukasi dan kampanye kesadaran digital di platformnya, yang mencakup upaya untuk memerangi hoaks, mencegah penipuan daring, serta melindungi konsumen dari praktik bisnis yang merugikan.

Pemerintah Thailand juga menyambut baik peran TikTok dalam mempromosikan produk-produk lokal melalui TikTok Shop. Saat ini, lebih dari 3 juta akun di Thailand telah menggunakan TikTok Shop untuk berjualan, termasuk Perdana Menteri Paetongtarn sendiri yang memiliki akun aktif di platform tersebut.

“Kami menghargai upaya TikTok dalam mendukung ekonomi digital Thailand dan membantu UKM serta kreator lokal menjangkau pasar global,” kata Paetongtarn.

Dengan lebih dari 50 juta pengguna di Thailand dan lebih dari 1.000 karyawan lokal, TikTok telah menjadi bagian penting dari ekosistem digital negara tersebut. Investasi ini diharapkan tidak hanya meningkatkan infrastruktur teknologi, tetapi juga mempercepat pertumbuhan ekonomi digital Thailand.

Menurut laporan Bank Dunia, ekonomi digital Thailand berkontribusi sekitar 15% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) negara itu pada 2023 dan diproyeksikan tumbuh menjadi 30% dalam dekade mendatang. Keberadaan pusat data baru TikTok akan mempercepat adopsi teknologi digital di berbagai sektor, termasuk e-commerce, fintech, dan AI.

Analis teknologi dari Kasikorn Research Center menyebut bahwa langkah TikTok ini dapat memicu investasi lebih lanjut dari raksasa teknologi lain, termasuk perusahaan China seperti Alibaba dan Tencent, serta pemain global seperti Google dan Microsoft.

Dengan investasi masif ini, Thailand semakin mengukuhkan posisinya sebagai salah satu pusat teknologi dan inovasi utama di kawasan Asia Tenggara. ■

Comments are closed.