Fokus pada AI dan keamanan siber, BTN siapkan capex Rp1 triliun di 2025

- 10 Februari 2025 - 19:05

Bank Tabungan Negara (BTN) mengalokasikan belanja modal (capex) sebesar Rp1 triliun tahun ini untuk mempercepat transformasi digital. Investasi ini mencakup peningkatan kapasitas transaksi, peluncuran Super App Bale, serta penerapan kecerdasan buatan (AI) dalam proses perkreditan. BTN juga menegaskan bahwa digitalisasi tidak akan berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) dan justru membuka peluang bagi karyawan untuk beralih ke bidang bisnis dan penjualan.


Poin utama:

  1. BTN mengupgrade sistem dari Power9 ke Power10 guna meningkatkan kapasitas transaksi dan efisiensi layanan.
  2. BTN meluncurkan Super App Bale dan menerapkan AI dalam analisis kredit untuk keputusan lebih cepat dan akurat.
  3. Transformasi digital tidak berdampak pada PHK, bahkan BTN berencana merekrut 600 karyawan baru dan mengembangkan tenaga bisnis.

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BTN) menggelontorkan dana sebesar Rp1 triliun tahun ini untuk mempercepat transformasi digital. Langkah ini tidak hanya bertujuan meningkatkan efisiensi operasional tetapi juga memperkuat posisi BTN dalam persaingan digital perbankan di Indonesia.

Direktur Utama BTN, Nixon LP Napitupulu, mengungkapkan bahwa bank ini melakukan pembaruan sistem teknologi dari Power9 ke Power10, yang memungkinkan kapasitas transaksi jauh lebih besar dan lebih cepat.

“Kapasitasnya bisa menampung miliaran transaksi dalam hitungan detik. Selain itu, kami juga memperkuat digitalisasi di cabang-cabang BTN dengan mengubah sistem brand delivery,” ujar Nixon di Istora Senayan, Jakarta, Minggu (9/2).

Langkah ini sejalan dengan tren digitalisasi di industri perbankan. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menunjukkan bahwa jumlah transaksi digital banking di Indonesia terus meningkat, dengan pertumbuhan tahunan mencapai 30% pada 2024.

Sebagai bagian dari strategi digitalisasi, BTN juga meluncurkan Super App Bale, yang sebelumnya dikenal sebagai BTN Mobile. Aplikasi ini dirancang untuk mempermudah layanan perbankan, termasuk pengajuan kredit, pembayaran, serta fitur BTN Properti yang diharapkan menjadi game changer dalam sektor perumahan.

“Di Bale, kami menambahkan fitur besar, yakni BTN Properti. Ini akan mengubah cara masyarakat mendapatkan pembiayaan rumah secara lebih mudah dan cepat,” jelas Nixon.

Selain itu, BTN juga mengadopsi kecerdasan buatan (AI) dalam proses perkreditan. Dengan sistem decision engine, kredit hingga Rp750 juta kini bisa disetujui tanpa intervensi manusia. “Hasilnya lebih akurat dan konsisten dibandingkan analisis manual,” tambahnya.

Berbeda dengan kekhawatiran bahwa otomatisasi akan mengurangi jumlah pekerja, BTN memastikan tidak ada pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat transformasi digital ini. Bahkan, tahun ini BTN akan merekrut 600 tenaga kerja baru.

Menurut Nixon, strategi BTN adalah mengalihkan pegawai yang sebelumnya bertugas di teller dan customer service menjadi tenaga bisnis dan penjualan. “Mereka akan dilatih untuk menjadi tenaga bisnis dan sales, dengan kenaikan grade yang otomatis meningkatkan kesejahteraan mereka,” ujarnya.

Sementara itu, meski beberapa kantor cabang beralih menjadi cabang digital, Nixon menegaskan bahwa BTN justru masih membutuhkan ekspansi fisik. “Idealnya BTN memiliki 800-1.000 cabang. Saat ini kami baru memiliki sekitar 700 cabang, sehingga ekspansi tetap diperlukan,” tambahnya.

Fokus pada Keamanan siber

Dalam proses digitalisasi, keamanan siber menjadi salah satu prioritas utama BTN. Thomas Wahyudi, SEVP Digital Business BTN, menyatakan bahwa sekitar 30% dari capex IT atau sekitar Rp300 miliar dialokasikan untuk sistem keamanan digital.

“Keamanan siber menjadi fokus utama, karena semakin digital sebuah bank, semakin besar pula tantangan yang harus dihadapi dalam mengamankan data nasabah,” ujar Thomas.

Dengan investasi besar ini, BTN optimistis dapat bersaing dengan bank lain dalam aspek digitalisasi. Nixon menegaskan bahwa secara aset, BTN kini berada di peringkat kelima terbesar di Indonesia, dan berharap posisi ini juga tercermin dalam indikator digital banking. ■

Comments are closed.