BTN mulai akuisisi Bank Victoria Syariah, saham BBTN dan BVIC dibuka menguat

- 20 Januari 2025 - 11:37

Langkah strategis Bank Tabungan Negara (BTN) mengakuisisi Bank Victoria Syariah menjadi momentum besar dalam transformasi layanan perbankan syariah. Saham BBTN dan BVIC melonjak pada pembukaan perdagangan Senin (20/1) menyusul pengumuman akuisisi senilai Rp1,06 triliun, yang sepenuhnya dibiayai dari dana internal BTN. Transformasi ini diharapkan memperkuat posisi BTN di segmen perbankan syariah, dengan potensi aset mencapai Rp67 triliun.

Poin utama:

■ Akuisisi Bank Victoria Syariah senilai Rp1,06 triliun sepenuhnya menggunakan dana internal BTN sebagai bagian dari strategi jangka panjang.
■ Saham BBTN naik 0,46% dan BVIC melonjak 15,05% pada awal perdagangan setelah pengumuman akuisisi.
■ Transformasi BTN melalui akuisisi ini diproyeksikan meningkatkan daya saing dan memperkuat layanan perbankan syariah di Indonesia.

Langkah besar diambil Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. atau BTN dalam memperkuat posisinya di pasar perbankan syariah. Melalui akuisisi PT Bank Victoria Syariah, BTN mengirimkan sinyal kuat mengenai komitmennya terhadap pengembangan layanan berbasis syariah. Transaksi senilai Rp1,06 triliun ini diharapkan membawa dampak signifikan bagi BTN dalam memenuhi kebutuhan pasar yang terus berkembang.

Pada pembukaan perdagangan Senin (20/1), pasar langsung merespons positif. Saham BTN (BBTN) naik 0,46% atau 5 poin ke Rp1.090 per saham, sementara saham Bank Victoria International Tbk. (BVIC) melonjak hingga 15,05% atau 14 poin ke Rp107 per saham. Kapitalisasi pasar BBTN tercatat sebesar Rp15,15 triliun, sedangkan BVIC mencapai Rp1,68 triliun.

Dalam prospektus resmi yang dirilis BTN, dana akuisisi sepenuhnya berasal dari dana internal perusahaan. “Pengambilalihan Bank Victoria Syariah merupakan bagian dari Corporate Strategic Plan BTN dalam pelaksanaan pemisahan Unit Usaha Syariah BTN. Ini langkah awal kami membentuk Bank Umum Syariah melalui strategi anorganik,” tulis manajemen BTN dalam pernyataan resmi.

Mengincar potensi besar pasar syariah

Sejak lama, pasar perbankan syariah di Indonesia dipandang sebagai peluang besar yang belum sepenuhnya tergarap. Dengan penduduk mayoritas Muslim dan pertumbuhan ekonomi yang stabil, layanan berbasis syariah memiliki potensi pertumbuhan eksponensial.

Data terbaru menunjukkan aset perbankan syariah di Indonesia mencapai Rp800 triliun pada akhir 2024, atau sekitar 6,5% dari total aset perbankan nasional. Namun, angka ini masih jauh dari negara-negara tetangga seperti Malaysia, di mana pangsa pasar perbankan syariah mencapai 30%.

Dengan akuisisi ini, BTN memproyeksikan aset perbankan syariahnya meningkat signifikan hingga Rp67 triliun. “Ini bukan hanya soal bisnis. Langkah ini adalah komitmen kami untuk menghadirkan solusi perbankan yang lebih inklusif, modern, dan relevan bagi masyarakat,” ungkap salah satu sumber internal BTN.

Pengumuman akuisisi ini jelas membangun optimisme di pasar. Saham BVIC yang melesat lebih dari 15% menjadi bukti kepercayaan investor terhadap prospek pengembangan perbankan syariah BTN. Namun, euforia ini juga datang dengan tantangan.

Menurut laporan Fitch Ratings, konsolidasi industri perbankan syariah di Indonesia menghadapi sejumlah hambatan, termasuk tingginya biaya operasional dan kurangnya diversifikasi produk. Selain itu, literasi keuangan syariah di kalangan masyarakat masih perlu ditingkatkan.

BTN sendiri menyadari tantangan ini. Sebagai langkah awal, perusahaan fokus pada integrasi sistem operasional dan pengembangan produk berbasis teknologi. Dengan dukungan penuh dari dana internal, BTN optimistis mampu mempercepat transisi ini tanpa membebani neraca keuangan.

Pusat perbankan syariah dunia

Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo sebelumnya menyatakan, “Perbankan syariah harus menjadi bagian integral dari transformasi ekonomi Indonesia. Dengan strategi yang tepat, kita bisa menjadikan Indonesia sebagai pusat perbankan syariah dunia.”

Langkah BTN mengakuisisi Bank Victoria Syariah adalah bagian dari upaya tersebut. Transformasi ini tak hanya berpotensi memperkuat layanan BTN, tetapi juga memberikan dampak positif bagi ekosistem keuangan syariah secara keseluruhan.

Ke depan, akuisisi ini diharapkan menjadi contoh bagi perbankan lain untuk mengambil langkah serupa. Dengan konsolidasi yang lebih baik, industri perbankan syariah Indonesia dapat bersaing di tingkat global, sekaligus memberikan layanan terbaik bagi masyarakat. ■

Comments are closed.