AI Generatif (GenAI) kini berada di garis depan transformasi bisnis global. Survei Boston Consulting Group (BCG) yang dipublikasikan pekan ini terhadap lebih dari 1.400 eksekutif menunjukkan bahwa hanya 10% perusahaan yang benar-benar memanfaatkan GenAI secara efektif, sementara mayoritas masih ragu atau hanya bereksperimen dalam skala kecil. Artikel ini mengungkap lima strategi kunci yang membedakan para pemimpin dari pengamat dalam memanfaatkan potensi GenAI untuk menciptakan efisiensi, pertumbuhan pendapatan, dan keunggulan kompetitif.
Poin Utama:
- Investasi strategis: 54% pemimpin percaya GenAI akan memberikan penghematan biaya di 2024, dengan setengahnya memproyeksikan penghematan lebih dari 10%.
- Peningkatan kapasitas: Perusahaan terdepan sudah melatih 25% lebih banyak karyawan untuk menggunakan alat GenAI dibanding pesaing mereka.
- Etika AI: Penerapan prinsip AI yang bertanggung jawab terbukti meningkatkan manfaat bisnis hingga 58%.
2023 menjadi tahun penentu bagi Artificial Intelligence (AI). Dengan ChatGPT dari OpenAI yang mencetak rekor sebagai platform berbasis web dengan pertumbuhan tercepat, generative AI (GenAI) telah merevolusi cara bisnis beroperasi. Namun, meski hampir 90% eksekutif menyebut AI sebagai prioritas utama teknologi, hanya segelintir yang berhasil memanfaatkan potensinya.
Menurut survei Boston Consulting Group (BCG), 54% eksekutif percaya bahwa GenAI akan menciptakan penghematan biaya, namun 90% dari mereka masih berhenti pada eksperimen kecil atau menunggu hype GenAI mereda.
“Kami melihat peningkatan efisiensi yang jauh lebih besar dibandingkan langkah-langkah teknologi sebelumnya,” ujar Hans Vestberg, CEO Verizon.
Namun, tantangan seperti kekurangan keterampilan (62%) dan kurangnya strategi AI yang bertanggung jawab (42%) menjadi penghambat utama. Bahkan, hanya 6% perusahaan yang melatih lebih dari 25% tenaga kerjanya untuk memanfaatkan alat GenAI secara optimal.
Lima strategi menuju kesuksesan AI
BCG mengidentifikasi lima pendekatan kunci yang membedakan perusahaan sukses dengan yang tertinggal:
- Investasi pada produktivitas dan pertumbuhan pendapatan. Perusahaan yang berencana menginvestasikan lebih dari US$50 juta pada AI di 2024 cenderung 1,5 kali lebih mungkin meraih penghematan biaya lebih dari 10%. CEO Kingfisher, Thierry Garnier, menyoroti potensi AI untuk optimalisasi promo, personalisasi, dan peningkatan margin.
- Upskilling yang erstruktur. GenAI tidak hanya menciptakan peran baru, tetapi juga menuntut reskilling massal. Perusahaan terkemuka sudah tiga kali lebih banyak memiliki karyawan yang ahli AI dibandingkan rata-rata.
- Manajemen biaya AI. Dengan adopsi GenAI yang cepat, biaya penggunaannya akan meningkat signifikan. Hanya 19% eksekutif yang secara proaktif mempertimbangkan biaya ini dalam memilih solusi AI.
- Membangun kemitraan strategis. Alih-alih mengandalkan solusi internal, para pemimpin membangun ekosistem mitra teknologi untuk akses inovasi mutakhir. Christian Klein, CEO SAP, menyebut permintaan pelanggan untuk integrasi GenAI sebagai “luar biasa”.
- Penerapan prinsip AI yang bertanggung jawab. Ini menjadi semakin penting di tengah pesatnya adopsi GenAI. Penelitian BCG menunjukkan bahwa perusahaan dengan CEO yang terlibat dalam inisiatif RAI menikmati manfaat bisnis 58% lebih tinggi dibandingkan yang tidak.
Mengubah potensi GenAI menjadi dampak nyata
2024 akan menjadi tahun transformasi GenAI. Organisasi yang ingin memanfaatkan potensi penuh AI harus:
- Mengintegrasikan GenAI dalam tugas harian untuk produktivitas 10%-20%.
- Merombak fungsi inti untuk efisiensi hingga 50%.
- Menciptakan model bisnis berbasis GenAI untuk keunggulan kompetitif jangka panjang.
“GenAI adalah pengubah permainan yang tidak hanya meningkatkan efisiensi tetapi juga menciptakan nilai baru yang signifikan,” ujar Alex Cook, Kepala Strategi Teknologi, New York Life Insurance Company.
Kecepatan adopsi GenAI menunjukkan bahwa teknologi ini bukan sekadar tren sementara. Dengan strategi yang tepat, organisasi dapat meraih produktivitas, efisiensi, dan pertumbuhan yang signifikan. Tahun 2024 adalah momen untuk tidak hanya memahami, tetapi juga memanfaatkan keajaiban GenAI. ■