Bank Mandiri kembali menunjukkan perannya sebagai katalisator utama dalam menarik investasi asing ke Indonesia. Kali ini, melalui acara bertajuk Investor Gathering Bank Mandiri – INACHAMHK di Jakarta pada 10 Januari 2025, bank pelat merah ini berhasil mendatangkan 55 investor berbasis di Hongkong untuk menjajaki peluang investasi di sektor teknologi informasi (IT) Tanah Air.
Langkah strategis ini menjadi bagian dari komitmen Bank Mandiri dalam mendorong pertumbuhan ekonomi domestik melalui investasi langsung (direct investment) di sektor unggulan.
“Kami ingin menunjukkan kepada investor bahwa Indonesia adalah pasar yang besar dan menjanjikan, terutama di sektor teknologi informasi. Potensi dan kemudahan investasi di sini terus meningkat seiring dengan reformasi kebijakan,” ujar Abu Santosa Sudradjat, Senior Executive Vice President (SEVP) International Banking & Financial Institutions Bank Mandiri.
Dalam acara ini, Bank Mandiri menggandeng Indonesia Chamber of Commerce in Hong Kong (INACHAMHK) serta menghadirkan perwakilan dari Kementerian Investasi/BKPM untuk memaparkan kebijakan terkini terkait investasi sektor IT. Agenda utama lainnya adalah sesi business matchmaking yang mempertemukan para investor dengan nasabah Bank Mandiri dari segmen wholesale, commercial, dan UMKM.
“Ini adalah upaya kami untuk memperkuat posisi Bank Mandiri sebagai fasilitator investasi. Dengan kehadiran strategis kami di pusat-pusat keuangan dunia, kami mampu menjembatani kebutuhan investor asing dan pelaku bisnis lokal,” lanjut Abu Santosa.
Dengan lebih dari 900 hubungan koresponden di lebih dari 70 negara, Bank Mandiri memiliki keunggulan kompetitif dalam mengoptimalkan potensi kolaborasi lintas negara. Jaringan global ini tidak hanya mempermudah akses investor ke peluang bisnis lokal, tetapi juga memperkuat hubungan dengan pemangku kepentingan internasional, seperti organisasi multilateral dan lembaga pembiayaan ekspor.
“Kantor kami di luar negeri memainkan peran penting dalam memperkuat hubungan langsung dengan investor global, pemerintah asing, hingga organisasi multilateral,” tambah Abu Santosa.
Dalam mendukung inisiatif ini, Bank Mandiri juga melibatkan Mandiri Capital Indonesia (MCI), anak perusahaan yang bergerak di bidang modal ventura. MCI diharapkan dapat menjadi jembatan bagi para investor yang berminat pada sektor rintisan (startup) teknologi yang tengah berkembang pesat di Indonesia. Dengan dukungan ekosistem yang kuat, MCI menjadi penggerak utama dalam mempercepat transformasi digital di Indonesia.
Menurut laporan dari Google, Temasek, dan Bain & Company, nilai ekonomi digital Indonesia diproyeksikan mencapai US$200 miliar pada tahun 2025, didukung oleh perkembangan pesat sektor teknologi, e-commerce, dan fintech. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu pasar paling menarik di kawasan Asia Tenggara untuk investasi teknologi.
Keberhasilan acara ini diharapkan mampu membuka jalan bagi investasi di berbagai sektor unggulan lainnya, dari infrastruktur hingga energi terbarukan. Dengan strategi kolaboratif ini, Bank Mandiri tidak hanya memposisikan dirinya sebagai mitra bisnis yang terpercaya, tetapi juga sebagai motor penggerak ekonomi nasional. ■