Selama sepekan terakhir, Bitcoin telah menghadapi koreksi harga setelah sebelumnya mencapai level tertingginya di US$99.500 pada 23 November 2024. Kini berada di angka US$96.000, fluktuasi ini memunculkan pertanyaan besar: mampukah Bitcoin menembus batas psikologis US$100.000 sebelum tahun ini berakhir? Meski terkoreksi 2,67% dalam tujuh hari terakhir, sentimen pasar tetap didominasi oleh optimisme tinggi, dengan Fear and Greed Index berada pada level extreme greed di angka 83.
Namun, di balik volatilitas ini, data historis dan indikator pasar menunjukkan potensi besar untuk reli lanjutan. Dalam siklus bullish sebelumnya, Bitcoin selalu mencapai performa puncaknya di akhir tahun dengan momentum yang kuat. November ini, kenaikan harga Bitcoin tercatat sebesar 36%, menjadikannya performa tertinggi keempat dalam sejarah bulan November, setelah tahun 2013, 2017, dan 2020.
Indikator Positif Menuju US$100K
Fahmi Almuttaqin, analis kripto dari Reku, optimistis akan peluang Bitcoin menembus $100.000. Ia menyoroti adopsi institusi yang terus meningkat sebagai pendorong utama. “Prospek Bitcoin mencapai $100k cukup terbuka, terutama jika perusahaan besar seperti Microsoft memutuskan untuk mengadopsi Bitcoin. Keputusan ini kabarnya akan diumumkan pada 10 Desember mendatang,” ujarnya.
Lebih jauh, tren suku bunga The Fed menjadi faktor penting dalam dinamika pasar kripto. Potensi penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan FOMC mendatang di Desember diprediksi dapat memperkuat posisi bullish Bitcoin. “Dinamika geopolitik dan inflasi turut berperan, namun situasi saat ini masih cukup kondusif bagi pasar kripto,” tambah Fahmi.
Data Historis dan Momentum Bullish
Data dari CryptoQuant mengungkapkan bahwa pasar Bitcoin saat ini masih jauh dari puncak optimisme. Proporsi kepemilikan oleh investor jangka pendek hanya sekitar 50%, jauh lebih rendah dibandingkan 90% pada puncak harga 2017 dan 80% pada 2021. “Indikator ini menunjukkan bahwa Bitcoin masih memiliki ruang signifikan untuk tumbuh,” jelas Fahmi.
Momentum bullish juga didukung oleh peningkatan adopsi aplikasi terdesentralisasi (decentralized applications/DApps), yang mengindikasikan minat yang terus berkembang terhadap teknologi blockchain.
Peluang Bagi Investor
Koreksi harga seperti saat ini bisa menjadi peluang emas bagi investor untuk masuk ke pasar kripto. Bagi pemula atau investor berpengalaman, aset dengan fundamental kuat seperti Bitcoin dan Ethereum tetap menjadi pilihan utama. “Melalui fitur Packs di Reku, investor dapat berinvestasi pada berbagai aset kripto blue chip sekaligus untuk diversifikasi yang lebih mudah,” kata Fahmi.
Dengan situasi pasar yang terus berubah dan potensi adopsi lebih luas dari perusahaan besar, para analis sepakat bahwa Bitcoin masih memiliki peluang besar untuk mencapai tonggak sejarah baru sebelum akhir tahun 2024. ■
Ilustrasi: bitcoinist.com