Alexandra Askandar: “Ekonomi hijau sebagai strategi utama menghadapi perubahan iklim”

- 12 November 2024 - 17:22

Dalam upaya mencari sumber pertumbuhan ekonomi yang lebih berkelanjutan di era perubahan iklim, ILUNI FEB UI menggelar diskusi intensif mengenai potensi ekonomi hijau sebagai motor penggerak baru. Alexandra Askandar, Wakil Direktur Utama Bank Mandiri sekaligus Ketua Umum ILUNI FEB UI, menegaskan pentingnya transformasi ekonomi menuju keberlanjutan di tengah keterbatasan sumber daya alam yang kian menipis.

Pada acara “Breakfast Forum” yang diadakan oleh Ikatan Alumni Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (ILUNI FEB UI), tema besar mengenai ekonomi hijau menjadi sorotan utama. Acara ini juga sekaligus menandai peluncuran buku bertajuk “Membumikan ESG & Ekonomi Hijau di Indonesia,” yang dihadiri para alumni dan pemangku kepentingan dari berbagai sektor.

Dalam sambutannya, Alexandra Askandar mengajak seluruh pihak untuk melihat ekonomi hijau sebagai strategi utama menghadapi perubahan iklim dan keterbatasan sumber daya.

“Seiring dengan perkembangan global yang menuntut kita untuk beradaptasi, sudah saatnya kita menggali potensi ekonomi hijau sebagai motor penggerak baru bagi pertumbuhan ekonomi yang tidak hanya fokus pada keuntungan finansial, tetapi juga menjaga keberlanjutan lingkungan,” ujar Alexandra, yang juga merupakan alumni FEB UI angkatan 1990, Selasa (12/11).

Ekonomi hijau, menurut Alexandra, bukan lagi sekadar konsep, melainkan sebuah pendekatan strategis yang dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru bagi Indonesia. Ia menyampaikan bahwa implementasi ekonomi hijau berpotensi besar untuk membuka lapangan kerja baru, meningkatkan efisiensi sumber daya, serta mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.

Dukungan terhadap ekonomi hijau semakin kuat dengan adanya data dari World Resources Institute (WRI) Indonesia yang menunjukkan bahwa penerapan strategi ekonomi hijau dapat meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia rata-rata sebesar 6,3% per tahun dari 2025 hingga 2045. Tak hanya itu, ekonomi hijau diprediksi dapat menciptakan 1,7 juta lapangan kerja ramah lingkungan pada tahun 2045, yang mewakili 38% tambahan angkatan kerja baru.

Diskusi panel yang digelar melibatkan beberapa tokoh penting seperti Ubaidillah Nugraha, Komisaris Independen PT BRI Life, dan Alin Halimatussadiah, Kepala Kajian Ekonomi Hijau dan Perubahan Iklim LPEM FEB UI. Mereka membahas berbagai strategi dan tantangan dalam menerapkan ekonomi hijau di Indonesia, termasuk pentingnya kolaborasi lintas sektor dan peran aktif dari para alumni FEB UI.

Sebagai langkah konkret mendukung ekonomi hijau, Alexandra mengumumkan donasi alumni FEB UI angkatan 1990 berupa stasiun pengisian daya (charging station) ramah lingkungan untuk kampus FEB UI. Inisiatif ini merupakan bagian dari upaya menerapkan prinsip ESG dalam kehidupan akademis, dan diharapkan menjadi contoh bagi alumni lain untuk turut berkontribusi dalam mewujudkan visi kampus yang berkelanjutan.

Alexandra menutup acara dengan mengajak semua pihak untuk bersama-sama memajukan ekonomi hijau sebagai landasan pertumbuhan Indonesia. “Mari kita bersama-sama membuka wawasan dan mengeksplorasi bagaimana kita bisa memanfaatkan ekonomi hijau sebagai landasan untuk pertumbuhan ekonomi yang lebih baik dan berkelanjutan di Indonesia,” katanya. ■

Comments are closed.