Memasuki akhir Oktober, pergerakan pasar kripto menunjukkan dinamika mixed setelah mengalami tren positif dalam beberapa pekan terakhir. Bitcoin, yang sempat melonjak hingga $69.200 pada Senin (21/10), terkoreksi ke $65.400 pada Kamis (24/10). Ethereum turut mengalami koreksi, turun dari $2.740 menjadi $2.470. Sementara itu, saham AS juga berada dalam kondisi yang serupa, dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq terkoreksi tajam sejak Selasa (22/10), diikuti penurunan sebesar 0,92% untuk S&P 500 dan 1,6% untuk Nasdaq pada Rabu (23/10).
Menanggapi kondisi ini, Analyst Reku, Fahmi Almuttaqin, menjelaskan bahwa kehati-hatian investor terlihat dari dinamika aset berisiko, termasuk saham AS dan kripto. Faktor-faktor global seperti pemilu presiden AS yang akan datang dan pertemuan Federal Reserve awal bulan depan turut memengaruhi sentimen pasar. “Investor mungkin telah memulai langkah akumulasi aset yang dapat dilihat seperti dari tren aliran dana masuk/keluar instrumen ETF Bitcoin spot dalam satu dua pekan terakhir, namun untuk membuat langkah besar selanjutnya yang berpotensi memberikan dampak signifikan terhadap pasar, mayoritas investor mungkin masih akan menantikan hasil pemilu AS,” ujarnya.
Di tengah tren mixed ini, performa fundamental Bitcoin justru semakin solid. Hashrate Bitcoin, indikator kekuatan komputasi yang mengamankan jaringan blockchain, mencapai level tertinggi 700 EH/s untuk pertama kalinya pada 21 Oktober, mengindikasikan optimisme penambang terhadap prospek Bitcoin. Hashrate yang tinggi seringkali menjadi indikasi awal untuk potensi kenaikan harga Bitcoin di masa depan.
Selain itu, indikator on-chain lain seperti Puell Multiple juga mengisyaratkan potensi kenaikan harga. “Dengan Puell Multiple di atas 3,5 mengindikasikan pasar yang sudah cukup overheat, kondisi saat ini di mana Puell Multiple berada pada level 0,9 dan hashrate mencetak angka tertinggi baru, mensinyalir potensi upside yang cukup kuat bagi Bitcoin, dari sudut pandang ini,” jelas Fahmi.
Optimisme Bitcoin dan saham AS menjelang pemilu AS
Pemilu AS diperkirakan akan memberikan dampak signifikan pada prospek pasar. Arah kebijakan pemerintahan baru akan berpengaruh pada aset kripto tertentu dan perusahaan yang berpotensi memperoleh keuntungan. Fahmi mencontohkan, “Sebagai contoh, jika Kamala Harris yang memenangkan pemilu, aset kripto XRP mungkin akan lebih berpotensi naik, mengingat dukungan finansial yang telah diberikan oleh Co-Founder Ripple terhadap Harris. Sebaliknya, aset kripto seperti DOGE misalnya, mungkin akan lebih banyak menyita perhatian jika Donald Trump memenangkan kontestasi.”
Selain pasar kripto, saham AS juga membangkitkan optimisme investor menjelang laporan laba kuartal III. Laba Tesla (TSLA) yang solid serta proyeksi pertumbuhan penjualan mobil pada 2025 sebesar 20-30% menjadi katalis positif bagi optimisme pasar. “Selain itu, perusahaan teknologi lain seperti Apple (AAPL), Microsoft (MSFT), Alphabet (GOOGL), Nvidia (NVDA), Meta (META), dan Amazon (AMZN) yang cukup tertekan baru-baru ini juga berpotensi menarik perhatian investor,” tambahnya.
Fahmi menyarankan agar investor tetap memantau pasar secara menyeluruh dan mempertimbangkan berbagai aspek fundamental serta teknikal. Melalui fitur Insights di Reku, investor bisa mengikuti sentimen pasar secara real-time, kinerja fundamental saham AS, dan valuasi perusahaan. Di aset kripto, fitur Portfolio Analysis di Reku dapat membantu investor dalam memantau portofolio, mencakup harga rata-rata, alokasi investasi, dan keuntungan atau kerugian yang diperoleh. ■