Generasi Z kini berperan besar dalam mendorong digitalisasi di sektor perbankan. Direktur Keuangan PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (Persero) atau BSI, Ade Cahyo Nugroho, menjelaskan bahwa tren transaksi digital yang semakin melekat pada Gen Z membawa dampak positif terhadap efisiensi biaya operasional bank.
“Gen Z yang arahnya ke transaksi non-fisik membuat kebutuhan bank untuk menyiapkan infrastruktur fisik jadi berkurang,” kata Ade dalam Indonesia Industry Outlook 2025 yang diadakan secara daring pada Kamis (24/10).
Menurut Ade, salah satu pengeluaran terbesar bank adalah pembangunan dan pengelolaan cabang. Namun, dengan peningkatan transaksi digital, perbankan kini dapat mengurangi beban biaya yang berkaitan dengan infrastruktur fisik. “Kalau saya sedang meyakinkan ke investor luar negeri, (saya bilang) ini akan bawa benefit. Gen Z makin digital, makin mudah dan murah bank untuk melayani,” tambahnya.
Ade juga mengungkapkan bahwa saat ini terjadi pergeseran tren yang signifikan di mana nasabah tidak lagi bergantung pada layanan fisik di cabang. Proses onboarding atau pembukaan akun perbankan kini dapat diselesaikan sepenuhnya secara daring. Hingga saat ini, 97 persen transaksi di BSI telah dilakukan melalui platform digital.
Lebih lanjut, Ade memaparkan bahwa BSI sedang mengembangkan sebuah superapp bernama Islamic Ecosystem, yang tidak hanya berfokus pada transaksi keuangan, tetapi juga melayani kebutuhan ibadah dan sosial nasabah. “Jadi di superapp itu bukan hanya finansial. Tapi ada juga spiritual dan sosial. Spiritual itu terkait seperti jadwal salat, sosial dengan layanan untuk berbagi,” ujarnya.
Laporan dari Inventure Indonesia yang diterbitkan dalam Indonesia Industry Outlook 2024 turut menegaskan bahwa Gen Z lebih menyukai transaksi berbasis digital, seperti penggunaan QRIS dan pembukaan rekening online. Data dari Bank Indonesia menunjukkan bahwa transaksi QRIS melonjak 209,61 persen secara tahunan hingga triwulan ketiga 2024, dengan nilai transaksi mencapai Rp183,6 triliun dan jumlah merchant yang terdaftar mencapai 34,2 juta. ■