Seiring dengan terus berkembangnya teknologi kecerdasan buatan (AI), menyeimbangkan inovasi dengan pertimbangan etis, khususnya terkait privasi, menjadi sangat penting. Dokumen ini membahas adopsi AI di Indonesia dan kawasan ASEAN, menyoroti studi kasus, dan mengevaluasi peran pemerintah serta upaya kolaboratif dalam mendorong pengembangan AI yang etis. Topik ini menjadi bagian dari panel GITEX Global 2024 di Dubai, yang menampilkan kemajuan terbaru dalam komunikasi yang aman dan adopsi AI di sektor telekomunikasi.
Pasar AI di kawasan ASEAN diproyeksikan mencapai US$1 triliun pada tahun 2030, dengan Indonesia memainkan peran penting berkat ekonomi digitalnya yang berkembang pesat. Adopsi AI telah tumbuh secara signifikan di sektor-sektor utama seperti keuangan, kesehatan, telekomunikasi, dan layanan pemerintah. Inisiatif seperti program ‘Making Indonesia 4.0’ menyoroti pentingnya AI dalam mendorong transformasi industri dan meningkatkan produktivitas.
• Sektor keuangan:
AI semakin banyak digunakan untuk chatbot layanan pelanggan, penilaian risiko kredit, dan sistem deteksi penipuan. Seorang eksekutif di Bank Mandiri berkata, ‘Integrasi AI ke dalam sistem deteksi penipuan kami bagaikan menambahkan lapisan perlindungan ekstra—kami lebih siap melindungi pelanggan dan mengantisipasi ancaman yang muncul.’
• Sektor kesehatan:
Perusahaan seperti Halodoc menggunakan AI dalam telemedisin untuk meningkatkan interaksi dengan pasien dan memastikan privasi. Seorang praktisi yang menggunakan sistem AI Halodoc mengatakan, ‘AI memungkinkan saya memberikan diagnosis lebih cepat tanpa mengorbankan privasi—ini benar-benar mengubah cara pelayanan kesehatan.’ Hal ini menunjukkan bagaimana AI memberikan dampak positif pada layanan kesehatan, terutama selama pandemi.
• Sektor telekomunikasi dan platform multi-layanan:
Gojek, sebuah platform multi-layanan terkemuka, memanfaatkan AI untuk mengoptimalkan pengiriman, mempersonalisasi rekomendasi pengguna, dan meningkatkan efisiensi operasional. Menurut seorang ilmuwan data Gojek, ‘Pendekatan kami terhadap AI yang berfokus pada privasi membantu kami memastikan bahwa inovasi tidak mengorbankan kepercayaan pengguna.’
Menyeimbangkan inovasi dan privasi: Studi kasus
Studi Kasus 1: Bank Mandiri – Deteksi penipuan berbasis AI
Bank Mandiri menghadapi meningkatnya risiko penipuan seiring dengan lonjakan transaksi digital. Bank ini mengadopsi FICO® Falcon® Fraud Manager dan FICO® Falcon® Intelligence Network untuk meningkatkan kemampuan deteksi penipuan. Implementasi ini menghasilkan penurunan 80% dalam kerugian penipuan untuk pembayaran kartu dan penurunan 85% dalam penipuan pada aplikasi digitalnya pada tahun 2023.
Studi Kasus 2: Gojek – AI etis untuk privasi pengguna
Tantangan Gojek adalah mengelola data pribadi secara aman sambil meningkatkan pengalaman pengguna melalui fitur seperti rekomendasi yang dipersonalisasi. Gojek mengintegrasikan privacy by design dalam proses AI-nya, melakukan audit etis, dan memberikan otonomi pengguna dalam mengelola data.
Studi Kasus 3: Halodoc – AI untuk telemedisin
Selama pandemi COVID-19, Halodoc memanfaatkan AI untuk diagnostik dan konsultasi, yang membutuhkan perlindungan privasi data pasien yang kuat. Dengan menggunakan konsultasi berbasis AI dan pembelajaran federasi, Halodoc memastikan privasi data pasien sambil meningkatkan akurasi diagnosis.
Pendekatan kolaboratif di ASEAN untuk AI yang etis
ASEAN Data Management Framework (DMF) berfungsi sebagai panduan dasar untuk menyelaraskan standar privasi data di seluruh negara anggota, memungkinkan inovasi sambil menjaga praktik etis.
Beralih dari teori ke praktik: Langkah praktis. Untuk menerapkan etika AI dalam praktik sehari-hari, perusahaan telah menerapkan langkah-langkah yang menjadikan privasi dan transparansi sebagai komponen inti dari operasi mereka.
Memastikan kepatuhan dan mendorong inovasi. Menyeimbangkan kepatuhan terhadap regulasi privasi global sambil mendorong inovasi AI menghadirkan tantangan yang melekat. Strategi efektif meliputi pengembangan AI berbasis privasi dan alat kepatuhan berbasis AI.
Strategi kolaboratif untuk ekosistem keamanan siber yang terpadu. Keamanan siber sebagai tanggung jawab bersama: Ekosistem keamanan siber yang tangguh memerlukan kolaborasi antara pemerintah, industri, akademisi, dan konsumen.
Inisiatif pemerintah dalam menegakkan privasi dan penggunaan etis dalam AI. Rancangan Undang-Undang Perlindungan Data Pribadi (RUU PDP): Pemerintah Indonesia mewajibkan kepatuhan terhadap persyaratan penanganan data yang ketat untuk memastikan penggunaan AI yang etis. Kolaborasi akademis, seperti dengan Universitas Malaya, telah berkontribusi pada pengembangan pedoman spesifik sektor yang meningkatkan transparansi layanan publik sebesar 25%.
• Panduan Spesifik Sektor: Institusi seperti Kominfo bekerja sama dengan pemangku kepentingan industri untuk mengurangi bias dan memastikan transparansi.
• Kolaborasi Publik-Swasta: Regulatory sandbox memungkinkan pengujian AI di bawah pengawasan regulasi, memastikan standar etika terpenuhi sebelum diterapkan secara penuh.
• Kampanye Kesadaran: Kolaborasi pemerintah dengan universitas bertujuan untuk mendidik pengembang AI tentang perlindungan privasi sejak tahap awal pengembangan AI.
Adopsi AI yang cepat di Indonesia dan ASEAN memerlukan keseimbangan yang cermat antara inovasi dan privasi. Perusahaan seperti Gojek dan Halodoc menunjukkan komitmen terhadap AI yang etis dan keselarasan dengan regulasi, meletakkan dasar bagi ekonomi digital yang terpadu di kawasan ini.
Adopsi AI di Indonesia dan ASEAN menyoroti keseimbangan yang rumit antara kemajuan teknologi dan pertimbangan etis. Implementasi yang sukses memerlukan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, industri, akademisi, dan konsumen. Kepatuhan terhadap regulasi, desain berfokus pada privasi, dan pengembangan AI yang etis sangat penting untuk membangun kepercayaan pengguna dan inovasi yang berkelanjutan.
Masa depan AI di ASEAN terletak pada penyelarasan praktik etis dengan standar privasi dan berfokus pada kemajuan kolektif, yang pada akhirnya membangun ekosistem digital yang dapat dipercaya dan makmur. Acara seperti GITEX Global 2024 menyediakan platform penting untuk mendiskusikan kemajuan ini dan menyempurnakan strategi untuk komunikasi yang aman dan transformasi berbasis AI..
Untuk sepenuhnya mewujudkan manfaat AI sambil menjaga privasi dan etika, pemangku kepentingan di sektor publik dan swasta harus bertindak sekarang. Pemerintah harus berinvestasi dalam kerangka regulasi, industri harus mengadopsi solusi AI berfokus pada privasi, akademisi harus mengembangkan talenta untuk menghadapi tantangan yang muncul, dan konsumen perlu diberdayakan untuk membuat keputusan tentang data mereka. ■
*) Raditio Ghifiardi, adalah profesional IT dan keamanan siber yang diakui serta pemimpin transformatif masa depan dalam strategi AI/ML. Ia ahli dalam keamanan IT, pembicara di banyak konferensi global dan internasional, serta pendorong inovasi dan kepatuhan dalam sektor telekomunikasi dan perbankan. Dikenal karena memajukan standar industri dan menerapkan solusi serta kerangka kerja keamanan mutakhir. Dalam ajang GITEX GLOBAL Dubai 2024 ia adalah satu-satunya pembicara asal Indonesia.