PayPal mengumumkan telah menyelesaikan pembayaran bisnis pertamanya dengan stablecoin internalnya. Hal ini dilakukan untuk menunjukkan bagaimana mata uang digital dapat digunakan untuk meningkatkan transaksi komersial yang sering kali membingungkan.
Seperti dilaporkan Bloomberg News, Kamis (3/10), dalam transakai itu PayPal tidak mengungkapkan jumlahnya. Namun diketahui transaksi dilakukan kepada perusahaan akuntansi raksasa Ernst & Young pada tanggal 23 September menggunakan PYUSD, stablecoin yang diluncurkan perusahaan tersebut pada tahun 2023 dan menggunakan platform SAP SE untuk menyelesaikan transaksi. Stablecoin adalah aset digital yang dipatok dengan dolar AS.
“Lingkungan perusahaan sangat cocok untuk itu,” kata Jose Fernandez da Ponte, wakil presiden senior PayPal untuk blockchain, mata uang kripto, dan mata uang digital, kepada Bloomberg. “Ini adalah pembicaraan yang sangat rasional untuk dilakukan dengan CFO.”
Berita itu muncul ketika stablecoin semakin menonjol di dunia fintech. “Tidak seperti mata uang kripto seperti bitcoin dan ethereum, yang meskipun menonjol di dunia kripto namun tetap dikenal terutama karena volatilitas harganya, stablecoin dirancang untuk mempertahankan nilai yang stabil, sehingga menjadikannya ideal untuk berbagai aplikasi keuangan,” kata laporan itu.
Fintech di seluruh dunia telah memperhatikan kemampuan stablecoin untuk menawarkan manfaat mata uang digital tanpa volatilitas mata uang kripto. Di antaranya Revolut dari Inggris yang dilaporkan sedang dalam perjalanan untuk membuat stablecoinnya sendiri. Sementara PYUSD sekarang menjadi salah satu stablecoin terbesar di dunia, dengan kapitalisasi pasar melebihi US$715 juta.
Dengan melewati sistem perbankan dan perantara tradisional, stablecoin dapat menurunkan biaya transaksi dan waktu penyelesaian, membuatnya sangat menarik bagi fintexh ang ingin mengatasi tantangan pembayaran global yang lebih baik. ■