PT Bank KEB Hana Indonesia (Hana Bank) membukukan laba bersih (unaudited) mencapai Rp259,52 miliar atau tumbuh 13,93% secara tahunan (year on year/yoy) pada semester I-2024.
Presiden Direktur Hana Bank Jong Jin Park mengatakan, pencapaian ini merupakan usaha bersama tim dalam menjaga pertumbuhan dan profitabilitas berkelanjutan melalui pertumbuhan kredit yang sehat dan manajemen risiko.
Menurut dia, di samping terus memacu kredit dengan risiko yang terukur, Hana Bank juga tetap berupaya menerapkan prinsip kehati-hatian yang baik sehingga dapat terus memberikan keuntungan yang lebih baik bagi para pemegang saham.
“Hal ini salah satunya tercermin pada imbal hasil terhadap ekuitas (return on equity/ROE) yang mencapai 4,91%. Dengan raihan positif ini kami meyakini dapat mencapai target 2024 dengan baik,” ujarnya, Kamis (1/8).
Hana Bank membukukan total kredit dan pembiayaan naik 12,42% menjadi Rp36,2 triliun pada semester I-2024, terutama dari kontribusi bisnis Corporate Banking (+90 %) dan Consumer Banking (+10 %). Secara kualitas, kredit macet (non performing loan/NPL) dapat dijaga dengan tren terjadi perbaikan dari posisi 0,95% menjadi 0,76%.
Pertumbuhan kredit yang moncer mengerek total aset menjadi Rp48,2 triliun atau naik 6,24%. Bank senantiasa menjaga posisi permodalan yang solid dengan capital adequacy ratio (CAR) sebesar 27,05%.
Sementara total dana pihak ketiga (DPK) mencapai Rp25,5 triliun dengan rasio CASA sebesar 64,8%. Ini sebagai hasil upaya membangun hubungan yang lebih erat sekaligus meningkatkan pengalaman nasabah dalam memanfaatkan layanan digital Hana Bank. Sehingga likuiditas yang tercermin pada loan to deposit ratio (LDR) tercatat sebesar 139,37%.
“Menghadapi tantangan ketidakpastian ekonomi global saat ini, kami tetap menerapkan strategi perusahaan dengan pendekatan yang berorientasi pada nasabah sehingga kinerja yang baik ini menunjukan pertumbuhan bisnis dan pendapatan Bank tetap solid. Kami akan terus fokus dalam menyediakan solusi keuangan yang inovatif serta memberikan kemudahan akses keuangan bagi seluruh stakeholders,” demikian Park.
Hana Bank terus mengembangkan berbagai produk berbasis digital. Saat ini hampir seluruh transaksi sudah dilakukan melalui kanal digital, masih banyak pula transaksi yang dilakukan melalui layanan branchless banking seperti MyHana Mobile Banking dan Internet Banking, LINE Bank by Hana Bank, Corporate Banking System (CBS), dan Automated Teller Machine (ATM).
Layanan digital MyHana Mobile Banking menyediakan berbagai kemudahan perbankan, mulai dari penyediaan transaksi yang lengkap, BI-Fast dan Scan QRIS, serta memiliki fitur Hana AIdvisor untuk layanan investasi melalui fitur reksadana digital.
Sementara layanan Corporate Banking System (CBS) difokuskan untuk melayani nasabah korporasi high-valued dalam melakukan berbagai transaksi yang bersifat kompleks dan massal, termasuk transfer, pembayaran tagihan, pembelian dan top-up.
Selain itu, LINE Bank telah mengembangkan aplikasi bank digital Hana Bank yang memungkinkan calon nasabah untuk membuka rekening, mengajukan pembiayaan serta berbagai transaksi melalui ponselnya. Lebih dari itu, Hana Bank terus berusaha memberikan layanan transaksi dengan nilai tambah bagi para nasabah melalui kerja sama dengan mitra-mitra penyelenggara pembayaran dan berbagai merchant favorit.
“Kami memiliki komitmen untuk terus meningkatkan pengalaman dan kenyamanan nasabah melalui berbagai inisiatif transformasi digital, meningkatkan digital channel, dan senantiasa memperkenalkan solusi inovatif,” tutur Park.
Sebagai salah satu wujud komitmen Hana Bank untuk memberikan customer experience terbaik kepada para Nasabah, Hana Bank menyelenggarakan program Spend2Fly yaitu program berhadiah utama paket perjalanan wisata (trip) ke Korea Selatan, periode program dimulai pada 1 Juni s/d 31 Agustus 2024.
Program ini diperuntukan khusus untuk nasabah kartu debit Visa Contactless Hana Bank dan LINE Bank dalam mengoptimalkan pemakaian pembelanjaan minimal Rp 2 juta/bulan untuk transaksi offline di luar negeri dan transaksi online. Pemenang akan dipilih berdasarkan pembelanjaan tertinggi setiap bulannya. ■