Di tengah peningkatan eskalasi geopolitik global, emas diyakini menjadi instrumen investasi yang palibg aman. PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mengungkapkan bisnis pembiayaan logam mulianya per April 2024 mengalami lonjakan signifikan dimana penyaluran pembiayaan produk Gadai Emas dan Cicil Emas mencapai Rp 8,05 triliun atau tumbuh 30,50% year on year.
Menurut Direktur Sales & Distribution BSI Anton Sukarna, pertumbuhan tersebut menunjukkan kepercayaan dan minat masyarakat yang tinggi terhadap emas sebagai instrumen investasi.
“Emas tetap menjadi pilihan investasi yang diminati masyarakat karena sifatnya yang safe-haven dan kemampuannya untuk melindungi nilai aset dari inflasi. Emas menjadi aset aman yang dicari, terutama saat eskalasi geopolitik meningkat,” ujarnya, Jumat (7/6).
Harga emas yang cenderung naik terutama saat kondisi makro yang cukup volatile ditandai dengan menurunnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS), juga menjadi pendorong meningkatnya bisnis emas BSO. Dalam satu tahun terakhir harga emas naik sekitar 26,2%. Karena kenaikan harga emas maka minat masyarakat untuk melakukan gadai dan bahkan cicil emas meningkat.
Lebih lanjut Anton mengatakan, pembiayaan Gadai Emas BSI mengalami kenaikan per April 2024 dari Rp4,48 triliun menjadi Rp 5,12 triliun atau naik 14,34% (yoy). Sementara itu, Cicil Emas juga mengalami lonjakan signifikan dengan pertumbuhan 73,15% (yoy) dari Rp1,69 triliun menjadi Rp2,93 triliun.
Peningkatan pembiayaan berbasis emas ini mendorong pendapatan fee BSI dari gadai naik dari Rp237 miliar pada empat bulan pertama tahun 2023 menjadi Rp 270 miliar pada empat bulan pertama tahun 2024 atau naik 14%.
Dari sisi fee based, kontribusi dari unit gadai sekitar 17% terhadap total fee based empat bulan pertama di tahun 2024 yang mencapai Rp927 miliar.
Jumlah Number of Account (NOA) untuk gadai dan cicil emas di BSI meningkat drastis sebesar 37,88% (yoy) dari 373.377 menjadi 504.021 akun per April 2024. “Minat masyarakat untuk berinvestasi emas melalui BSI sangat tinggi. Peningkatan ini mencerminkan tingginya animo masyarakat untuk berinvestasi dalam bentuk emas,” katanya. ■