PERUSAHAAN fintech raksasa asal Tiongkok, Ant Group menyatakan ingin meningkatkan kehadirannya di kancah global melalui penawaran pembayaran digitalnya, Alipay+. Ini adalah usaha perusahaan menghubungkan aplikasi pembayaran seluler di seluruh dunia.
“Apa yang kami temukan adalah orang-orang ingin menggunakan dompet elektronik mereka saat bepergian ke luar negeri. Mereka tidak ingin memasukkan kartu mereka ke aplikasi lain yang juga tidak mereka kenal,” demikian diutarakan Douglas Feagin, wakil presiden senior Ant Group, afiliasi dari raksasa teknologi Tiongkok, Alibaba, kepada CNBC.
Cabang global Ant Group, Ant International, memperkenalkan Alipay+ pada 2020 lalu yang memungkinkan orang asing menggunakan aplikasi dari negara asal mereka untuk melakukan pembayaran di Tiongkok dan negara lain dengan memindai kode QR dari platform Alipay milik Ant Group yang sebagian besar berfokus di dalam negeri.
“Kami melihat peluang besar untuk ekspansi dan cakupan yang relatif luas yang kami miliki di Asia – kami [ingin] meniru di negara-negara seperti Timur Tengah, Amerika Latin, dan Eropa. Orang-orang dari seluruh wilayah ini akan pindah ke wilayah lain, sehingga ada peluang besar untuk melakukan ekspansi,” katanya.
Ant telah berinvestasi pada e-wallet khusus negara di Asia, namun para CEO ingin membawa produk mereka ke luar negeri, kata Feagin, yang juga presiden Ant International.
Alipay+ kini menghubungkan 88 juta pedagang di 57 negara dan wilayah dengan 1,5 miliar akun konsumen di lebih dari 25 dompet elektronik dan aplikasi bank.
“Kami mendapatkan keuntungan karena Alipay sudah diterima di banyak merchant di seluruh dunia sehingga salah satu langkah pertama kami adalah [untuk] mengubah merchant tersebut menjadi merchant Alipay+. Jadi daripada hanya menerima satu dompet, mereka bisa menerima banyak dompet,” demikian Feagin.
Sebagai bagian dari ekspansi bisnisnya di luar negeri, Ant membeli saham di beberapa perusahaan seperti perusahaan pembayaran Singapura 2C2P pada tahun 2022 dan Kakao Pay Korea Selatan pada tahun 2017. Tak hanya itu, Ant juga bermitra dengan layanan pembayaran digital nasional seperti SGQR Singapura , DuitNow QR Malaysia , dan ZeroPay Korea Selatan tahun lalu.
“Visi awal Ant Group untuk ekspansi global berpusat di Asia Tenggara. Perusahaan ini mengambil saham strategis dalam e-wallet di setiap negara besar di Asia Tenggara,” kata Zennon Kapron, pendiri dan direktur konsultan Kapronasia, dalam laporannya pada bulan Januari .
Sebelumnya, Ant Group asal Tiongkok saat ini disebut-sebut tengah terlibat dalam pembicaraan serius dengan pemerintah Indonesia untuk meluncurkan Alipay+. Saat ini, Ant Group sedang mengurus segala persyaratan sesuai regulasi Bank Indonesia dan kebutuhan bekerja sama dengan mitra lokal supaya Alipay+ bisa cepat digunakan di Indonesia.
Ant Group, sebelumnya dikenal sebagai Ant Financial, adalah perusahaan afiliasi dari konglomerat China, Alibaba Group. Aliplay+ yang dimiliki grup ini merupakan platform pembayaran seluler terbesar di dunia.
Ant juga berekspansi ke pasar negara berkembang seperti Sri Lanka dan Kamboja. Perusahaan ini juga telah berekspansi ke Eropa dan Timur Tengah, bermitra dengan dompet elektronik Eropa Tinaba pada bulan Juli tahun lalu dan Nexi pada bulan Februari serta Dubai Duty Free di Timur Tengah pada awal tahun ini.
Ada juga peluang pertumbuhan di pasar perusahaan yang sudah mapan seperti Singapura dan Korea Selatan, misalnya banyak orang yang menggunakan pembayaran seluler di Tiongkok, namun masih jauh lebih sedikit dibandingkan dengan orang di negara lain.
“Ada ruang besar untuk berkembang. Saya rasa banyak orang hanya berpikir untuk menggunakan metode pembayaran tradisional ketika mereka pergi ke luar negeri. Jika Anda memikirkan pasar besar yang menerima banyak wisatawan, seperti Thailand dan Jepang, peluang pertumbuhan pembayaran melalui aplikasi seluler sangat besar,” tuturnya. ■
Foto: Tech Wire Asia