Naiknya biaya kredit dan pencadangan bikin laba BTPN anjlok 32% lebih

- 3 Mei 2024 - 17:26

PT Bank BTPN Tbk. (BTPN) mengumumkan mampu mencetak laba bersih periode berjalan yang dapat didistribusikan kepada pemilik sebesar Rp543,85 miliar sepanjang kuartal I-2024 atau anjlok 32,4% secara tahunan dari perolehan periode yang sama 2023 sebesar Rp805,19 miliar.

Bank BTPN, dalam keterangan resminya, Jumat (3/5) juga mengungkapkan terjadinya peningkatan total penyaluran kredit sebesar 24% year-on-year (yoy) menjadi Rp186,56 triliun pada akhir Maret 2024 dari Rp149,90 triliun pada periode yang sama tahun lalu.

“Penurunan ini disebabkan kenaikan biaya sejalan dengan pertumbuhan volume usaha dan inisiatif-inisiatif yang sedang dikerjakan oleh bank tersebut,” demikian manajemen.

BTPN juga melakukan pencadangan kredit yang lebih tinggi seiring dengan pertumbuhan jumlah kredit yang diberikan serta keputusan perseroan untuk menambah pencadangan kredit sebagai bentuk antisipasi berakhirnya POJK relaksasi kredit restrukturisasi pada 31 Maret 2024.

Dalam laporan keuangan BTPN yang berakhir periode Maret 2024, pendapatan bunga bersih BTPN naik sebesar 3% yoy menjadi Rp3,02 triliun dari Rp2,94 triliun. Seiring dengan peningkatan pendapatan tersebut, beban bunga ikut naik 8,85% yoy menjadi Rp3,02 triliun.

Kenaikan pendapatan bunga bersih yang dikontribusikan oleh pendapatan bunga dari kredit mendorong kenaikan pendapatan operasional (konsolidasi) sebesar 1% yoy, serta Net Interest Margin (NIM) yang terjaga di level 6,02%.

Peningkatan kredit termasuk pembiayaan dari PT Oto Multiartha (OTO) dan PT Summit Oto Finance (SOF)- OTO Group, seiring dengan selesainya aksi korporasi Bank BTPN pada akhir Maret 2024 atas akuisisi dua perusahaan pembiayaan tersebut, yang kini menjadi bagian dari Bank BTPN.

Bank BTPN secara organik membukukan peningkatan penyaluran kredit di luar OTO Group sebesar 8,5% yoy, yang terutama didorong oleh segmen korporasi dan komersial (9%), segmen usaha mikro, kecil, dan menengah (18%), diikuti oleh segmen Jenius (154%) serta segmen Joint Finance (607%). Aset Bank BTPN tumbuh sebesar 18% yoy, dari Rp204,00 triliun menjadi Rp239,84 triliun pada akhir Maret 2024.

“Bank BTPN akan terus berupaya untuk tidak hanya tumbuh secara finansial, tetapi juga memberikan dampak positif bagi masyarakat melalui berbagai program pemberdayaan publik yang relevan untuk masyarakat dan nasabah kami,” kata Dirut BTPN Henoch Munandar.

Bank BTPN juga berhasil menjaga kualitas kredit tetap baik. Rasio gross non-performing loan (NPL) Bank BTPN berada di level 1,83% per akhir Maret 2024, lebih rendah dibanding rata-rata industri yang tercatat sebesar 2,4% pada akhir Februari 2024.

Saldo Current Account & Saving Account (CASA) Bank BTPN tercatat meningkat sebesar 25% yoy dari Rp39,57 triliun menjadi Rp49,27 triliun pada akhir Maret 2024. Rasio CASA juga mengalami peningkatan dari 34,0% menjadi 41,0%.

Sementara itu, total deposito mengalami penurunan sebesar 8% yoy menjadi Rp71,00 triliun. Dengan demikian total dana pihak ketiga (DPK) Bank BTPN meningkat sebesar 3% yoy dari Rp116,37 triliun pada akhir Maret 2023 menjadi Rp120,27 triliun akhir Maret 2024.

Rasio likuiditas dan pendanaan di tingkat yang sehat, dengan liquidity coverage ratio (LCR) mencapai 233,6% dan net stable funding ratio (NSFR) 115,7% per 31 Maret 2024. Perseroan mencatat rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) yang kuat di angka 27,8%. ■

Comments are closed.