Otoritas Jasa Keuangan dalam Surveillance Perbankan Indonesia yang dipublikasikan baru-baru inu mengungkapkan, jumlah terminal ATM/CRM/CDM di bank umum mencapai 91.412 unit pada akhir 2023 atau terjadi penurunan 2.604 terminal ATM/CRM/CDM di bank, dibandingkan akhir 2022 sebanyak 94.016 terminal.
Penurunan jumlah ATM ini pararel dengan penurunanan transaksi menggunakan kartu ATM, dimana dari statistik sistem pembayaran dan infrastruktur pasar keuangan (SPIP) Bank Indonesia (BI), jumlah transaksi kartu ATM turun 7,33% secara tahunan (year on year/yoy) pada Januari 2024, menjadi 583,02 juta transaksi.
Adapun, nilai transaksi kartu ATM dan debit turun 7,68% yoy menjadi Rp593,43 triliun pada Januari 2024. Penurunan jumlah ATM dan transaksinya itu terjadi seiring dengan pesatnya digitalisasi perbankan.
BI mencatat nilai transaksi digital perbankan pada awal tahun atau Januari 2024 telah mencapai Rp5.335,33 triliun, tumbuh 17,19% yoy. Nilai transaksi uang elektronik meningkat 39,28% yoy mencapai Rp83,37 triliun pada Januari 2024. Sementara, nominal transaksi QRIS tercatat tumbuh pesat 149,46% yoy, mencapai Rp31,65 triliun. Jumlah pengguna QRIS mencapai 46,37 juta dan jumlah merchant 30,88 juta, yang sebagian besar merupakan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Meskipun banyak banl menutup terminal ATM-nya, salah satu bank yang masih mengandalkan layanan ATM adalah BCA.
Menurut EVP Corporate Communication & Social Responsibility PT Bank Central Asia Tbk. Hera F. Haryn, ATM masih memegang peran penting bagi PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) seiring dengan peningkatan transaksi. “BCA melihat kehadiran mesin ATM masih berperan penting dan menjadi pilihan masyarakat dalam melakukan transaksi perbankan,” katanya.
Dari data yang ada, jumlah transaksi dengan ATM BCA mencapai 1,7 miliar pada sembila bulan pertama 2023, atau tumbuh 6,2% secara tahunan (year on year/yoy). Nilai transaksi ATM BCA mencapai lebih dari Rp1.700 triliun pada periode yang sama. Sementara, hingga akhir Desember 2023, BCA memiliki 19.047 ATM yang tersebar di berbagai daerah.
Jumlah ATM di BCA juga dalam tren meningkat dari tahun sebelumnya. Dari jumlah tersebut, sekitar 75% merupakan ATM setor tarik. Dari tahun ke tahun, BCA juga telah memperkuat komposisi ATM setor tarik (cash recycling machine/CRM) di jaringan ATM BCA. Adanya ATM setor tarik memungkinkan nasabah melakukan penarikan dan penyetoran tunai selama 24 jam. ■
Foto: Deddy H. Pakpahan/digitalbank.id