Kepala Eksekutif Pengawas Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya OJK Agusman mengatakan, kredit masyarakat di layanan pinajaman online (pinjol) dari fintech p2p lending terus meningkat sampai Februari 2024. Di sisi lain, nilai pinjaman yang macet juga merangkak naik.
Jika ditilik secara tahunan, pinjaman macet atau TWP90 dari fintech p2p lending cenderung mengalami peningkatan. TWP90 berada di level 2,69% pada Pada Februari 2023. Pada saat itu outstanding pinjaman fintech p2p lending mencapai Rp50,09 triliun, yang artinya nilai pinjaman macet dari masyarakat RI sebesar Rp1,34 triliun.
“Per Februari 2024 nilai outstanding pinjaman masayarakat di pinjaman online (pinjol) mencapai Rp61,10 triliun, dimana TWP90 tercatat sebesar 2,95% alias nilai pinjaman macet di masyarakat Indonesia pada Februari 2024 telah menembus Rp1,80 triliun,” katanya, Rabu (2/4).
Namun menurut Agusman, tingkat risiko kredit macet secara agregat (TWP90) dalam kondisi terjaga di posisi 2,95% (per Februari 2024).
Lebih lanjut, Agusman juga menyampaikan adanya potensi peningkatakan permintaan pinjaman pada periode Ramadan dan Lebaran 2024/1445 H kali ini di sektor fintech p2p lending. Dia lantas mengimbau para penyelenggara pinjol tersebut agar menjaga tetap TWP90, khususnya menjelang lebaran.
“Pada tahun 2022 memang terdapat peningkatan permintaan (pinjaman) menjelang lebaran, sebaliknya pada tahun 2023 tidak ada fenomena tersebut. Kami secara umum meminta agar penyelenggara p2p lending tetap menjaga TWP90 di bawah 5%, termasuk dalam periode lebaran ini,” katanya. ■