Bank Syariah Indonesia (BSI) mengungkapkan sampai kini pengembangan perbankan syariah di Indonesia masih menghadapi beberapa tantangan, termasuk dalam hal inklusi dan literasi.
Direktur Retail Banking Bank Syariah Indonesia (BSI), Ngatari mengatakan, tingkat literasi dan inklusi keuangan perbankan syariah saat ini jauh tertinggal, bila dibandingkan dengan perbankan konvensional.
“Tingkat literasi perbankan syariah masih 9,1 persen, sementara bank konvensional sudah 35,4 persen. Kalau inklusinya terakhir perbankan syariah 12,1 persen, inklusi di konvensional sudah 85,1 persen. Inilah yang menjadi tantangan bagi kami di perbankan syariah untuk meningkatkan inklusi maupun literasi,” kata Ngatari dalam acara Investortrust UMKM Connect 2024 di Hotel Aryaduta, Jakarta, Rabu (27/3).
Menurut dia, keterbatasan jaringan kantor syariah menyebabkan rendahnya literasi. Dia menuturkan, saat ini posisi perbankan konvensional mencapai 21.899. Jumlah itu jauh lebih tinggi dari perbankan syariah yang hanya sebanyak 2.381.
“Jadi kalau saya hitung secara presentase, presentase jumlah kantor perbankan syariah di Indonesia itu jumlahnya kurang lebih 10 persen. Karena ini berbanding lurus dengan market share kita,” jelasnya.
Padahal, lanjut dia, Indonesia merupakan negara populasi muslim terbesar di dunia. Tercatat, dari total populasi Indonesia, sebanyak 87,2 persen atau sekitar 229 juta jiwa beragama Islam. ■