Bitcoin, aset kripto terpopuler kembali menguat setelah sempat terkoreksi sebentar dari level All-Time-High. Berdasarkan CoinMarketCap, Bitcoin saat ini berada di level USD 65.925 atau setara Rp1,3 miliar, naik 5,37% dalam sepekan.
Merespon kondisi tersebut, Robby selaku Chief Compliance Officer (CCO) sekaligus Ketua Umum Aspakrindo-ABI mengatakan rally Bitcoin ini tentu dibarengi dengan meningkatnya euforia di kalangan investor, traders, dan masyarakat luas.
“Berdasarkan diskusi Reku dengan para pengguna, mereka sangat antusias karena harga Bitcoin yang telah menyentuh di atas Rp1 Miliar. Potensi meningkatnya harga di kemudian hari juga masih terbuka. Artinya, para holders Bitcoin saat ini tengah menikmati kenaikan harga ini serta menantikan Bitcoin mencetak ATH terbaru,” jelas Robby.
Selain investor dan traders, ketertarikan masyarakat luas terhadap aset kripto pun juga meningkat akibat melonjaknya harga Bitcoin. “Tidak dipungkiri, performa Bitcoin turut mengundang banyak perbincangan di masyarakat. Bukan hanya di Indonesia, namun juga skala global. Momen ini juga berpotensi menjadi departure point bagi investor baru untuk berinvestasi aset kripto. Sehingga dapat dikatakan bahwa aset kripto semakin menjadi pilihan diversifikasi investasi, bukan sekedar pelengkap saja,” kata Robby.
Walau demikian, Robby menegaskan masyarakat untuk selalu mengingat prinsip utama dalam berinvestasi, yaitu pemahaman dan literasi. “Reku berharap investor dan calon investor bisa mengambil keputusan dengan cermat dan bijak. Hindari terburu-buru dan FOMO. Lakukan riset terlebih dahulu agar mengetahui kegunaan sebuah koin, tim pengembang, proyek, serta use-casenya. Untuk membantu investor mempertimbangkan keputusan berinvestasi, Reku juga terus menyediakan analisa pasar yang dikemas dengan bahasa sederhana dan diupdate setiap harinya. Sehingga cocok untuk segala jenis investor,” imbuhnya.
Senada dengan Robby, Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi Bappebti Tirta Karma Sanjaya menyampaikan di tengah tren bullish ini, masyarakat juga perlu memastikan untuk berinvestasi di platform yang aman dan terdaftar di Bappebti.
“Hal ini penting untuk memastikan setiap transaksi dan investasi yang dilakukan masyarakat terlindungi oleh regulasi. Bappebti juga melakukan pengawasan melalui pendekatan yang komprehensif terhadap platform yang terdaftar. Mulai dari aset kripto utilitas (utility crypto) atau aset kripto beragun aset (Crypto Backed Asset) hingga metode Analytical Hierarchy Process (AHP) yang ditetapkan oleh Bappebti. Namun apabila masyarakat melakukan transaksi kripto di luar platform yang terdaftar di Bappebti, maka sangat disayangkan sebab perlindungan tersebut tidak didapatkan,” ungkap Tirta.
Dengan berinvestasi di platform yang terdaftar di Bappebti, Tirta melanjutkan, diharapkan momentum bullish ini juga dapat meningkatkan jumlah investor dan transaksi kripto di Indonesia.
“Pasar kripto telah melewati masa bearish dan optimisme masyarakat menjelang Bitcoin Halving juga meningkat. Jumlah investor kripto di Indonesia telah mencapai 18,83 juta orang pada bulan Januari lalu. Kami optimis angka ini bisa meningkat seiring dengan perkembangan positif di pasar kripto. Tentunya kami terus menghimbau masyarakat untuk tetap berinvestasi di platform yang aman dan terdaftar di Bappebti seperti Reku,” tambah Tirta.
Optimisme tersebut turut diungkapkan oleh Direktur Utama PT Bursa Komoditi Nusantara (CFX) Subani. “Ekosistem industri kripto saat ini sudah lengkap. Lembaga Self-Regulatory Organizations (SRO) terdiri oleh peran bursa kripto teregulasi yakni CFX sebagai lembaga yang memastikan setiap transaksi aman dan tercatat di bursa, PT Kliring Komoditi Indonesia
(KKI) sebagai Lembaga Penjamin dan Penyelesaian Perdagangan Pasar Fisik Aset Kripto dan PT Kustodian Koin Indonesia (ICC) sebagai Lembaga Pengelola Tempat Penyimpanan Aset Kripto. Kehadiran SRO yang lengkap ini juga menunjukkan kesiapan pemerintah dalam melindungi investor serta merespon tingginya minat masyarakat terhadap aset kripto.
Dengan sudah terintegrasinya Reku dengan ketiga lembaga SRO ini, ini juga menunjukkan Reku sangat cepat dan sudah siap dalam merespon periode bullish ini,” tegas Subani.
Subani memaparkan, per Februari 2024 terdapat 32 Calon Anggota Bursa yang terdiri dari 29 CPFAK dan 3 Non-CPFAK yang mendaftar di tahun 2023. “Bursa bersama kedua lembaga SRO terus berkomitmen untuk memastikan pengawasan terhadap CPFAK yang
terdaftar demi memberikan kenyamanan dalam berinvestasi. Oleh sebab itu, diharapkan masyarakat juga melek akan platform yang aman ini, salah satunya Reku, yang terus memprioritaskan keamanan dan transparansi bagi penggunanya,” pungkas Subani. ■