Mendekati akhir tahun 2023, transaksi perbankan melalui Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) terus mengalami pertumbuhan. PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BRI) pun mencatat kenaikan transaksi QRIS tahun ini.
Hingga akhir November 2023, jumlah transaksi QRIS BRI mencapai 103,3 juta transaksi. Transaksi QRIS BRI tumbuh lebih dari 400% secara tahunan apabila dibandingkan dengan posisi November 2022.
Untuk transaksi QRIS tahun depan, BRI belum menyebutkan persentase targetnya. Tetapi Direktur Jaringan dan Layanan BRI Andrijanto menilai, tren pertumbuhan transaksi digital masih sangat prospektif. Dia memproyeksi transaksi QRIS masih akan tumbuh secara agresif.
Baca Juga: Berbekal QRIS, jalan-jalan jadi lebih mudah di Singapura, pelaku usaha juga diuntungkan
Andrijanto sadar bahwa pertumbuhan transaksi QRIS tentu didorong oleh beberapa faktor. Transaksi digital ini disokong oleh kemudahan dan keamanan yang didukung oleh kesadaran masyarakat akan pentingnya transaksi digital.
Dia menambahkan, semakin mudah masyarakat mengakses teknologi, maka semakin mudah juga masyarakat melakukan transaksi digital. Selain itu adanya peningkatan penetrasi internet di Indonesia, terutama di daerah-daerah yang sebelumnya tidak terlayani.
Di sisi lain, BRI juga melakukan ekspansi melalui fitur QRIS cross border di mobile banking BRI atau yang biasa disebut BRImo. BRI pun masih akan terus mengembangkan fitur QRIS cross-border, dan optimistis transaksinya dapat terus bertumbuh.
Baca Juga: Pemakaian QRIS BRI di Papua tembus Rp294 miliar
“QRIS cross-border merupakan layanan pembayaran yang memungkinkan pengguna BRImo untuk dengan mudah melakukan pembayaran di luar negeri dengan memindai kode QR yang tersedia merchant. Dengan fitur ini, nasabah dapat menikmati kemudahan transaksi internasional tanpa kerumitan konversi mata uang,” kata Andrijanto, Selasa (26/12).
Saat ini, negara yang telah mendukung transaksi QRIS cross-border BRI antara lain adalah Thailand, Malaysia, dan Singapura.■