HARGA saham emiten perbankan Himbara PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) terpantau melesat lebih dari 1% pada awal perdagangan sesi I Rabu (1/11/2023), setelah dilirisnya kinerja keuangan pada kuartal III-2023 kemarin.
Per pukul 09:28 WIB, saham BBNI melesat 1,25% ke posisi harga Rp4.850/unit. Bahkan, saham BBNI sempat melonjak 2,92% ke harga Rp4.930/unit pada pembukaan perdagangan sesi I hari ini, sehingga saham BBNI pada awal sesi I hari ini bergerak di rentang harga Rp4.840 – Rp4.930 per unit.
Pada awal perdagangan sesi I hari ini, saham BBNI sudah ditransaksikan sebanyak 2.254 kali dengan volume sebesar 11,6 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp56,74 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp180,89 triliun.
Hingga pukul 09:28 WIB, di order offer atau jual, pada harga Rp4.950/unit, menjadi antrian jual paling banyak di sesi I hari ini, yakni mencapai 10.030 lot atau sekitar Rp5 miliar
Sedangkan di order bid atau beli, di harga Rp4.780/unit menjadi antrian beli terbanyak pada sesi I hari ini, yakni mencapai 4.436 lot atau sekitar Rp2,1 miliar.
Sebelumnya kemarin, BBNI melaporkan kinerja keuangannya pada kuartal III-2023. Berdasarkan laporan keuangan perseroan, laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk mencapai Rp15,75 triliun.
Angka tersebut naik 15,05% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya senilai Rp13,69 triliun.
Perbaikan kinerja bottom line ini terjadi seiring dengan naiknya pendapatan bunga bersih perusahaan yang hingga akhir September 2023 tercatat senilai Rp31,14 triliun, atau naik 3,1% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Pencapaian laba yang baik ini didukung kinerja kredit yang sampai dengan September 2023 tumbuh 7,8% secara tahunan (year-on-year/yoy) menjadi Rp671,4 triliun.
Pertumbuhan kredit ini didorong oleh ekspansi di segmen berisiko rendah, yaitu korporasi blue chip baik swasta dan BUMN, kredit konsumer, dan Perusahaan Anak.
“Sebagai dampak dari akselerasi kredit di segmen berisiko rendah, kualitas aset terus membaik yang terlihat dari penurunan rasio Non-Performing Loan (NPL) dan rasio Loan at Risk (LaR),” ujar Royke dalam paparan kinerja BNI kuartal III-2023 secara virtual, Selasa (31/10/2023).
Dengan demikian, katanya, rasio NPL per September telah berada di level 2,3% membaik dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar 3,0%. Sementara LAR di level 14,4% yang membaik dibandingkan dengan posisi 19,3% pada September tahun 2022.
Seiring dengan perbaikan tersebut, Royke mengatakan perseroan dapat mengurangi pembentukan beban Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN). Hal ini membuat credit cost membaik dari 2,0% pada September 2022 menjadi 1,4% pada September tahun ini.
Selanjutnya, perbaikan kinerja bank BNI hingga September 2023 juga terlihat dari Dana Pihak Ketiga (DPK) yang tercatat tumbuh 9,1% (yoy), mencapai Rp 747,6 triliun. ■