BANK Syariah memiliki prospek cerah ke depan. Setidakknya kita lihat dari kinerja Hijra Bank. Bank ini diluncurkan pada Desember 2022, Hijra Bank memperkenalkan layanan mobile banking berprinsip syariah. Sejak beroperasi, volume transaksi meningkat tiga hingga empat kali lipat, dan jumlah pengguna naik dua kali lipat.
Pada tahun 2022, bank ini mencatat pertumbuhan laba mencapai 200% dibandingkan tahun sebelumnya, dengan kenaikan dana pihak ketiga (DPK) sebesar 220% dan pertumbuhan aset hampir mencapai 200%. Selain itu, penyaluran pembiayaan meningkat 200% dibandingkan tahun 2021.
Belakangan ini, Hijra Bank juga memperkenalkan produk baru seperti Hijra Home (pembiayaan pemilikan rumah syariah) dan terlibat dalam berbagai kerjasama strategis untuk terus berinovasi dan memenuhi kebutuhan perbankan sehari-hari nasabah.
Pendiri Hijra Bank Dima Djani mengungkapkan, penghargaan ini merupakan penghormatan bagi Hijra Bank dan seluruh ekosistemnya, menguatkan keyakinan kami bahwa industri Syariah harus tumbuh dengan agresif dan berkelanjutan.
Baca Juga: Bank syariah makin tertarik bisnis wealth management, ini alasannya…
“Ini juga memvalidasi bahwa segmen pasar Syariah masih dapat dioptimalkan, mengingat permintaan produk halal yang terus meningkat. Tentu kami akan terus berinovasi dan bekerja keras agar Hijra Bank dapat menjangkau lebih banyak pengguna,” kata Dima dalam keterangannya, Senin (23/10/2023).
Selain Hijra Bank, pada IHYA 2023, ALAMI Peer-to-Peer Lending juga meraih penghargaan sebagai “Lembaga Keuangan Non-Bank Pendukung Industri Halal Terbaik” tahun ini berkat kontribusinya dalam memberikan peluang pembiayaan Syariah bagi UKM nasional. Keduanya, ALAMI Peer-to-Peer Lending dan Hijra Bank, berada dalam ekosistem Hijra, menjadikannya dua kekuatan utama dalam mendukung UKM dalam mengembangkan bisnis halal di dalam negeri.
Perekonomian syariah dan industri halal dipercaya menjadi pilar ekonomi penting yang mendorong pertumbuhan baru, baik secara global maupun domestik ke depan. Menurut laporan Dinar Standard, konsumen muslim global diproyeksikan menghabiskan US$ 2,8 triliun untuk produk halal pada tahun 2025.
Bank Indonesia (BI) juga memperkirakan pertumbuhan sektor prioritas Halal Value Chain (HVC) mencapai 4,5–5,3% pada tahun 2023—melibatkan pertanian, makanan halal, minuman, fesyen Islami, dan pariwisata ramah muslim—yang diharapkan dapat mendukung lebih dari 25% perekonomian nasional.
Baca Juga: Bank Indonesia dan beberapa kementerian gelar rapat koordinasi tingkat tinggi percepat sertifikasi halal
“Kami berharap semua pemenang IHYA 2023 dapat terus berkembang pesat, menempatkan Indonesia pada posisi yang lebih baik dalam persaingan industri halal global. Indonesia telah meletakkan dasar penting dengan terus mempromosikan produk halal di berbagai sektor, menciptakan komitmen bersama untuk masa depan ekonomi Syariah dan industri halal,” ujar Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita.
Dengan dukungan dari berbagai pihak termasuk Bank Indonesia dan OJK, Hijra Bank berkomitmen ciptakan teknologi keuangan kelas dunia, dengan harapan konsisten melayani lebih dari 59 juta UKM dan kebutuhan perbankan ratusan juta Muslim di Indonesia. ■