EKONOMI digital akan tetap menjadi primadona. buktinya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto meminta perbankan terus mendukung pembiayaan ke berbagai sektor, salah satunya startup demi meningkatkan bisnis ekonomi digital dari yang semula US$1 triliun menjadi US$2 triliun pada 2030.
Erlangga menyebut, jumlah itu sama dengan 14 hingga 28 persen produk domestik bruto (PDB) yang dihasilkan negara-negara di kawasan Asean. “Dengan skenario business as usual, ekonomi digital di Asean diperkirakan mencapai US$1 triliun akan naik menjadi US$2 triliun, oleh karena itu dukungan perbankan untuk startup dan yang lain menjadi penting,” ujarnya pada awak media dalam agenda UOB Gateway to ASEAN Conference 2023, Rabu, (11/10/2023).
Lebih lanjut dia menjelaskan Asean sendiri telah meluncurkan Digital Economy Framework Agreement (DEFA) yang berfungsi sebagai upaya kolektif untuk sepenuhnya mewujudkan potensi ekonomi digital Asean sebagai pendorong pertumbuhan besar-besaran pada dekade ini.
Baca Juga: Dukung ekonomi digital, Faspay rilis sejumlah fitur pembayaran terbaru
Kerangka kerja ini mengidentifikasi pembangunan infrastruktur dan konektivitas digital sebagai prasyarat untuk membuka sebagian besar dampak ekonomi digital terhadap perekonomian secara keseluruhan. Mulai dari memastikan tingkat penetrasi internet yang tinggi dan/atau akses internet kepada masyarakat yang didukung oleh kecukupan sumber daya manusia, perangkat, dan jaringan seluler.
Berdasarkan Indeks Kesiapan Jaringan dari Oxford Insights, skor indeks Asean 70 saat ini berada di atas rata-rata global (skor indeks 62) dengan jangkauan seluler yang tinggi dan jangkauan broadband yang terus berkembang. Sebelumnya, Airlangga menyampaikan bahwa implementasi Asean DEFA akan menjadi game changer bagi perekonomian di kawasan.
Dengan terimplementasinya Asean DEFA, Airlangga optimistis bahwa potensi ekonomi digital akan meningkat signifikan menjadi US$2 triliun di kawasan Asean atau US$800 miliar di Indonesia, dari yang sebelumnya US$1 triliun dengan jumlah potensi ekonomi Indonesia sekitar US$400 miliar.
Untuk diketahui, Asean DEFA diluncurkan pada pertemuan Asean Economic Community Council (AECC) ke-23 ini menandai landasan ekonomi digital Asean yang aman dan saling terhubung, yang siap memimpin komunitas digital dan kekuatan ekonomi yang berkembang. “Jadi, ini adalah salah satu agenda yang mudah-mudahan pada 2025 di bawah kepemimpinan Malaysia, ini akan diimplementasikan,” katanya dalam acara Asean Business & Investment Summit, Minggu (3/9/2023).
Dengan menawarkan peta jalan yang komprehensif, imbuh Airlangga, DEFA berupaya memberdayakan dunia usaha dan pemangku kepentingan di seluruh Asean melalui percepatan pertumbuhan perdagangan, peningkatan interoperabilitas, penciptaan lingkungan online yang aman, dan peningkatan partisipasi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM). Me■