digitalbank.id – PT Pembiayaan Digital Indonesia (AdaKami), satu platform fintech peer-to-peer (P2P) lending alias pinjaman online (pinjol), menargetkan mampu mencairkan kredit (disburshment loan) senilai Rp12 triliun hingga akhir 2023.
Direktur Utama AdaKami Bernardino M. Vega mengatakan keyakinan itu didasarkan pada rata-rata pencairan yang diraih AdaKami mampu mencapai Rp1 triliun setiap bulan.
“Disburshment rata-rata per bulan kurang lebih sekitar Rp1 triliun. Jadi kami optimistis dala. Setahun ini disburshment bisa mencapai Rp12 triliun,” ujarnya di Jakarta, Selasa (13/6).
Menurut dia, iinflasi yang masih terjaga di level 5,86 persen juga membuat AdaKami optimistis dapat meraih target pencairan pinjaman sesuai target perusahaan.
“Kami optimistis itu bisa tercapai melihat market kami sangat stabil, karena jika dilihat dari inflasi yang masih sangat managable 5,86 persen. Jadi ada stabilitas makro,” katanya.
Lebih lanjut dia mengungkapkan bahwa selama periode Lebaran 2023, performa dishburshment loan AdaKami naik 19 persen dan kredit macet (non-performing loan) yang naik 0,10 persen pada April 2023.
Perusahaan fintech lending yang mayoritas menyalurkan pinjaman konsumtif itu membukukan laba bersih tahun berjalan senilai Rp170,33 miliar dengan total aset mencapai Rp617,07 miliar sepanjang 2022.
Selain itu, AdaKami juga tercatat telah melampaui batas ekuitas minimum yang ditetapkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebesar Rp12,5 miliar, yakni Rp344,29 miliar. Sementara itu, jumlah liabilitas yang ditanggung AdaKami mencapai Rp272,78 miliar.
AdaKami mencatat rasio tingkat keberhasilan bayar 90 hari (TKB90) mencapai 99,83 persen. Artinya, tingkat wanprestasi 90 hari atau TWP90 yang dimiliki AdaKami berada di angka 0,17 persen. Secara agregat, rasio TKB90 di industri fintech lending berada di angka 97,18 persen dengan rasio TWP90 sebesar 2,82 persen pada April 2023. ■
Meski bunga P2P lending turun, nasabah tetap harus waspada - digitalbank.id