digitalbank.id – Politeknik Siber dan Sandi Negara bekerja sama dengan Bank Sinarmas Unit Usaha Syariah, sebagai salah satu bank nasional yang memiliki perhatian tinggi dalam isu keamanan siber, dengan kembali menyelenggarakan Wreck Information Technology atau Wreck-IT 4.0. Wreck-IT di tahun ke 4 ini mengangkat isu tentang pentingnya inovasi dan peran dari generasi muda dalam meningkatkan keamanan siber.
Direktur Bank Sinarmas Soejanto Soetjijo mengatakan perkembangan teknologi yang sangat masif perlu diiringi dengan kesadaran dan pengetahuan keamanan siber.
“Makin maraknya serangan siber saat ini mendorong Bank Sinarmas Unit Usaha Syariah untuk berkolaborasi erat secara berkesinambungan untuk melahirkan bibit muda yang unggul dalam hal keamanan siber,” ujarnya akhir pekan lalu.
Menurut dia, perkembangan teknologi yang masif perlu dibarengi dengan pengetahuan tentang pengamanan dari teknologi tersebut, salah satunya adalah keamanan siber. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat insiden serangan siber di Indonesia pada 2022 mengalami penurunan dibandingkan dengan 2021. Pada tahun ini jumlah serangan mencapai hampir satu miliar, sedangkan di tahun sebelumnya sebanyak 1,6 miliar.
Politeknik Siber dan Sandi Negara sebagai perguruan tinggi kedinasan dibawah naungan BSSN pun turut serta menyadari pentingnya meningkatkan kesadaran risiko keamanan informasi di Indonesia serta membangun talenta keamanan siber yang kompeten. Juru bicara BSSN, Ariandi Putra mengatakan kasus pembobolan data pada 2022 merupakan salah satu serangan dunia maya yang paling terkenal, termasuk yang ditemukan oleh peretas Bjorka.
Leboh lanjut Soejanto Soetjijo mengatakan Wreck-IT 4.0 terdiri dari 2 rangkaian acara, yaitu kompetisi Capture The Flag (CTF) berskala nasional sebagai ajang untuk melatih dan mengasah skill yang dimiliki generasi muda dalam keamanan siber. Acara kedua yaitu seminar yang diadakan secara hybrid dengan mengundang pakar untuk berbagi informasi terkait perkembangan dunia keamanan siber di sektor Cloud Computing dan sektor industri 4.0. Baik kompetisi maupun seminar diselenggarakan secara gratis tanpa pemungutan biaya sedikit pun dari peserta.
Konsep CTF yang akan digunakan pada babak penyisihan Wreck-IT 4.0 adalah jeopardy style, tiap tim bersaing untuk mendapatkan poin tertinggi dengan menyelesaikan permasalahan-permasalahan dari setiap soal yang tersedia. Setiap soal menguji kemampuan peserta di berbagai bidang berbeda, seperti: web exploitation, cryptography, reverse engineering, pwn, forensic, dan misc. Bentuk soal yang variatif dapat menciptakan suasana pengerjaan yang lebih dinamis dan tidak monoton, menyesuaikan kemampuan dan komposisi masing-masing tim.
Pada babak final, digunakan konsep attack/defense, dimana masing-masing tim berusaha untuk mendapatkan flag dari suatu sistem informasi yang sudah disiapkan, dengan menggunakan teknik-teknik bertahan dan menyerang. Besar harapan Politeknik Siber dan Sandi Negara dan Bank Sinarmas Unit Usaha Syariah bahwa kegiatan ini dapat membawa dampak berkelanjutan dalam membangun bibit-bibit unggul talenta keamanan siber di Indonesia. ■