digitalbank.id – Bank Indonesia (BI) akan segera melakukan koordinasi dengan Dewan Masjid Indonesia (DMI) dan Persekutuan Gereja-Gereja di Indonesia (PGI) menyusul modus QRIS palsu di sejumlah rumah ibadah. Selain itu, BI juga akan berkoordinasi dengan Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) dan pihak kepolisian.
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, BI akan bertemu dengan pengurus DMI dan PGI agar bersama-sama meminimalisir penyalahgunaan QRIS.
“Kami ingin mengucapkan terima kasih atas kepercayaan masjid-masjid, gereja-geraja, dan tempat ibadah yang lain untuk menggunakan QRIS. Kami juga mendapat laporan bahwa dari pengurus masjid sumbangan dari QRIS secara umum nominalnya lebih besar dan juga karena kemudahan itu. Tetapi di balik kemudahan itu tetap ada orang jahat kalau kata Bang Napi di setiap kesempatan di situ ada kriminalitas, waspadalah,” ujar Erwin dalam konferensi pers di Gedung Bank Indonesia Jakarta, Selasa (11/4).
Menurut dia, BI akan melakukan perbaikan dan memperkuat edukasi kepada masyarakat untuk tetap berhati-hati dalam bertransaksi menggunakan QRIS.
“BI kan melakukan perbaikan-perbaikan dengan memperkuat edukasi kepada masyarakat tentang kehati-hatian itu, tentang perlindungan konsumen, kami punya contact center 24 jam sehari yang bisa dihubungi masyarakat. Silakan masyarakat menghubungi jika ada kejadian-kejadian janggal atau modus operandi baru serupa,” jelasnya.
Erwin menambahkan Bank Indonesia akan berkoordinasi dengan ASPI untuk memperkuat edukasi.
“Kami juga akan memperkuat proses know your customer, jadi proses verifikasinya akan lebih diperkuat,” tandasnya Erwin.
Sementara itu, polisi telah menetapkan M Iman Mahlil Lubis (39) sebagai tersangka dalam kasus penempelan QRIS ‘palsu’ pada kotak amal di masjid di kawasan Jakarta Selatan hingga Masjid Istiqlal. M Iman sendiri diketahui merupakan mantan karyawan salah satu bank BUMN.
“Terkait dengan latar belakang yang bersangkutan, pernah bekerja di salah satu bank, bank BUMN, salah satu bank BUMN,” kata Dirkrimsus Polda Metro Jaya Kombes Auliansyah Lubis kepada wartawan, Selasa (11/4).
Polisi membeberkan cara pelaku membuat barcode QRIS palsu yang kemudian ditempel pada kotak amal masjid, termasuk di Masjid Istiqlal. Dia menggunakan dua aplikasi untuk membuat barcode QRIS untuk melancarkan penipuan.
“Didapatkan atau dibuat melalui aplikasi Youtap dan Pulsabayar,” kata Kombes Auliansyah Lubis.
Auliansyah menyebut barcode QRIS yang telah dibuat dari aplikasi itu kemudian dicetak menjadi sebuah stiker oleh MIML. Setelah itu, stiker barcode QRIS itu ditempel di sejumlah kotak amal. ■