digitalbank.id – DARI sejumlah bank pembangunan daerah (BPD) yang ada di Indonesia, berikut ini ada 4 BPD yang mencatat kinerja cemerlang di tahun 2022. Sebut misalnya PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur Tbk. (BJTM), PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR), PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk. (BSMT) atau Bank Sumut hingga PT Bank DKI mencatatkan kinerja laba yang moncer sepanjang 2022.
Berdasarkan laporan keuangannya, Bank Jatim telah meraup laba bersih sebesar Rp1,54 triliun pada 2022, naik 1,31 persen secara tahunan (year on year/yoy) dibandingkan laba 2021 sebesar Rp1,52 triliun. Laba Bank Jatim terdorong oleh naiknya pendapatan bunga dari Rp6,58 triliun pada 2021 menjadi Rp6,77 triliun pada 2022.
Kemudian, beban bunga menyusut dari Rp1,97 triliun pada 2021 menjadi Rp1,96 triliun pada 2022. “Kami punya struktur pendapatan dalam lima tahun terakhir didominasi bunga pinjaman,” kata Direktur Utama Bank Jatim Busrul Iman dalam konferensi pers, kemarin (7/3/2023). Bank Jatim sendiri berhasil menjaga margin bunga bersih (net interest margin/NIM) di level 5,11 persen per 31 Desember 2022.
Kemudian, PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten Tbk. (BJBR) atau Bank BJB mencatatkan laba bersih konsolidasi Rp2,24 triliun sepanjang 2022, tumbuh 11,44 persen yoy dibandingkan raihan laba periode sebelumnya Rp2,01 triliun. Capaian laba Bank BJB pada 2022 terdorong oleh naiknya pendapatan bunga 3,17 persen yoy menjadi Rp13,63 triliun dan penyusutan beban bunga 1,69 persen yoy menjadi Rp5,22 triliun.
Alhasil, pendapatan bunga bersih Bank BJB pun naik 6,32 persen yoy menjadi Rp8,40 triliun. BJBR memperoleh NIM 5,86 persen per 31 Desember 2022, naik tipis 2 basis poin (bps). Apabila dibandingkan dengan bank nasional, NIM Bank BJB berhasil unggul. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI), PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA), dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) meraup NIM di bawah Bank BJB pada 2022, masing-masing 5,16 persen, 5,13 persen, dan 4,80 persen.
Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi mengatakan NIM di BPD ini didorong oleh ekosistem bisnis. Menurut Yuddy, BPD mengelola ekosistem daerah mulai dari transaksi penerimaan, belanja daerah, aparatur sipil negara (ASN) hingga rantai nilai turunannya. “Ekosistem ini dapat dikelola dengan baik sehingga meredam goncangan yang ada, sekaligus menjaga NIM pada level yang cukup baik,” ujar Yuddy.
PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara Tbk. (BSMT) atau Bank Sumut sementara itu, juga memperoleh laba sebesar Rp700,71 miliar sepanjang 2022, naik 14,21 persen yoy dibandingkan laba periode sebelumnya Rp613,50 miliar. Capaian laba Bank Sumut didorong oleh penyusutan beban bunga dari Rp1,90 triliun pada 2021 menjadi Rp1,64 triliun pada 2022. Alhasil, pendapatan bunga bersih Bank Sumut naik 11,16 persen yoy menjadi Rp2,49 triliun pada 2022.
Sama seperti Bank BJB, Bank Sumut pun mencatatkan NIM yang besar, di atas Bank Mandiri hingga BCA, yakni 6,39 persen. Kemudian, Bank DKI berhasil mengantongi laba Rp939 miliar sepanjang 2022, naik 29,11 persen yoy. Laba BPD ini ditopang oleh pendapatan bunga bersih sebesar Rp2,93 triliun, naik 8,92 persen yoy. Selaras dengan itu, rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) bank turun 114 bps menjadi 78,19 persen. Selain itu, bank juga didukung oleh beban dana (cost of fund/CoF) yang turun 23 bps menjadi 2,65 persen. Bila dibandingkan dengan posisi 2020, CoF bank turun 163 bps.(SAF)