digitalbank.id – PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) menyatakan bahwa tahun ini bakal menjadi tahun ekspansi dan salah satu kunci penting yang akan dilakukan perseroan yaitu konsisten menyalurkan kredit ke masyarakat. Untuk itu, masyarakat diminta tidak takut mengajukan kredit ke bank.
Direktur Utama BRI Sunarso mengatakan faktor di balik menerapkan strategi ini yakni aktif mendukung program pemerintah dengan memberikan stimulus subsidi bunga kepada masyarakat. Strategi yang dinamakan bussiness follow stimulus itu telah diimplementasikan sejak pandemi 2020 lalu.
“Sehingga dengan demikian, kreditnya tetap unggul, likuiditas masih sangat aman. Ternyata likuiditas yang aman itu berlanjut sampai sekarang. Terbukti bahwa LDR (Loan to Deposit Ratio) masih berada di kisaran 80%. Itulah situasi di tahun 2023 ini,” ujarnya dalam keterangan resminya Senin (6/3).
Sunarso optimistis sistem perbankan di Indonesia akan mencatatkan kinerja solid terhadap semua tantangan yang ada. Terakhir, pihaknya mengimbau masyarakat agar tidak takut untuk mengambil kredit di bank. “Kita tetap optimis, dan perbankan kita juga solid. Karena itu pesan pertama, maka jangan khawatir untuk menaruh uangnya di bank. Tapi kemudian untuk mendorong pertumbuhan juga, jangan takut minta kredit di bank,” katanya.
Lebih lanjut dia mengatakan, BRI akan tetap aktif melakukan ekspansi bisnis yang selektif dan prudent. “Ini tahun ekspansi sebenarnya, sampai nanti memang ada LDR yang mencapai di atas 92%, baru kita mulai bagaimana dan kemana kita akan cari likuiditas, apakah akan stop pertumbuhan atau akan menunggu dipasok likuiditas. Asal dipastikan ini bisa mendorong pertumbuhan,” katanya.
Kendati demikian, lanjut Sunarso, BRI tetap memperhatikan risiko yang mungkin terjadi seperti inflasi. Oleh sebab itu, perseroan tetap mengelola sebaik mungkin dinamika likuiditas di pasar.
“Jadi yang penting menurut saya di 2023 ini, inflasi dikendalikan, pertumbuhan didorong dengan cara me-manage likuiditas di pasar, just right liquidity. Jadi jangan sampai kelebihan nanti menimbulkan inflasi, tapi jangan sampai kekurangan nanti akan menghambat pertumbuhan,” demikian Sunarso. (HAN)