digitalbank.id – KREDIT korporasi bagi pelaku usaha besar mulai mengalir deras. Beberapa bankir menyatakan kredit bagi pelaku usaha jumbo ini mampu tumbuh dua digit pada bulan pertama tahun ini.
Seiring dengan Survei Bank Indonesia (BI) yang mencermati permintaan pembiayaan korporasi pada Januari 2023 terindikasi tumbuh positif. Hal tersebut tecermin dari Saldo Bersih Tertimbang (SBT) pembiayaan korporasi sebesar 12,1%.
Pada tahun lalu, kredit korporasi masih menjadi penopang penyaluran kredit perbankan. Fungsi intermediasi perbankan pada golongan debitur korporasi naik 14,5% year on year (YoY) menjadi Rp3.265,2 triliun pada akhir 2022.
Direktur Utama Bank BJB Yuddy Renaldi menyebut penyaluran kredit untuk segmen korporasi tumbuh di atas 30% YoY pada Januari 2023. Ia menyatakan, Bank BJB akan menyasar sektor perdagangan, manufaktur, dan pertanian sebagai yang masih berprospek di tahun ini.
“Melihat data pertumbuhan secara bulanan, segmen korporasi belum banyak melakukan penarikan fasilitas nya jika dibandingkan dengan akhir tahun 2022. Biasanya pertumbuhan terlihat mulai triwulan kedua,” ujar dia pada Jumat (17/2).
Sedangkan Direktur Utama Bank CIMB Niaga Lani Darmawan menyatakan secara keseluruhan kredit mampu tumbuh di atas 11% pada Januari 2023. Kredit ini ditopang oleh segmen ritel dan korporasi.
“Kredit korporasi tumbuh 16% yoy, kredit konsumer naik 11% YoY dari kredit kendaraan bermotor tumbuh 30% dan kredit pemilikan rumah naik 7%, serta kredit UKM tumbuh 8%,” ujar Lani.
Dia menyebut masih terlalu dini untuk meramalkan pergerakan dan pertumbuhan kredit untuk sepanjang tahun ini. Kendati demikian, dia masih optimistis dan melihat banyak peluang di tahun ini dalam penyaluran kredit.
Sedangkan jumlah kredit dan pembiayaan Bank CIMB Niaga naik 9,4% YoY menjadi Rp199 triliun pada akhir 2022. Terutama berasal dari pertumbuhan pada bisnis corporate banking yang naik 12,1% YoY. Sedangkan bisnis consumer banking tumbuh 11,8% yoy.
Adapun Sekretaris Perusahaan Bank Mandiri Rudi As Aturridha menyatakan hingga akhir Desember 2022 penyaluran kredit Bank Mandiri mencatatkan tren yang positif. Ini tercermin dari realisasi kredit yang tumbuh 14,5% secara tahunan menjadi Rp1.202,2 triliun secara konsolidasi.
“Pertumbuhan kredit tersebut juga merata baik dari segmen wholesale secara bank only sebesar 12,20% yoy dan segmen retail yang tumbuh sebesar 13,42%,” ujarnya.
Rudi menyatakan, secara sektoral, pertumbuhan kredit Bank Mandiri didorong antara lain industri pengolahan atau sektor hilirisasi, industri makanan minuman, pemerintahan, dan sektor yang terkait dengan energi. “Sebagai salah satu bank yang fokus pada pengembangan bisnis ke segmen wholesale, kami optimistis sampai dengan akhir tahun pertumbuhan kinerja Bank Mandiri tetap tumbuh, sejalan dengan tren pemulihan dan perbaikan dari sisi makroekonomi,” tambah dia.
Dia menyatakan seiring dengan kondisi perekonomian domestik yang masih kuat kami optimistis pertumbuhan kredit Bank Mandiri mampu mencapai target yang ditetapkan yakni sebesar 10% hingga 12% di 2023. Terutama pada sektor-sektor yang resilient seperti industri pengolahan, perkebunan maupun industri makanan dan minuman.
Direktur Utama BSI Hery Gunardi menuturkan akan memperbesar porsi wholesale dari yang saat ini 30% menjadi 35%. Pembiayaan ke segmen ini akan dioptimalkan dari sektor kesehatan, telekomunikasi, dan pembiayaan sindikasi.
Hingga akhir 2022 lalu, BSI telah menyalurkan pertumbuhan pembiayaan korporasi 18,47% YoY menjadi Rp 46,13 triliun. Sedangkan pembiayaan komersial tumbuh 5,87% YoY menjadi Rp 11,04 triliun.
Secara total, pembiayaan wholesale BSI tercatat sebesar Rp 57,18 triliun di penghujung tahun lalu. Nilai itu tumbuh 15,8% YoY mengalami pertumbuhan dari posisi 2021 sebesar Rp 49,38 triliun.(SAF)