digitalbank.id – Bank Indonesia (BI) mengungkapkan penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) industri perbankan selama 2022 mencapai Rp 7.929,5 triliun atau tumbuh 9,4% secara tahunan (yoy).
Menurut Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono, walau DPK mengalami pertumbuhan simpanan giro korporasi dan tabungan perorangan mengalami perlambatan.
“Pada Desember 2022, giro tercatat tumbuh sebesar 21,1% yoy, setelah sebelumnya tumbuh 21,4% yoy. Sementara itu, tabungan tumbuh sebesar 7,4% yoy, setelah tumbuh sebesar 8,0% yoy pada November 2022,” ujarnya dalam keterangan resmi Bank Indonesia, Selasa (24/1).
Menurut dia, giro korporasi mengalami perlambatan pertumbuhan sebesar 28,2% yoy menjadi Rp1.974,7 triliun pada Desember 2022. Padahal bulan sebelumnya pertumbuhan bisa mencapai 30% yoy menjadi Rp1.823,7 triliun,
Sedangkan giro perorangan mengalami pertumbuhan 8,4% yoy menjadi Rp255 triliun. Pada bulan November 2022 tercatat sebesar Rp232,2 triliun atau sempat terkoreksi menjadi 3,2%.
Simpanan berjangka juga mengalami pertumbuhan sebesar 2,6% yoy pada bulan Desember 2022 setelah sebelumnya tumbuh 2,4% yoy pada November 2022. Untuk simpanan berjangka sektor korporasi tercatat tumbuh sebesar 6,9% yoy menjadi Rp1.382,2 triliun pada Desember 2022.
Sementara simpanan berjangka perorangan tercatat sebesar Rp1.402,2 triliun atau tumbuh 1,9% yoy pada Desember 2022, setelah sebelumnya pada November 2022 tercatat sebesar Rp1.370,4 triliun atau tumbuh 0,5% yoy.
“Pertumbuhan simpanan berjangka sejalan dengan perkembangan suku bunga simpanan berjangka,” demikian Erwin.
Sebelumnya, Survei yabg dilakukan BI memperkirakan pertumbuhan DPK sampai dengan akhir tahun 2023 diprakirakan masih cukup tinggi. Ini tercermin dari SBT prakiraan penghimpunan DPK tahun 2023 yang tercatat sebesar 59,3%, bernilai positif meski lebih rendah dibandingkan SBT 82,1% pada tahun sebelumnya.
Dalam survei ini, BI mencatat bahwa penyaluran kredit baru kuartal I-2023 akan tumbuh meningkat dibandingkan kuartal sebelumnya.
Pertumbuhan positif terindikasi dari SBT prakiraan permintaan kredit baru kuartal I-2023 sebesar 88,3%, lebih tinggi dibandingkan 86,3% pada kuartal IV-2022.
“Prioritas utama responden dalam penyaluran kredit baru triwulan I 2023 adalah kredit modal kerja, diikuti oleh kredit investasi dan kredit konsumsi,” kata Erwin. (HAN)