digitalbank.id – PERUSAHAAN pembiayaan sangat fokus mendanai UMKM. Salah satu buktinya bisa dilihat dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang baru saja menyampaikan laporan bahwa penyaluran perusahaan pembiayaan (multifinance) ke segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mampu mencapai Rp212,06 triliun per November 2022.
Berdasarkan data Statistik Lembaga Pembiayaan periode November 2022 yang dipublikasikan OJK pada Kamis (5/1/2023), nilai penyaluran ke UMKM naik 16 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) dari periode yang sama tahun lalu yang hanya membukukan nilai sebesar Rp183,23 triliun. Secara terinci, segmen usaha besar menjadi penyumbang utama dalam penyaluran pembiayaan ke UMKM pada November 2022. Nilainya mencapai Rp66,11 triliun, naik 3,3 persen yoy dari November 2021 yang membukukan nilai Rp64 triliun.
Selanjutnya, penyaluran pembiayaan ke sektor usaha mikro juga terpantau naik 31,4 persen yoy menjadi Rp51,04 trilun. Diikuti dengan usaha kecil dan usaha menengah yang masing-masing mengalami pertumbuhan sebesar 29,2 persen yoy dan 9 persen yoy. Artinya, segmen usaha kecil dan usaha menengah masing-masing menjadi Rp47,63 triliun dan Rp47,27 triliun pada November 2022. Adapun secara industri, piutang pembiayaan neto berdasarkan jenis kegiatan usaha hingga November 2022 mencapai Rp409,49 triliun.
Perolehan ini dikontribusi dari pembiayaan investasi yang mencapai Rp141,21 triliun, pembiayaan modal kerja mencapai Rp37,97 triliun, pembiayaan multiguna diperoleh sebesar Rp211,39 triliun, dan pembiayaan lainnya berdasarkan persetujuan OJK mencapai Rp530 miliar, serta pembiayaan berdasarkan prinsip syariah mencapai Rp18,37 triliun.
Sementara dari sisi kinerja keuangan, sampai dengan November 2022, gearing ratio yang dimiliki perusahaan pembiayaan berada di angka 2,01 dan non-performing financing (NPF) di angka 2,48 persen, serta financing to assets ratio (FAR) sebesar 85,62 persen. Adapun, dari sisi return on asset (ROA) dan return on equity (ROE) masing-masing mencapai 5,37 persen dan 13,45 persen. Sedangkan rasio penyertaan modal dan beban operasional pendapatan operasional (BOPO) mencapai 1,06 persen dan 76,11 persen.(SAF)