digitalbank.id – Bank Indonesia (BI) melaporkan ketahanan permodalan dan rasio likuiditas perbankan nasional hingga November 2022 tetap terjaga baik. Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mengatakan bahwa rasio kecukupan modal (capital adequacy ratio/CAR) perbankan pada November 2022 tetap tinggi pada level 25,45 persen. “Seiring dengan kuatnya permodalan risiko kredit yang tetap terkendali yang juga tercermin dari rasio NPL [non-performing loan] pada November 2022 tercatat rendah yaitu sebesar 2,65 persen secara bruto dan 0,75 persen secara neto,” jelas Perry, Kamis (19/1/2023).
Adapun dari sisi likuiditas, Perry melanjutkan, pada Desember 2022 rasio alat likuid terhadap dana pihak ketiga (DPK) tercatat lebih tinggi mencapai 31,2 persen. “Sehingga [mampu] mendukung ketersediaan dana bagi perbankan untuk menyalurkan kredit pembiayaan bagi dunia usaha,” pungkasnya.
Sejalan dengan hal tersebut, pertumbuhan kredit perbankan pada Desember 2022 juga tercatat tumbuh mencapai 11,35 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) atau lebih tinggi dengan catatan pertumbuhan pada tahun sebelumnya sebesar 5,24 persen yoy. “Peningkatan pertumbuhan kredit terjadi merata pada seluruh sektor ekonomi dan seluruh jenis kredit terutama kredit investasi dan kredit modal kerja,” tambahnya.
Sementara pada segmen UMKM, pertumbuhan kredit juga terus berlanjut dengan catatan penyaluran kredit usaha rakyat (KUR) tumbuh 29,66 persen yoy. Kendati demikian, pada kesempatan yang sama Bank Indonesia juga mengumumkan kembali kenaikan suku bunga acuan atau BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis ppoin menjadi 5,75 persen. Alhasil dengan kondisi tersebut, Bank Indonesia memperkirakan bahwa pertumbuhan kredit perbankan pada 2023 diperkirakan akan tetap berada pada kisaran 10 hingga 12 persen secara tahunan.(SAF)