digitalbank.id – Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dalam Survei Nasional Literasi Inklusi Keuangan (SNLIK) 2022 mengungkapkan indeks literasi keuangan syariah masyarakat Indonesia meningkat dari 8,93% pada 2019 menjadi 9,14% pada 2022.
Survei tersebut jiga mencatat tingkat inklusi keuangan syariah juga menunjukan kenaikan pada tahun ini. Tercatat inklusi keuangan syariah naik dari 9,10% pada 2019 menjadi 12,12% tahun ini.
Direktur Grup Inovasi Keuangan Digital OJK Ridiani Kurnia mengatakan, peningkatan inklusi dan literasi keuangan itu merupakan hasil kerja sama yang terjalin baik antara OJK, kementerian atau lembaga terkait, industri jasa keuangan dan berbagai pihak lainnya.
Dalam hal ini Dewan Nasional Keuangan Inklusif maupun Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) yang jumlahnya mengalami kenaikan dari 171 pada 2019 menjadi 462 TPAKD pada 2022.
“Hasil survei ini menjadi salah satu faktor utama bagi OJK dan pemangku kepentingan lainnya dalam menyusun kebijakan, strategi, dan merancang produk maupun layanan keuangan yang sesuai kebutuhan konsumen,” ujar Ridiani dalam webinar bertajuk Islamic Digital Finance, Senin (28/11).
Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan masyarakat pada tahun depan berbagai strategi telah dipersiapkan. Salah satunya dengan fokus untuk meningkatkan literasi keuangan masyarakat Indonesia.
Hal ini tertuang dalam Arah Strategis Literasi Keuangan Tahun 2023, yaitu Membangun Literasi Keuangan Masyarakat Desa Melalui Aliansi Strategis dengan kementerian atau lembaga terkait, perangkat desa dan penggerak PKK Desa, dan Mahasiswa KKN.
Adapun sasaran prioritas literasi keuangan pada tahun depan adalah pelajar atau santri, UMKM, penyandang disabilitas. Kemudian menyasar masyarakat daerah Terdepan, Terluar dan Tertinggal (3T).
“Sedangkan sasaran prioritas inklusi keuangan tahun 2023 adalah segmen perempuan, pelajar, mahasiswa dan UMKM, masyarakat di wilayah perdesaan, dan sektor jasa keuangan syariah,” katanya. (HAN)