digitalbank.id – PT Bank Aladin Syariah Tbk. (BANK), sebuah bank digital syariah telah meningkatkan basis pelanggannya secara signifikan dalam waktu kurang dari setahun. Sejak diluncurkannya aplikasi Aladin Bank pada awal 2022 hingga 30 September 2022, Bank Aladin mampu menjangkau 1,1 juta nasabah atau pengguna terdaftar dari seluruh provinsi di Indonesia. Di sisi lain, konsentrasi pelanggan menonjol di daerah dengan penduduk muslim terbesar di Indonesia, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten.
Pertumbuhan yang stabil juga terlihat pada penyaluran pembiayaan. Hingga 30 September 2022, Aladin yang dikenal dengan kode emiten BANK telah berhasil mencatatkan penyaluran sebesar Rp 302,31 miliar. Laba usaha Aladin juga mencapai Rp 62,25 miliar, meningkat 119,22% dibandingkan kuartal ketiga 2021.
Dari segi pendanaan, bank mampu mengumpulkan lebih dari Rp 500 miliar. Presiden Direktur Aladin Diota Marsudi mengatakan Aladin telah mencapai banyak pencapaian di tahun 2022, termasuk peluncuran aplikasi seluler dan kemitraan dengan Alfamart. “Selain meluncurkan aplikasi seluler, kami juga fokus untuk merealisasikan dan mengoperasikan kemitraan kami dengan PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. [AMRT] diumumkan pada pertengahan tahun 2021. Salah satunya rilis fitur tarik tunai atau yang lebih dikenal dengan Tarsetun,” kata Dyota dalam keterangan resmi, Sabtu (29/10/2022).
Tarsetun adalah salah satu digital proposition BANK untuk memperluas reach atau jangkauan Aladin melalui 17.500 outlet Alfamart. Nasabah dapat melakukan tarik setor tanpa kartu. Dyota berharap fitur ini dapat mendekatkan masyarakat kepada akses layanan perbankan syariah dengan mudah.
“Melalui ekosistem Alfamart, Aladin juga sudah masuk ke produk pembiayaan. Produk pembiayaan ini kebetulan baru kita mulai sekitar pertengahan tahun dan terus tumbuh di kuartal tiga ini,” lanjut Dyota. Mengenai pembiayaan, Dyota menjelaskan, mayoritas pembiayaan Aladin disalurkan kepada ekosistem Alfamart. Dia optimistis dengan pencapaian ini karena ini membuktikan sinergi dan kolaborasi kuat antara Aladin dan Alfamart. Dalam rangka melebarkan inklusi keuangan di Indonesia, Aladin juga telah meluncurkan fitur andalannya yaitu tarik setor tunai melalui gerai Alfamart di seluruh Indonesia pada Juni 2022.
Fitur ini akan sangat membantu masyarakat memiliki akses ke layanan perbankan syariah dengan lebih mudah karena masyarakat dapat melakukan transaksi berupa penarikan maupun penyetoran uang tunai, baik dari dan ke rekening Aladin hanya dengan telepon genggam dan tanpa menggunakan kartu debit. Selain itu, Aladin juga telah meluncurkan fitur penyaluran ZISWAF pada Mei 2022 lalu di mana nasabah dapat menyalurkan Qurban, Zakat, Infaq, Sedekah dan Wakaf.
Bersama dengan peluncuran fitur bill payment, fitur-fitur ini memperkuat posisi Aladin sebagai bank syariah digital yang dekat dengan kebutuhan sehari-hari masyarakat, mengajak nasabah saling berbagi, menebar kebaikan dengan mudah untuk disalurkan kepada berbagai lembaga resmi yang telah menjadi mitra Aladin.
Meskipun bisnisnya mulai menunjukkan catatan pertumbuhan yang baik, Aladin masih belum menghasilkan keuntungan pada kuartal III/2022 ini. Hal ini tentu wajar mengingat usia operasional Aladin yang masih sangat belia. Sedangkan dalam rangka pemenuhan Modal Inti, saat ini Aladin masih dalam proses Penambahan Modal melalui skema Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (“PMTHMETD”).
Aladin telah mendapatkan restu dari pemegang saham independen sejak melalui Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa di bulan Juli 2022 lalu. Sebelumnya, Aladin juga telah berhasil meraih lebih dari Rp1 triliun untuk Penambahan Modal melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) di semester I/2022. Dengan pencapaian hingga kuartal III/2022 ini, Aladin berkomitmen memberikan solusi kepada nasabah dan masyarakat guna meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia melalui penyediaan produk dan fitur perbankan yang menarik dengan mengedepankan prinsip syariah dan tata kelola yang baik.
Fitur-fitur tersebut, seiring dengan pengenalan fungsi pembayaran tagihan, memperkuat posisi Aladdin sebagai bank digital syariah yang lebih dekat dengan kebutuhan sehari-hari masyarakat, mengajak nasabah untuk berbagi dan dengan mudah mengakses berbagai institusi resmi yang telah menjadi mitra Aladdin.
Walaupun demikian, Aladdin masih belum untung di kuartal III 2022, meski bisnisnya mulai menunjukkan rekor pertumbuhan yang baik. Mengingat usia operasional Aladin yang masih sangat muda, hal ini tentu wajar. Sementara itu, untuk memenuhi modal inti, Aladin saat ini sedang dalam proses penghimpunan modal melalui skema Penambahan Modal Tanpa Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (“PMTHMETD”).
Aladdin telah beroleh izin pemegang saham independen sejak rapat pemegang saham luar biasa pada Juli 2022. Sebelumnya, Aladin mampu menghimpun tambahan modal lebih dari Rp 1 triliun melalui Skema Preemption Scheme – Hak Memesan Efek Terlebih Dulu (HMETD) pada paruh pertama tahun 2022.
Dengan pencapaian tersebut, Aladin yakin akan mampu memberikan solusi kepada nasabah untuk meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia dengan menawarkan produk dan fitur perbankan yang menarik dengan mengedepankan prinsip Syariah dan tata kelola perusahaan yang bertanggung jawab.(SAF)