digitalbank.id – PT Crowde Membangun Bangsa (Crowde), platform financial technology untuk peer-to-peer lending, juga dikenal sebagai pinjaman online yang mengkhususkan diri di sektor pertanian, optimistis akan berkembang pesat dengan dukungan PT Bank Mandiri (Persero) ) Tbk (BMRI).
Sebagai referensi, Crowde adalah salah satu portofolio modal ventura yang dimiliki oleh BMRI, PT Mandiri Capital Indonesia (MCI) dengan putaran pendanaan pra-seri A pada pertengahan 2019 dan putaran pendanaan seri B pada Oktober 2021. Baru-baru ini, Crowde terlibat dalam sebuah kesepakatan. Mengikuti program business matching bertajuk Xponent by MCI dan berkesempatan bekerjasama dengan Micro Development & Agent Banking Group dan SME & Micro Risk Bank Mandiri.
CEO & Co-Founder Crowde Yohanes Sugihtononugroho mengakui kepercayaan dari Grup Mandiri merupakan berkah bagi pihaknya, terutama dalam rangka percepatan ekspansi bisnis dan memperluas jangkauan. “Tanpa partner strategis, tentu kami tidak akan bisa cepat dalam bergerak memperluas jangkauan, serta semakin optimal memenuhi kebutuhan finansial para petani di semakin banyak pelosok negeri,” ujarnya di Jakarta Selatan, Kamis (20/10/2022).
Crowde sendiri baru sanggup menyalurkan pinjaman Rp221,9 miliar sejak berdiri. Dari jumlah ini, Rp57,24 miliar merupakan pembiayaan baru sepanjang tahun berjalan. Capaian ini membuat outstanding pinjaman Crowde menjadi Rp68,91 miliar kepada 1.141 peminjam (borrower) aktif.
Mayoritas petani dalam ekosistem Crowde bergiat di bidang tanaman pangan, berlokasi di Pulau Jawa. Crowde tengah mengincar para petani di wilayah Sumatra, serta tengah menggelar beberapa pilot project untuk wilayah Indonesia Timur. Menurut Hanes, petani bahan pangan menyimpan potensi besar dalam konteks kebutuhan pinjaman produktif, terutama akses pinjaman yang stabil dan cepat, karena petani itu terkadang butuh fleksibilitas untuk menghadapi berbagai tantangan dalam mempertahankan produktivitas.
Bagi Hanes, kendati segmen petani kerap disebut sebagai peminjam berisiko tinggi dan kurang prospektif, justru Crowde ingin membuktikan bahwa sektor agribisnis di Tanah Air layak untuk terus didukung.
Terlebih, Hanes meyakini petani bahan pangan pokok merupakan segmen yang rentan terhadap gejolak ekonomi global yang beberapa waktu belakangan mengemuka. Peran mereka pun begitu besar buat menjaga ketahanan konsumsi dalam negeri, sehingga kebutuhan finansial mereka patut untuk dipenuhi. “Kalau buat kami, petani itu disebut berisiko tinggi buat yang tidak tahu industrinya dan bagaimana kondisi riil mereka di lapangan.
Crowde berkomitmen hanya menyalurkan pinjaman dalam rangka produktivitas, bukan untuk kebutuhan konsumtif mereka. Kami yakin para petani kuat terhadap potensi gejolak ekonomi, sehingga pinjaman kami tahun depan berpeluang tumbuh dua kali lipat,” tambahnya. Adapun, Department Head Micro Government & Capability Management Bank Mandiri Rino Judhistira menuturkan bahwa kerja sama dengan Crowde merupakan komitmen meningkatkan inklusi keuangan kepada para pegiat sektor pertanian di Indonesia yang populasinya mencapai lebih dari 30 juta orang.
Kerja sama dengan Crowde kali ini pun bukan yang pertama kalinya buat BMRI, sehingga kerja sama terbaru merupakan tahap pengembangan, di mana harapannya tak sekadar menjangkau petani saja. “Bank Mandiri dan Crowde bermaksud melayani sektor pertanian dengan lebih komprehensif, dengan merangkul juga para pelaku ekonomi lainnya di ekosistem pertanian. Kami berharap inisiatif ini dapat mendukung bisnis yang berkelanjutan bagi petani, UMKM pertanian, serta keseluruhan pelaku bisnis yang ada di sektor pertanian,” ungkap Rino.(SAF)