digitalbank.id – Platform open finance terbesar di Asia Tenggara, Ayoconnect, meluncurkan Open Finance API pertama yang memungkinkan lembaga keuangan non-perbankan untuk memulai pembayaran direct debit (debit langsung) berulang dari rekening tabungan pelanggan.
Ayoconnect bekerja sama dengan perbankan untuk menyediakan direct debit yang dapat diakses melalui 1 API. Di antaranya BRI, Bank Mandiri, CIMB Niaga, BNI, Danamon, Bank Syariah Indonesia, dan Bank Neo Commerce. Proses integrasi API tersebut dapat memangkas waktu dan usaha untuk negosiasi persyaratan dan pendaftaran dengan satu bank pada satu waktu.
CEO dan Founder Ayoconnect Jakob Rost mengatakan direct debit otomatis merupakan konsep yang relatif baru di Indonesia. Untuk meyakinkan pengguna bahwa teknologi ini diatur dengan mempertimbangkan perlindungan konsumen, Ayoconnect telah mendapatkan lisensi dari Bank Indonesia sesuai dengan regulasi yang berlaku.
“Direct debit Ayoconnect akan menjadi gamechanger untuk bisnis dan konsumen di Indonesia. Dengan menggunakan direct debit otomatis, bisnis memiliki kendali penuh atas tagihan, dapat mengurangi biaya sekaligus memberikan konsumen biaya pembayaran yang lebih terjangkau,” kata dia dalam keterangan tertulisnya awal pekan ini.
Adapun platform yang menggunakan direct debit API Ayoconnect, yakni penyedia layanan kesehatan digital Milvik Indonesia, aplikasi investasi GoTrade, dan platform kredit digital.
Direct debit API Ayoconnect digunakan untuk menawarkan pembayaran bulanan berulang kepada para pelanggan. Sedangkan GoTrade akan memanfaatkan API Ayoconnect untuk menjadi bisnis pertama di Indonesia yang menawarkan fitur isi ulang otomatis.
“Selain itu, mekanisme pembayaran yang diinisiasi oleh pelanggan hanya dapat dilakukan melalui penyedia pembayaran yang relatif mahal, contohnya melalui kartu kredit. Hal ini pun tidak dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat. Sebagai bagian dari aturan negara, lembaga keuangan pemberi pinjaman tidak dapat mengumpulkan dana dengan menggunakan metode ini. Hal ini semakin mempersempit basis pengguna yang dapat menikmati kemudahan pembayaran berulang otomatis,” jelas dia.
Lebih lanjut, Jakob menjelaskan bahwa transaksi manual berakibat pada biaya penalti atas keterlambatan pembayaran dan memakan waktu. Di mana berdasarkan data non performing loans dari World Bank, bisnis pemberi pinjaman di Indonesia tercatat mengalami tingkat gagal bayar pinjaman (default rate) sekitar 3%.
“Bagi bisnis yang mengandalkan pembayaran reguler seperti perusahaan utilitas, perusahaan asuransi, layanan streaming dan majalah langganan, pusat kebugaran, perusahaan telekomunikasi dan internet, memiliki kendali terhadap pembayaran berulang otomatis dapat menawarkan banyak manfaat seperti efisiensi waktu untuk mengumpulkan dana, mengurangi biaya pengumpulan, mengurangi pembayaran yang terlambat sekaligus tingkat gagal bayar pinjaman,” katanya.
Dengan direct debit Ayoconnect, perusahaan berbagai ukuran termasuk startup dan UMKM dapat memberikan pilihan pembayaran reguler dan pembayaran tunggal berbasis digital kepada konsumen yang telah memberikan persetujuan. Sistem tagihan bulanan otomatis yang dimiliki direct debit Ayoconnect juga membuka peluang bagi perusahaan di Indonesia untuk meluncurkan layanan pinjaman dan buy-now-pay-later (BNPL).
“Kami sudah melihat secara langsung minat yang kuat dari perusahaan seperti perusahaan asuransi dan pemberi pinjaman untuk solusi pembayaran berulang yang andal dan cepat agar dapat mempertahankan layanan dan mengendalikan biaya. Kami percaya direct debit memiliki kemampuan untuk membuka peluang bisnis baru yang menarik dan menghadirkan layanan inovatif seperti BNPL,” demikian Jakob.
Sementara itu, Presiden Direktur PT Milvik Indonesia Wisnu Dharmawan mengaku kemitraan dengan Ayoconnect dapat memenuhi kebutuhan layanan Milvik.
“Milvik sangat bahagia atas kemitraan dengan Ayoconnect karena layanan ini dapat memenuhi kebutuhan kami untuk menawarkan opsi pembayaran yang andal untuk produk kesehatan digital berbagis langganan kami,” ujar dia. (HAN)