digitalbank.id – SEJAK tahun lalu Metaverse menjadi perbincangan menarik di kalangan para bankir. Di saat bank konvensional mulai unjuk gigi masuk ke ekosistem metaverse, bank digital masih belum memberikan sinyal untuk masuk ke ekosistem tersebut.
Jika menilik ke belakang, bank pelat merah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menjadi bank pertama di Indonesia yang masuk dalam ekosistem metaverse dengan menggandeng WIR Group. Terobosan ini memungkinkan nasabah untuk mendapat akses layanan perbankan di ruang virtual dari mana saja dan kapan saja.
“BRI senantiasa mengedepankan customer experience dalam setiap layanan, hadirnya BRI ke dalam dunia metaverse diharapkan bisa menjadi journey baru yang menyenangkan untuk customer, sekaligus dapat menjangkau masyarakat lebih luas lagi untuk melakukan berbagai layanan transaksi digital juga costumer service yang lebih baik kedepannya, baik secara virtually maupun on-site,” ungkap Direktur Bisnis Konsumer BRI Handayani.
Teranyar, PT Bank KB Bukopin Tbk. (BBKP) juga akan memasuki ekosistem metaverse. Namun, bank yang dikendalikan oleh Kookmin Bank ini menyatakan tidak menggandeng WIR Group untuk menjajaki metaverse, melainkan mendatangkan langsung vendor dari Korea Selatan. “Kita [KB Bukopin] di Indonesia tidak menggandeng WIR Group, kita menggandeng vendor lain yang juga sudah kita gunakan di Korea. Tunggu tanggal mainnya,” kata EVP Digital Banking Head KB Bukopin Charles Budiman.
Direktur Kepatuhan PT Bank Jago Tbk. (ARTO) Tjit Siat Fun mengatakan sebagai bank berbasis teknologi yang tertanam dalam ekosistem, perseroan selalu mengkaji perkembangan teknologi terbaru, terutama yang mempengaruhi kebiasaan nasabah (customer behaviour). “Tidak tertutup kemungkinan, kami ekspansi ke teknologi baru seperti metaverse, apabila banyak digunakan oleh masyarakat,” kata Tjit.
Tjit percaya penggunaan teknologi informasi dapat meningkatkan efisiensi biaya operasional dalam memberikan layanan perbankan yang sesuai dengan kebutuhan nasabah. Di sisi lain, Direktur Utama PT Allo Bank Indonesia Tbk. (BBHI) Indra Utoyo mengatakan sebagai platform bank digital, Allo Bank tumbuh bersama jaringan ekosistem bisnis CT Corp dan jaringan ekosistem bisnis mitra strategis.
Indra menyatakan strategi metaverse tidak ditentukan sendiri oleh perseroan, tetapi juga harus sejalan dengan strategi pengembangan layanan dari jaringan ekosistem mitra bisnis yang ingin menghadirkan konvergensi pengalaman layanan fisik dan virtual secara imersif. “Oleh karena itu sampai tahun depan, metaverse belum menjadi fokus perhatian layanan Allo Bank,” terang Indra.
Indra memandang metaverse di dunia perbankan saat ini masih berada di tahap awal, di mana beberapa bank di dunia belum menggunakan metaverse sebagai transaksi perbankan, melainkan sebagai virtual lounge, media promosi, dan info produk perbankan. “Transaksi di metaverse membutuhkan kesiapan dari customer, maturitas teknologi, dan jaringan ekosistem bisnis yang ingin bertransformasi ke pengalaman metaverse,” ungkapnya.
Senada, Presiden Direktur PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) Mahdan menyampaikan saat ini emiten bank grup MNC milik taipan Hary Tanoesoedibjo belum ada rencana untuk terjun ke dalam dunia metaverse. “Namun kita selalu membuka diri dengan teknologi baru yang sedang berkembang,” terang Mahdan.
Emiten bank digital juga terus menguatkan rencana bisnis dengan menggencarkan beragam produk inovasi perusahaan. Bank Jago misalnya, Tjit mengungkapkan dalam waktu dekat perseroan berencana mengintegrasi lebih lanjut dengan ekosistem GoTo.
Ini meliputi integrasi aplikasi, akuisisi nasabah funding, penyediaan produk dan layanan perbankan, hingga penyaluran kredit. “Kami melihat potensi ekosistem GoTo sangat besar dengan jutaan pengguna aktif, mulai dari konsumen Gojek dan Tokopedia, mitra pengemudi Gojek, merchant GoFood, pengguna GoPay, serta merchant Tokopedia, akan terus menjadi fokus pengembangan ekosistem,” ucapnya.
Dia menyampaikan Bank Jago akan terus menumbuhkan kolaborasi dengan ekosistem lain yang sudah ada serta memperbanyak kolaborasi dengan ekosistem-ekosistem baru. Adapun di tahun ini, Tjit mengungkapkan emiten bersandi saham ARTO ini akan memperkuat kolaborasi dengan sejumlah ekosistem financial technology, multifinance, dan lembaga keuangan digital lainnya. “Kolaborasi ini bertujuan untuk meningkatkan akuisisi nasabah baru, transaksi perbankan, hingga menumbuhkan kerja sama pembiayaan (partnership lending),” jelasnya.
Tak mau ketinggalan, Indra menyatakan saat ini sampai dengan 2-3 bulan ke depan, fokus utama Allo Bank adalah untuk memantapkan kolaborasi dengan unit-unit bisnis di seluruh ekosistem bisnis CT Corp. “Sehingga kehadiran Allo Bank melalui produk Allo Prime dirasakan manfaatnya oleh para nasabah dan seluruh stakeholder yang ditandai dengan pertumbuhan nasabah dan transaksi,” bebernya.
Selanjutnya, Allo Bank juga akan meluaskan nasabah ke ekosistem-ekosistem bisnis para mitra strategis seperti jaringan IndoMaret, IndoGrosir, Bukalapak, Grab, Traveloka, dan jaringan mitra strategis lainnya yang akan terus bertambah.
Selain itu, MNC Bank juga terus berinovasi di bidang teknologi untuk meningkatkan layanan kepada nasabah. Layanan berbasis teknologi ini diharapkan dapat memperluas jangkauan MNC Bank kepada masyarakat umum yang ada di dalam fitur-fitur MotionBanking.
Sedangkan dalam beberapa waktu ke depan, Mahdan menyatakan MNC Bank akan memiliki fitur pembayaran QRIS, layanan transfer menggunakan BI-Fast, dan tarik dan setor tunai di minimarket yang saat ini sedang dalam proses uji coba. “Selain itu MNC Bank juga fokus untuk meningkatkan komposisi dana murah [CASA], menyalurkan kredit dengan cara selektif dan hati-hati dan penguatan modal dengan dukungan MNC Group, kami akan memenuhi ketentuan modal minimum sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan [OJK],” terangnya.(SAF)